Buku Ini Bisa Bantu Ungkapkan Rasa Sakit Para Difabel

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Kamis, 2 Juni 2022 11:34
Buku Ini Bisa Bantu Ungkapkan Rasa Sakit Para Difabel
Ketika sedang sakit mungkin mudah untuk kita mengadukan gejala-gejala yang terjadi. Namun untuk beberapa penyandang disabilitas, mereka sulit menggambarkan rasa sakit yang dirasakannya

Dream - Tidak hanya fasilitas umum yang minim, kaum difabel di tanah air saat ini masih sering mendapat stigma dari masyarakat. Karena itu pula, banyak difabel yang harus pindah-pindah sekolah.

“ Tidak hanya karena kurangnya fasilitas untuk disabilitas tapi beberapa kasus orangtua murid melapor jika ia tidak ingin anaknya satu sekolah dengan disabilitas,” jelas Psikolog dari Associate School Psychologist Sekolah Harapan Ibu Jakarta, Tri Puspitarini pada konferensi virtual Daewoong Media Day bertajuk ‘Developmental Disability’, 31 Mei 2022.

Tangkapan Layar Ferdike Yunuri Nadya/ Dream

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018 yang dikategorikan secara umur. Pada umur 5-9 tahun, terdapat 2,5 persen penyandang disabilitas. Lalu pada umur 10-14 tahun sebanyak 3,5 persen, 15-17 tahun sebanyak 4,2 persen. 

Jumlah siswa berkebutuhan khusus terdapat 144.102 siswa. Dalam periode 2019-2020, siswa baru berkebutuhan khusus tumbuh 33.955 orang.

1 dari 2 halaman

Sulitnya Disabilitas Ungkapkan Rasa Sakit

Ketika sedang sakit mungkin mudah untuk kita mengadukan gejala-gejala yang terjadi. Namun untuk beberapa penyandang disabilitas, mereka sulit menggambarkan rasa sakit yang dirasakannya.

Shutterstock

Mendukung penyandang disabilitas intuk berkembang dan menerima layanan medis yang diperlukan dengan mengekspresikan gejala mereka sendiri, Daewong menghadirkan kampanye Say Pain!.

Kampanye ini dilaksanakan oleh Daewoong Pharmaceutical sejak 2019, dan merupakan proyek kontribusi sosial yang mendidik dan mendukung 'peserta didik yang lamban belajar', termasuk penyandang disabilitas perkembangan, untuk menerima layanan medis yang diperlukan dengan mengekspresikan gejala mereka sendiri.

2 dari 2 halaman

Melalui Buku untuk Ungkapkan Rasa Sakit

Dalam kampanye ini Daewoong Pharmaceutical memproduksi buku bergambar Augmentative and Alternative Communication (AAC) yang membantu anak lamban belajar mengungkapkan gejala penyakit secara akurat kepada staf medis atau pendampingnya, dan mendistribusikannya secara gratis ke 583 rumah sakit, klinik, sekolah khusus, dan pusat kesejahteraan di Korea.

Secara khusus, Daewoong Pharmaceutical menandatangani perjanjian dengan pemadam kebakaran di Korea untuk mengembangkan “ kuesioner darurat medis bergambar” untuk penyandang disabilitas perkembangan dan orang asing yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan petugas pemadam kebakaran, yang digunakan dalam keadaan darurat.

“ Sangat berarti bahwa inisiatif yang dimulai di Korea untuk membantu pasien yang kesulitan mengekspresikan penyakit menyebar ke luar negeri hingga ke Indonesia. Saya akan melakukan yang terbaik untuk memberikan bantuan praktis kepada orang Indonesia dengan disabilitas perkembangan,” jelas Eui Young Ham, CEO Peach Market pada kesempatan yang sama.

Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia juga memilih 20 duta mahasiswa sebagai 'Daewoong Social Impactor' angkatan ke-2 untuk melaksanakan kampanye ‘Say Pain!’ Ini.

Beri Komentar