Makna di Balik Baju Adat yang Dipakai Presiden dan Wapres di Sidang Tahunan MPR

Reporter : Putu Monik Arindasari
Senin, 16 Agustus 2021 15:30
Makna di Balik Baju Adat yang Dipakai Presiden dan Wapres di Sidang Tahunan MPR
Presiden Jokowi memakai busana adat Suku Baduy, sedangkan Wapres Ma'ruf Amin tampil dalam balutan baju adat Suku Mandar.

Dream - Seperti tahun-tahun sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) serta Wakil Presiden, Ma'ruf Amin kembali mengenakan busana adat saat menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2021 jelang peringatan HUT Republik Indonesia.

Di tahun ini, Presiden Jokowi mengenakan busana adat Suku Baduy didampingi apres Ma'ruf Amin yang tampil dalam balutan baju adat Suku Mandar.

Presiden Jokowi mengenakan baju lengan panjang berwarna hitam yang dilengkapi dengan ikat kepala atau songkok bernuansa hitam dan biru serta tas koja. Tak lupa Jokowi juga memakai kantong khas warga Baduy yang terbuat dari hasil hutan adat.

Dilansir dari Liputan6.com, baju yang dikenakan Jokowi adalah pakaian adat yang digunakan setiap hari oleh warga Kanekes, sebutan lain bagi warga Baduy. Pakaian adat tersebut disiapkan langsung oleh Jaro Saija, yang dibuat dengan tangan asli warga Baduy dan diproduksi secara tradisional.

1 dari 6 halaman

Bermakna Persatuan dan Kesatuan

Jaro atau kepala desa bernama Saija mengungkapkan pakaian tersebut bermakna persatuan dan kesatuan, khususnya pada lomar atau ikat kepala yang digunakan Jokowi.

" Harapan kami, mudah-mudahan semuanya terikat, tenteram, sejahtera, subur makmur, gemah ripah loh jinawi. Ikat itu lambang, supaya terikat seluruh bangsa dan negara dalam aturan undang-undang," kata Jaro Saija, pada Senin 16 Agustus 2021

Presiden Jokowi dengan Baju Adat Suku Baduy

Tokoh pemuda adat Baduy Luar, Mulyono, mengatakan bahwa baju adat yang digunakan Jokowi bernama Jamang Hideung Kancing Batok. Jamang hideung biasanya dipasangkan dengan samping poleng atau sarung tenun motif poleng.

Selain itu, dapat juga dipadukan dengan celana tenun ukuran selutut atau biasa disebut pokek cele. Sementara itu, penutup kepala warna biru yang disebut lomar biasanya dipakai oleh warga Baduy Luar.

2 dari 6 halaman

Makna Lainnya

Sedangkan warga Baduy Dalam mengenakan Jamang Kurung untuk atasan dan Samping Aros sebagai bawahan. Pakaian Baduy Dalam identik dengan warna hitam putih. Sedangkan Baduy Luar ada tiga warna, hitam, putih dan biru.

" Baju yang dikenakan bapak presiden kami sebut Jamang Hideung Kancing Batok. Itu adalah baju resmi adat Baduy. Tentu ini menjadi sejarah sekaligus kebanggaan luar biasa bagi kami. Momen ini semoga generasi milenial akan termotivasi untuk semakin mencintai budaya," kata Mulyono, melalui pesan elektroniknya, Senin 16 Agustud 2021.

Menurut pria yang akrab disapa Kang Mul itu, bagi warga Baduy, warna-warna dalam busana adat mereka menunjukkan sikap dalam memahami kehidupan dan alam. Warna hitam melambangkan gelap malam hari dan warna putih terang layaknya siang hari.

Ini berarti, manusia hanya bisa melihat hitam gelap di malam hari dan terang di siang hari sehingga tak bisa memastikan apa yang akan terjadi di hari esok. Warna biru dalam ikat kepala warga Baduy Luar adalah warna pertama yang dihasilkan dari daun-daun kayu.

 

3 dari 6 halaman

Makna Baju Adat Suku Mandar

Sementara itu, Wakil Presiden Ma'aruf Amin yang turut menghadiri acara tersebut tampak mengenakan busana adat khas Suku Mandar yang berasal dari Sulawesi Barat.

Wapres Ma'ruf Amin Kenakan Baju Adat Suku Mandar

Ma'ruf Amin tampil dalam balutan jas serta celana hitam yang dilengkapi dengan kain sarung tenun mewah bercorak Khas Mandar yang digunakan sebagai ikat pinggang. Penutup kepala bernama Songkok Tabone yang dikenakan Ma'ruf membuat pakaian adat Suku Mandar terlihat elegan.

Mengutip dari liputan6.com, Pakaian adat pria Suku Mandar yang dikenakan Ma'ruf Amin memiliki desain yang sederhana. Hal tersebut dilandasi oleh filosofi bahwa pria Mandar harus gesit dan cekatan dalam bekerja.

 

4 dari 6 halaman

Sidang Tahunan MPR: Jokowi Pakai Baju Adat Baduy, Wapres Pakaian Suku Mandar

Dream - Presiden Joko Widodo hari ini (Senin, 16 Agustus 2021) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan di dalam Sidang Tahunan MPR 2021. Seperti tradisi di setiap momen kenegaraan, Jokowi kembali mengenakan pakaian adat.

Pada Sidang Tahunan MPR 2021, presiden Jokowi memilih pakaian adat Suku Baduy Sunda. Setelah atasan dan bawahan dominan hitam, dipadu ikat kepala biru hitam dan tas koja, kantong yang biasa dikenakan masyarakat Badui.

Di-Like 829 Ribu Netizen, Lihat Gaya Jokowi Promosi Sneakers Greysia Polii

Jokowi hadir di Aula Sidang Tahunan MPR pukul 08.00 WIB. Dijadwalkan, Jokowi menyampaikan Pidato Kenegaraan pukul 09.00 WIB dan Pidato RAPBN pukul 10.00 WIB.

Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin tampak mengenakan pakaian adat Suku Mandar, Sulawesi Barat. Tampilan Ma'ruf cukup sederhana, sesuai dengan nilai filosofis kaum pria Mandar yang harus bergerak cekatan.

Ma'ruf tampil dalam paduan jas celana hitam dibalut sarung tenun Mandar. Selain itu, mengenakan Songkok Tabone sebagai penutup kepala.

5 dari 6 halaman

Jokowi Anggap Krisis, Pandemi, dan Resesi Sebagai Api

Dream - Presiden Joko Widodo menganggap krisis, resesi, dan pandemi yang terjadi di Indonesia saat ini ibarat api. Namun pemerintah memastikan takkan pernah menyerah menghadapi kondisi tersebut dengan mengerahkan segala bentuk upaya menuntut kreativitas dan inovasi.

Presiden Joko Widodo menyatakan pandemi mendorong untuk terus berpikir dan belajar. Semata demi menemukan cara-cara baru untuk menekan dampak buruknya.

Sidang Tahunan MPR: Jokowi Pakai Baju Adat Baduy, Wapres Pakaian Suku Mandar

" Pandemi itu seperti kawah candradimuka yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah," ujar Jokowi dalam Pidato Kenegaraan pada Sidang Tahunan MPR, disiarkan YouTube DPR RI.

Jokowi mengatakan pandemi memberikan beban cukup berat bahkan penuh risiko. Juga memaksa semua pihak menghadapi ancaman tersebut.

" Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita, semuanya diuji dan sekaligus diasah," ucap Jokowi.

 

6 dari 6 halaman

Ujian dan Asahan

Selanjutnya, Jokowi menekankan ujian dan asahan ibarat dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Pandemi, kata dia, tidak hanya memberikan beban namun juga kesempatan untuk memperbaiki diri.

Ketika ujian semakin berat, maka asahan akan semakin meningkat. Sehingga kemampuan bangsa semakin kuat dalam menghadapi segala krisis.

Jokowi Minta Harga PCR Turun Jadi Rp450-550 Ribu, Hasilnya Lebih Cepat

" Itulah proses menjadi bangsa yang tahan banting, yang kokoh, dan yang mampu memenangkan gelanggang pertandingan," kata dia.

 

Beri Komentar