Ilustrasi (Foto:Shutterstcok.com)
Dream - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rudiantara masih mempelajari bahaya yang dampak game online Player Unknown's Battlegrounds (PUBG).
Kominfo juga berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang sedang mengkaji fatwa haram game itu.
" Ya kita tunggulah koordinasi beberapa pihak yang salah satunya MUI, karena yang mengangkat MUI jadi kita tunggu saja ya. Kalau menjadi kemudaratan bagi bangsa, tentu kita harus pertimbangkan (hapus). Itu saja," ujar Rudi dikutip dari Merdeka.com, Selasa 26 Maret 2019.
Berbagai kalangan menganggap game PUBG menjadi salah satu penyebab pemainnya berperilaku keras dan ingin meniru setiap adegan yang dilakukannya ketika bermain.
Kasus terbaru, pelaku teror di Selandia Baru juga mengaku terinspirasi melakukan aksi kejamnya dari game yang diciptakan perusahaan asal Tiongkok, Tencent itu.
(ism)
Dream - Perusahaan pembuat gim PlayerUknown's BattleGround (PUBG), Tencent, sedang menguji coba fitur batas waktu bermain gim ini. Uji coba itu dilakukan di server India.
Tencent mengatakan, fitur baru untuk membuat keseimbangan masa pakai ponsel yang lebih baik. Phone Radar menyebut, batas waktu yang ditetapkan yaitu 6 jam. Tiap harinya, batas waktu itu akan diatur ulang pada pukul 05.30.
Selain itu, Tencent juga akan melengkapi gim ini dengan verifikasi usia. Apakah, si pemain gim berusia di atas 18 tahun atau tidak.
Belum jelas apakah, sistem ini akan diberlakukan untuk versi PC atau mobile dari gim ini.
Di India, gim ini telah dilarang untuk dimainkan. Polisi juga telah menggelar penangkapan terhadap pemain yang melanggar aturan itu.
Meski dilarang, gim bertema battle royal seperti Apex Legends dan Fortnite masih dapat dimainkan di India. Bahkan kabarnya, Apex Legends dikabarkan akan keluar dengan versi mobile pada akhir tahun ini.
Dream - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menargetkan fatwa haram permainan online, PlayerUknown`s BattleGrounds (PUBG), akan rilis bulan depan. MUI saat ini masih menunggu masukan dari pihak-pihak terkait.
" Ya tidak terlalu lama. Paling lama 1 bulan. Bahkan lebih cepat lebih baik supaya orang tidak bingung, tidak ada keraguan justru harus ada kepastian," kata Wakil Sekjen MUI Pusat, Amirsyah Tambunan, Senin, 25 Maret 2019.
Dilaporkan Merdeka.com, Amirsyah mengatakan, akan terus meminta masukan berbagai pihak atas putusan itu. Nantinya, kajian yang masuk ke MUI akan dipertimbangkan dengan baik.
" Apakah nanti fatwanya segera akan diterbitkan tergantung pada kajian akademik dan masukan berbagai pihak. Aspek kesehatan, psikologi, semua pihak kita mintai masukan," ucap dia.
MUI, kata Amirsyah, mendukung gim yang mengedukasi generasi muda, misalnya gim mengenai ilmu pengetahuan alam dan matematika.
Tetapi, MUI Pusat secara tegas menolak gim yang mengandung tema kekerasan, pornografi, dan horor.
Amirsyah menyebut, gim dengan konten semacam itu dapat merusak pikiran generasi muda dan memunculkan benih radikal teroris di dalam dirinya.
" Intinya gim yang menghabiskan waktu membuat pikiran orang yang nonton keracunan, ketergantungan, dan melalaikan tugas-tugas pelajar sesungguhnya lebih banyak mudarat," kata dia.
(Sah, Sumber: Merdeka.com/Titin Suprihatin)
Meski begitu, wacana pelarangan mengenai gim berbau kekerasan terus bergulir. Wakil Ketua Komisi Hukum MUI Pusat, Ihsan Abdullah menyebut, momentum pelarangan gim berbau kekerasan, usai peristiwa teror di Selandia Baru, sebetulnya tepat.
" Kalau masih gejala semacam ini kan bagus kalau segera dilakukan fatwa supaya menjadi dasar melarang proses permaian itu," ujar Ihsan.
Tetapi, Ihsan tak ingin terburu-buru. Saat ini, Komisi Hukum MUI Pusat sedang mengkaji beberapa aspek dari konten gim tersebut. Dia bahkan telah mengajukan wacana tersebut ke Komisi Fatwa.
" Komisi Fatwa MUI mungkin akan meminta komisi pengkajian dan beberapa komisi lain untuk mendapat masukan yang komprehensif akibat dari permainan ini, baik dari segi konten maupun segi lainnya," ucap dia.
Dia mencontohkan, permainan seperi PUBG itu telah menimbulkan keasyikan kalangan remaja, hingga lupa beraktivitas pokok. " Gim ini menimbulkan keasyikan hingga lupa makan. Anak-anak SMA itu pulang dari sekolah nangkring di warnet," kata dia.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR