Zarifeh Menjadi Ratu Di Acara Sekolahnya. (Foto: Nytimes)
Dream - Masyarakat San Bernardino mulai terkena islamphobia sejak kasus terorisme 2015 lalu. Banyak pihak yang menduga, pelaku dari tindak tak terpuji ini adalah seorang wanita yang mengenakan jilbab.
Karena kejadian ini, Zarifeh, muslim yang tinggal tidak jauh dari lokasi takut menjadi korban aksi anti-islam masyarakat Amerika Serikat. Sehingga, sang ibunda dan bibi takut untuk keluar rumah.
" Kami hanya takut disakiti oleh orang-orang," keluh Zarifeh seperti yang dilansir New York Times.
Kejadian terorisme yang mengakibatkan 14 orang tidak bersalah tewas ini, tidak mengubah kehidupan pendidikan dan sosial dari gadis yang menempuh pendidikan tingkat menengah atas ini.
Belum lama, Zarifeh bahkan terpilih menjadi seorang Ratu di acara sekolahnya. Menjadi Ratu di sekolah merupakan hal yang hampir diimpikan oleh semua gadis Amerika Serikat.
Hal ini membuktikan bahwa tidak ada islamphobia di San Bernardino.
(Zarifeh dan teman-teman sekolahnya, Foto: nytimes)
" Ini sebagai bukti bahwa kami tidak membedakan ras," kata Sarahi Sanchez, teman Zarifeh.
Senada dengan temannya, Zarifeh mengungkapkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari seorang muslim. " Pembuktian bahwa tidak semua muslim mengkhawatirkan," ucap Zarifeh.
Busana yang dikenakan oleh Zarifeh saat dirinya diaulat menjadi pemenang Ratu Kecantikan di sekolahnya, adalah baju menikah yang biasa dipakai oleh wanita Arab. (Ism)
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000