Kunci Mengontrol Serangan Alergi, Cari Pemicunya

Dream - Setiap orang yang menderita alergi pasti berharap untuk sembuh. Namun, kenyataannya alergi cukup sulit disembuhkan. Bahkan, dokter mengklaim bahwa alergi hanya bisa dikontrol.
Serangan alergi bisa berbagai macam. Mulai dari gatal, batuk hingga sesak napas. Untuk mendeteksi sebuah keluhan, apakah alergi atau bukan perlu dilakukan tes di rumah sakit.
Gangguan alergi ini bisa hilang tapi jika serangannya muncul saat masih bayi. "Secara teori, kalau kenanya saat masih bayi, bisa lama-lama hilang. Jadi, sel imunnya terpapar belakangan. Tapi kalau kenanya pada masa balita, biasanya terbawa terus sampai dewasa," ujar Rini Sekartini, Konsultan Tumbuh Kembang Anak di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu 28 Agustus 2019.
Cari Pencetus
Dalam kasus alergi, hal terpenting adalah mencari pencetus utama alerginya. Pada bayi yang alergi susu sapi, misalnya, orangtua bisa mencoba mencari sumber protein lain sebagai pengganti.
"Kalau masih bayi, orangtua bisa melakukan eliminasi untuk memantau supaya pertumbuhannya tidak bermasalah. Kalau di atas 1 tahun, bisa provokasi dengan mencari penyebab alergi dan mengontrolnya," ungkap Rini.
Susu Sapi
Susu sapi termasuk pencetus alergi yang cukup umum. Bukan hanya susunya, tapi juga produk turunannya seperti biskuit, keju dan minuman lain. Untuk melatih toleransi pada tubuhnya, bisa juga diberikan sedikit demi sedikit produk susu.
"Di atas 1 tahun bisa dicoba provokasi, tapi tarik ulur ya. Kalau gejalanya timbul lagi ya disetop," ungkap Rini.
Jika alergi tidak bisa disembuhkan, maka orangtua bisa mencari alternatif lain. Seperti susu soya atau susu sapi yang proteinnya dikecilkan atau extended.
Kulit Gatal karena Udara Dingin, Alergi atau Bukan?
Dream - Tidak jarang kita melihat seseorang yang alergi pada suhu udara, seperti alergi dingin atau udara pagi. Padahal, keduanya tidak termasuk alergi.
"Itu termasuk non alergi. Karena udaranya hanya kontak tanpa masuk ke dalam tubuh dan memengaruhi sistem imun. Kalau alergi disebabkan oleh zat asing yang masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan reaksi imunitas," ujar Budi Setiabudiawan, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak di Rumah Maroko, Jakarta Pusat, Rabu 10 April 2019.
Tidak hanya karena udara, reaksi non alergi ini bisa terjadi karena stres. Berbeda dengan alergi, non alergi kebanyakan mulai dialami ketika dewasa.
Namun, alergi maupun non alergi bisa ditangani dengan cara yang sama. "Sama saja cara mengobatinya. Yang membedakan hanya pada mekanisme kekebalannya saja".
Kontrol Alergi
Meskipun tidak bisa disembuhkan, alergi masih bisa dicegah dan dikontrol. "Alergi maupun non alergi itu penyakit atopik yang tidak akan muncul ketika tidak ada pemicunya. Jadi, hindari pemicunya. Sesedikit apapun itu," jelasnya.
Ia tidak menyarankan untuk memaksakan diri melawan alergi, karena pada kenyataannya kondisi tersebut tidak bisa disembuhkan dan bisa menyebabkan jantung atau hipertensi jika tidak dikontrol dengan baik.
"Lebih baik cari alternatif cara supaya tidak terkena alergi. Atau dicegah di usia dini dengan memberikan ASI pada anak, kasih makanan padat di usia 6 bulan, boleh diblender dan hindari asap rokok. Kalau nggak dapat ASI, bisa berikan susu formula hidrolisan atau susu kedelai," tutupnya. (ism)
Beda Batuk karena Virus dan Batuk Alergi
Dream - Batuk terus-menerus tentunya sangat menyiksa. Terutama jika muncul pada malam hari. Kamu jadi sulit tidur dan keesokan harinya tubuh terasa lemas dan sangat mengantuk.
Batuk malam hari, biasanya bukan disebabkan oleh virus dan tak akan mempan jika diobati dengan obat batuk biasa. Batuk tersebut muncul karena reaksi alergi.
Dilansir dari Live Strong, biasanya alergi akan menimbulkan penderita terbatuk-batuk tanpa mengeluarkan lendir atau batuk kering.
Malah, batuk kering ini merupakan reaksi langsung dari sebuah alergi, terutama alergi yang berasal dari udara terbuka. Misalnya, cuaca. Selain itu juga, ada beberapa reaksi lainnya yang muncul berdasarkan batuk kering. Seperti, mata menjadi berair, merah, dan gatal.
Tenggorokan juga jadi terasa sangat gatal dan bersin terus-menerus. Menurut American College of Allergy, reaksi lainnya yang dapat muncul adalah sakit kepala, dan pusing.
Lantas, apa bedanya dengan batuk yang disebabkan virus?
Biasanya, batuk karena alergi tidak menimbulkan lendir. Sementara batuk karena virus atau bakteri cenderung basah. Lendir turun ke bawah melalui bagian belakang tenggorokan. Hal ini mengakibatkan tenggorokan membengkak dan kadang juga disertai sesak napas.
Pasalnya, lendir tersebut juga kadang bisa sampai menumpuk dan menghalangi jalur pernapasan. Selain itu, virus dalam tubuh akan menyebabkan infeksi yang ditandai dengan demam. Demam inilah yang menjadi salah satu pembeda dari batuk kering yang disebabkan oleh alergi.
(Sah, Laporan Karla Farhana/ Sumber: Fimela.com)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

7 Cara Efektif Obati dan Cegah Infeksi Saluran Kemih Sebelum Putuskan Periksa ke Dokter
Bakteri E. Coli yang sebabkan infeksi saluran kemih bisa diatasi dengan melakukan beberapa cara ini.
Baca Selengkapnya

Lakukan 6 Hal untuk Tangkal Efek Buruk Polusi Udara
Tak cukup memakai masker, kamu harus lakukan hal-hal ini agar bebas dari dampak buruk polusi udara.
Baca Selengkapnya

Deretan Risiko Jika Mengonsumsi Air Tak Layak Minum
Penting untuk lebih selektif memilih air yang bersih dan berkualitas.
Baca Selengkapnya

5 Makanan Berlemak Tinggi yang Wajib Dihindari Saat Diet
Makanan tinggi lemak seringkali ditemui di camilan sehari-hari dan bisa membuat gagal diet.
Baca Selengkapnya

5 Kebiasaan Simpel yang Bisa Bikin Lebih Tahan Terhadap Stres
Stres bisa dikontrol dengan menerapkan gaya hidup sehat serta kebiasaan sederhana.
Baca Selengkapnya

Catat! Makanan Berkhasiat Ini Dapat Melancarkan Siklus Haid
Coba kamu konsumsi rutin, bukan hanya saat siklus haid berantakan tapi juga ketika normal, demi kesehatan reproduksi.
Baca Selengkapnya

Tips Jitu Tidur Nyenyak Untuk Kaum Insomnia
Insomnia bisa terjadi akibat kebiasaan buruk yang dilakukan sehari-hari. Ubah kebiasaan tersebut agar kualitas tidurmu meningkat dan tidak mudah lelah.
Baca Selengkapnya

Pusar Berbau Tak Sedap? Tak Boleh Dibiarkan
Banyak yang menganggap hal tersebut wajar, tapi ternyata tak demikian.
Baca Selengkapnya

Sudah Makan Banyak tapi Tetap Lapar, Bisa Dipicu 4 Hal
Rasa lapar belum tentu jadi tanda tubuh memerlukan asupan makanan. Kenali tanda rasa lapar palsu.
Baca Selengkapnya

Lakukan 4 Latihan Biar Persalinan Lebih lancar
Latihan fisik bisa membantu menyiapkan tubuh ibu jalanan persalinan dan mengurangi kecemasan.
Baca Selengkapnya

Usia Bikin Durasi Haid Makin Singkat? Simak Faktanya
Bila haid hanya 2 hingga 3 hari dan berlangsung cukup lama, segera periksakan diri ke dokter kandungan.
Baca Selengkapnya

Waktu Ideal Untuk Makan Malam dan Efeknya Jika Terlalu Larut
Makan malam tidak akan menyebabkan kenaikan berat badan jika dilakukan dengan cara yang tepat.
Baca Selengkapnya

Mengonsumsi Gula Berlebih Bisa Sebabkan Kanker, Mitos atau Fakta?
Gula sering diklaim sebagai penyebab utama tumbuh dan berkembangnya sel kanker, benarkah?
Baca Selengkapnya

Ternyata Ini Penyebab Sakit Kepala Setelah Menangis
Rasa sakit kepala setelah menangis wajar dialami dan bisa diatasi dengan beberapa cara sederhana.
Baca Selengkapnya

Pria Muda Juga Berisiko Terkena Kanker Prostat, Ini Pemicunya
Aspek psikologis dan genetik sangat berperan mencetuskan kanker prostat.
Baca Selengkapnya

Tak Hanya Lezat, Ini Manfaat Konsumsi Dark Chocolate
Tidak hanya lezat, dark chocolate memiliki beragam manfaat kesehatan untuk otak dan seluruh tubuh.
Baca Selengkapnya

Menatap Gadget Seharian? Waspada Gangguan CVS
Lakukan cara ini untuk mencegah mata dari masalah Computer Vision Syndrome.
Baca Selengkapnya

Konsumsi 5 Makanan Ini Agar Lebih Fokus Saat Bekerja
Dari lemak ikan hingga jeruk, ini dia makanan-makanan yang efektif bantu atasi masalah susah fokus ketika beraktivitas.
Baca Selengkapnya