Ilustrasi (Foto:Shutterstcok.com)
Dream - Kebanyakan pasien yang mengidap penyakit kanker ketika melakukan kemoterapi, akan mengalami kerontokan rambut hingga akhirnya timbul kebotakan.
Hal itu tentu dapat mengganggu psikologis pasien. Maka dari itu, para ilmuwan tengah mencari cara agar pasien kanker yang melakukan kemoterapi tidak mengalami kerontokan.
Para peneliti dari Universitas Manchester mengkalim memiliki cara itu. Pertama, para ilmuwan itu tengah mengembangkan obat untuk menghambat CDK4/6, yang berfungsi seagai penghambatan sel. Obat ini sudah disetujui sebagai terapi kanker.
Obat tersebut nantinya akan berfungsi melindungi folikel rambut dari taxanes, yakni obat kanker yang dapat menyebabkan kerontokan rambut permanen.
" Meskipun pada awalnya ini tampaknya berlawanan dengan intuisi, kami menemukan penghambat CDK4 / 6 dapat digunakan sementara untuk menghentikan pembelahan sel tanpa mempromosikan efek toksik tambahan pada folikel rambut," ujar Ketua Peneliti, Dr Talveen Purba.
Dalam tahap ini, peneliti terlebih dahulu melihat respons folikel rambut terhadap kemoterapi taxane.
Para peneliti kemudian menyimpulkan kalau kemoterapi menjadi salah satu penyebab dari kerontokan.
" Karena itu, kita harus melindungi sel-sel ini paling banyak dari efek kemoterapi yang tidak diinginkan - tetapi agar kanker tidak mendapat keuntungan darinya," kata dia.
Meski demikian, Talveen mengaku penelitian ini masih membutuhkan waktu lebih panjang agar pasien kanker tidak mengalami kerontokan.
" Kami membutuhkan waktu untuk mengembangkan pendekatan lebih lanjut seperti ini untuk tidak hanya mencegah kerontokan rambut, tetapi juga mendorong regenerasi folikel rambut pada pasien yang sudah kehilangan rambut karena kemoterapi," kata dia.
(ism, Sumber: Mirror.co.uk)
Dream - Kanker payudara termasuk penyakit yang sangat ditakutkan kaum wanita. Bukan hanya bisa membuat seorang perempuan kehilangan payudaranya, tapi juga kematian. Sebenarnya penyakit kanker ini bisa disembuhkan, jika ditangani secara tepat.
Seperti yang dialami Yuniarti Tanjung dan Wielly Wahyudi. Dua penyintas kanker payudara jenis HER2-positif, yang merupakan kanker payudara paling agresif. Wielly laki-laki berusia 44 tahun ini mengidap kanker payudara ketika umurnya masih 38 tahun. Awalnya, ia tak percaya laki-laki bisa terkena kanker payudara juga.
Setelah melalui riset di internet dan mengikuti komunitas Cancer Information and Support Center (CISC), ia mengaku banyak mempelajari hal baru mengenai kanker payudara yang ia alami.
" Kita hampir menyerah karena pengobatannya cukup berat, untuk kemoterapinya. Jadi saya waktu itu berpikir ya sudahlah lebih baik saya mati saja," ungkap Wielly saat ditemui dalam acara talkshow Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Kanker Payudara HER2-Positif di Jakarta.
Wielly rupanya ia sempat memikirkan untuk berhenti pengobatan. Harga pengobatan terlalu mahal dan kemoterapi yang menyakitkan, membuatnya berpikir demikian. Hal tersebut juga diamini Yuni.
Kemoterapi menyebabkan berbagai macam penyakit datang dikarenakan leukosit yang turun. " Waktu itu penyakit gampang banget dateng ke saya. Ada orang batuk aja saya bisa tertular. Ya, itu karena leukosit saya kurang," kata Yuni.
Yuni menambahkan, melihat semakin meningkatnya kasus kanker, diabetes, dan hipertensi, penting untuk meningkatkan kesadaran dengan gaya hidup sehat. Terutama generasi muda dan anak-anak.
" Anak-anak sekarang coba ngeri loh lihat makannya. Kalau pasien kanker kan kita dilarang 4P, Pewarna, penguat rasa, pengawet, dan pemanis. Sementara anak-anak sekarang, semua itu resepnya," kata Yuni.
Ia juga menekankan untuk tidak merokok, tak minum minuman beralkohol dan rajin berolahraga. Usahakan untuk selalu mengonsumsi makanan sehat setiap hari.
Laporan: Keisha Ritzska Salsabila
Dream - Kanker identik dengan penyakit yang sangat mematikan. Menurut data Globocan 2018, kanker payudara termasuk lima jenis kanker dengan angka kematian tertinggi di dunia.
Untuk di Indonesia, ada sekitar 22.000 kematian pada kanker payudara. Di antara banyaknya jenis kanker ini, HER2-positif adalah kanker payudara yang lebih ganas. Penyebarannya lebih agresif dibandingkan jenis kanker payudara lainnya.
Sebanyak 20-25% pengidap kanker payudara di Indonesia mengidap HER2-positif. Hal tersebut diungkapkan oleh dr. Ronald A. Hukom, konsultan hematologi dan onkologi dalam acara talkshow " Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Pasien Kanker Payudara HER2-positif di Indonesia" di Jakarta, Kamis, 29 Agustus 2019.
Menurutnya, angka kematian kanker yang tinggi dapat dicegah. Caranya adalah dengan penanganan yang cepat dan tepat. Bahkan menurut dr. Ronald, kanker payudara bisa sembuh.
" Tidak benar kalau dikatakan stadium 4 itu tidak bisa sembuh," ujar Ronald.
Menurut ahli bedah onkologi, dr. Farida Briani Sobri, salah satu pengobatan kanker payudara yang cukup menjanjikan terutama jenis HER2-positif adalah menggunakan Trastuzumab.
Trastuzumab merupakan terapi target. Telah banyak penelitian berskala internasional yang memperlihatkan efek positif pada pasien setelah terapi target. Keuntungan lain dari Trastuzumab adalah efek samping yang lebih ringan.
" Ada efek samping tapi ringan. Relatif bisa diterima pasien dengan penanganan yang benar," kata Farida
Sayangnya, penggunaan obat Trastuzumab ini tergolong sangat mahal. Penggunaannya juga belum bisa efektif, karena prosedur rumah sakit, terutama di RS pemerintah.
" Sebenarnya pelayanan di hampir semua rumah sakit pemerintah di Indonesia masih banyak yang harus diperbaiki," ujar Farida.
Laporan: Keisha Ritzska Salsabila
Advertisement
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta