Kasus Covid-19 Melonjak, Cegah Hunian Penuh dengan 3M

Reporter : Annisa Mutiara Asharini
Selasa, 8 Desember 2020 16:46
Kasus Covid-19 Melonjak, Cegah Hunian Penuh dengan 3M
Masyarakat diimbau untuk tidak jenuh melakukan 3M.

Dream - Lonjakan kasus Covid-19 membuat tingkat hunian pasien di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran dan Flat Isolasi Mandiri Tower 5 terus meningkat. Tingkat masing-masing hunian berada di atas 50 persen.

Koordinator RS Darurat Covid-19 Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmono memaparkan tingkat hunian pasien bergejala ringan mencapai 57,44 persen. Sedangkan tingkat hunian pasien rawat inap dan isolasi mandiri mencapai 52,7 persen.

" Pasien yang diisolasi mencapai 825 orang dari kapasitas 1.500, sedangkan pasien yang dirawat mencapai 2.041 orang. Masih lebih dari 40 persen tersisa hunian dan flat isolasi mandiri," ungkapnya di webinar 'Strategi Rumah Sakit Rujukan Tangani Peningkatan Angka Positif Covid-19' BNPB, Jakarta, Senin 7 Desember 2020.

Diperlukan strategi untuk mengantisipasi lonjakan tersebut. Apabila peningkatan angka pasien terus meningkat, jumlah ketersediaan ruang perawatan dikhawatirkan tidak lagi mencukupi.

1 dari 5 halaman

Upaya Perlindungan

Protokol 3M (Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) yang konsisten dilakukan oleh semua pihak merupakan salah satu upaya untuk mengurangi lonjakan kasus dan hunian.

" Kita tahu bahwa virus ini pelindung kulitnya sangat tipis, mudah hilang dengan sabun. Sehingga cuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker dapat memberi perlindungan spesifik," ujar dr. Riris Andono Ahmad PhD, Ahli Epidemiologi UGM.

dr. Retno Asti

Diharapkan dengan promosi kesehatan dan perlindungan ini kalau dilakukan dengan kompak dari level pemerintahan hingga ke masyarakat akan memutus rantai penularan.

" Kita juga memperdayakan kader dan ketua satgas di setiap wilayah. Kita juga punya tim tracer yang saling berkoordinasi," ujarnya.

 

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

2 dari 5 halaman

Soal Vaksin Covid-19, Bio Farma Tunggu Izin Edar BPOM

Dream - Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir, mengaku telah menerima 1,2 juta vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech. Vaksin tersebut tiba di Indonesia pada Minggum 6 Desember 2020.

Vaksin Covid-19 tahap awal ini akan diberikan kepada tenaga kesehatan yang bekerja di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Namun, vaksinasi Covid-19 dilakukan setelah mendapat emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

" Tentu pemberian (vaksin) ini setelah mendapatkan izin penggunaan darurat atau yang kita kenal EUA dari Badan POM," katanya dalam konferensi pers, Selasa 8 Desember 2020.

 

3 dari 5 halaman

3 Juta Dosis Siap Pakai

Honesti menyebut, Bio Farma akan menyiapkan 3 juta dosis vaksin Covid-19 siap pakai. Sebanyak 1,2 Juta vaksin telah ada di PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat. Sementara sisanya, 1,8 juta dosis vaksin Covid-19 siap pakai baru didatangkan dari China pada akhir Desember 2020.

" Atau awal Januari paling telat (vaksin Covid-19 didatangkan dari China)," sambungnya.

Sementara itu, pemerintah berencana mendatangkan 15 juta dosis vaksin Covid-19 dalam bentuk bahan baku pada pertengahan Desember ini. Pada Januari 2021, pemerintah kembali mendatangkan vaksin Covid-19 bahan baku sebanyak 30 juta dosis.

" Keseluruhan vaksin yang akan tiba semuanya jenis vaksin yang sama dengan yang tengah dilakukan uji klinis fase 3 baik di Indonesia maupun Brasil dan beberapa negara lainnya," jelas dia.

 

4 dari 5 halaman

Alasan Pilih Vaksin Sinovac

Honesti menjelaskan, dasar pemilihan vaksin Covid-19 Sinovac merujuk pada unsur keamanan, cepat dan mandiri.

Vaksin tersebut juga terjamin keamanannya karena telah melewati uji pra klinis, uji klinis tahap 1, 2 dan 3.

" Dari sisi platform atau metode pembuatan vaksin ini menggunakan platform virus yang dimatikan yang sudah terbukti pada jenis-jenis vaksin lainnya. Dan platform tersebut sudah dikuasai Bio Farma. Penentu lainnya adalah sistem mutu yang dimiliki oleh Sinovac sudah dakui badan kesehatan dunia atau WHIO," tandasnya.

Sumber: merdeka.com

5 dari 5 halaman

Buruh dan Pedagang Pasar Akan Diprioritaskan Dapat Vaksin Covid

Dream – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah telah menyusun prioritas orang-orang yang akan mendapatkan vaksin Covid-19 produksi Sinovac. Daftar prioritas itu adalah para petugas medis, TNI dan polri.

“ Sesuai dengan rekomendasi dari komite penasihat ahli imunisasi nasional, prioritas yang akan diberikan imunisasi nanti adalah pertama adalah mereka yang berada di garis depan yaitu para petugas medis, kemudian petugas non-medis yang termasuk TNI dan Polri,” kata Muhadjir Effendy dalam konferensi pers Pengadaan dan Tindak Lanjut Kedatangan Vaksin Covid-19, dikutip dari Liputan6.com, Selasa 8 Desember 2020.

Prioritas penerima vaksin Covid-19 selanjutnya adalah kelompok risiko tinggi yaitu kelompok pekerja termasuk di dalamnya para pedagang pasar, pelayan toko atau pramuniaga dan juga mereka yang bekerja di sektor sektor perusahaan industri para karyawan dan para pegawainya.

Tak hanya itu, pemerintah juga akan memprioritaskan mereka yang melakukan contact tracking kelompok risiko dari keluarga dan kontak kasus Covid-19. Terakhir adalah administrator pemerintah yang terlibat dalam memberikan layanan publik.

“ Saya tegaskan apa yang diamanatkan presiden pada rapat rapat kabinet terbatas bahwa di dalam vaksinasi ini ada dua, yang satu perhatikan di samping mereka yang berada di garda depan itu juga harus memperhatikan tentang geospasial atau lokasi dimana terjadi kemungkinan terjadi penumpukan partikel virus,” kata dia,

Menurut Muhadjir, kalangan prioritas itulah yang lebih diutamakan mengingat sebaran Covid-19 Indonesia ini tidak merata dan di mana saja kemungkinan terjadi penumpukan partikel-partikel virus dan tidak.

Presiden juga meminta faktor peta sebaran Covid-19 mendapat perhatian penuh dalam penetapkan masyarakat penerima vaksin tersebut.

“ Sehingga penggunaan vaksin nanti betul-betul efisien tidak asal hantam merata, tapi berdasarkan seleksi siapa yang paling berada di garda depan yang sangat rentan sebagai orang yang akan terinfeksi maupun penyebar,” kata dia.

 

(Sumber: Liputan6.com/Tira Santia)

 

 

Beri Komentar