Ilustrasi/ Foto: Shutterstock
Dream - Makan makanan lezat harusnya jadi momen menyenangkan, tapi pria asal China selalu menangis setiap melihat makanan. Rupanya ia terkena sindrom langka, yaitu crocodile tear syndrome atau " sindrom air mata buaya" , suatu kondisi medis yang menyebabkan orang meneteskan air mata setiap kali mereka makan.
Menangis biasanya dipicu oleh reaksi emosional yang kuat, seperti kesedihan, rasa sakit, atau tawa yang tak terkendali, tetapi dalam kasus yang jarang terjadi, tangisan dapat dipicu oleh sesuatu yang tidak berbahaya seperti makan. Seorang pria tua yang disebut 'Mr. Zhang', bukan nama sebenarnya, oleh media China, dilaporkan mulai meneteskan air mata ketika dia makan.
Awalnya, ia tak menyadari dan tak terlalu peduli dengan dari mata yang jatuh saat ia makan. Ternyata lama kelamaan, air matanya membanjir setiap ia mengunyah makanan lebih lama. Hal ini tentu saja sangat menggangu kualitas hidupnya.
Zhang mulai menghindari makan di depan umum, karena takut air mata mengalir di wajahnya di depan orang-orang. Untungnya, dia menyadari bahwa ini harus segera dicari solusi, kemudian Zhang berkonsultasi dengan dokter.
Ia mendatangi rumah sakit di Wuhan untuk menjalani pemeriksaan, dan didiagnosis dengan kondisi medis langka yang umumnya dikenal sebagai “ sindrom air mata buaya”. Dokter Cheng Mian Chinh, kepala Departemen Oftalmologi di rumah sakit tersebut menjelaskan bahwa kondisi tersebut berkaitan dengan kelumpuhan wajah yang pernah dialami Zhang sebelumnya.
Proses pemulihan dari kelumpuhan wajah telah mempengaruhi aktivitas kelenjar lakrimal, terutama yang ada di mata kirinya. Selama periode pemulihan, serabut saraf wajah menjadi salah arah, dan saraf saliva akhirnya menginervasi kelenjar lakrimal dan bukan kelenjar submandibular.
Efek dari kesalahan arah saraf wajah ini adalah bahwa rangsangan seperti bau atau rasa makanan, alih-alih menyebabkan air liur, merangsang kelenjar lakrimal tapi malah memicu keluarnya air mata.
Gejala sindrom air mata buaya ini cukup beragam. Ada kasus yang lebih ringan, umumnya ditangani dengan konseling dan pemantauan rutin. Dalam kasus yang lebih parah, pengobatan yang paling populer adalah suntikan toksin botulinum ke kelenjar lakrimal, untuk menghentikan transmisi sepanjang serat saraf yang diregenerasi secara menyimpang ke kelenjar yang terkena.
Intervensi bedah juga merupakan solusi, dan itu adalah yang dilakukan kasus Zhang. Setelah berkonsultasi, untuk mengatasi keluarnya air mata terus menerus saat makan, Zhang memutuskan untuk menjalani operasi.
Sumber: Oddity Central
Dream - Seorang anak perempuan di India mengalami fenomena sangat langka. Dia selalu mengeluarkan batu setiap kali menangis dan bukan air mata.
Kejadian itu dilaporkan sudah terjadi dua bulan belakangan. Hal itu membuat heboh masyarakat sekitar.
Dikutip dari Oddity Central, gadis 15 tahun itu mulai mengeluarkan batu-batu kecil dari matanya pada 17 Juli 2021. Sejak itu dia mengeluarkan 10 sampai 15 air mata batu setiap hari.
Sudah lebih dari 70 air mata batu telah dikumpulkan selama lebih dari dua bulan sejak fenomena unik itu terjadi pertama kali.
Dalam video pendek yang viral beberapa waktu lalu, Chandni memperlihatkan benjolan kecil di kelopak mata kirinya. Setelah dipijat dengan tangan, benjolan tersebut ternyata menjadi batu.
Setelah batu terjatuh dari mata, satu lagi muncul dan kali ini di mata kanannya. Keduanya ditangkap dan dikumpulkan ke koleksi yang terus bertambah.
Keluarga dan kerabat dekat Chandni di Desa Gadiya Balidaspur, Negara Bagian Uttar Pradesh, percaya gadis itu benar-benar menangis. Tetapi dokter mata bersikeras bahwa hal seperti itu tidak mungkin.
Dokter mata kenamaan di Uttar Pradesh, Awadhesh Kumar, mengatakan, tidak ada penjelasan ilmiah untuk hal seperti itu. Dia menduga bahwa Chandni memasukkan batu ke matanya sendiri, untuk mendapatkan perhatian atau seseorang membuatnya melakukan hal tersebut.
Direktur Rumah Sakit Mata Durga, Neeraj Gupta, juga menegaskan fenomena seperti itu tidak memiliki dasar medis dan lebih ke arah penipuan.
Karena kemiskinan, keluarga Chandni tidak memiliki sarana untuk memeriksakan ke dokter. Sehingga misteri kondisinya tidak dapat dipecahkan untuk saat ini.
Laporan : Syifa Putri Naomi