Ilustrasi (Pixabay)
Dream - Mendengkur saat tidur jadi hal yang sering terjadi jika seseorang merasa kelelahan. Sebagian besar orang menganggapnya hal wajar. Padahal, mendengkur merupakan pertanda jelas kalau terdapat masalah dengan pernafasan.
Mereka yang mendengkur setiap hari juga sangat mungkin mengalami sleep apnea yaitu gangguan tidur serius, di mana pernapasan sering berhenti selama tidur. Efeknya adalah seluruh organ tubuh terutama otak, tidak mendapat oksigen yang cukup.
Dikutip dari WebMD, Selasa 22 Januari 2019, jika tak segera diatasi, lama-kelamaan organ bisa mengalami penurunan fungsi. Memicu tekanan darah tinggi, pembesaran jantung, termasuk meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan strok.
Jangan sepelekan kebiasaan mendengkur karena efeknya sangat sistemik bagi tubuh. Lalu apa penyebab seseorang bisa mendengkur?
1. Saluran hidung tersumbat
Beberapa orang hanya akan mendengkur saat mengalami alergi atau memiliki infeksi sinus. Kelainan bentuk hidung seperti septum yang menyimpang (perubahan struktural pada dinding yang memisahkan satu lubang hidung dari yang lain) atau polip hidung juga dapat menyebabkan penyumbatan.
2. Kekuatan otot tenggorokan dan lidah yang buruk
Otot tenggorokan dan lidah pada beberapa orang kondisinya terlalu rileks. Hal ini membuatnya kerap jatuh kembali ke jalan napas. Bisa jadi karena konsumsi alkohol, atau penggunaan beberapa obat tidur. Penuaan juga bisa menyebabkan relaksasi berlebihan pada otot-otot ini.
3. Jaringan tenggorokan yang besar
Jaringan tenggorokan besar ini juga kerap memicu mendengkur. Salah satu penyebab jaringan membesar adalah kelebihan berat badan. Anak-anak dengan amandel yang membengkak juga cenderung mendengkus.
4. Langit-langit mulut yang panjang atau uvula
Uvula yang panjang, jaringan yang menggantung di belakang mulut, dapat mempersempit celah dari hidung ke tenggorokan. Ketika struktur-struktur ini bergetar dan berbenturan satu sama lain, jalan napas menjadi terhambat, yang akan menyebabkan dengkuran.
Untuk masalah mendengkur ini sangat disarankan menjalani konsultasi dengan dokter spesialis tidur. Nantinya saat tidur, pernapasan akan dianalisis untuk menentukan terapi yang tepat.
Laporan Mega Rasmiyati
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media