Louis Vuitton Dikecam karena Jual Syal Mirip Keffiyeh

Reporter : Putu Monik Arindasari
Selasa, 8 Juni 2021 06:36
Louis Vuitton Dikecam karena Jual Syal Mirip Keffiyeh
Pihak Louis Vuitton menyebut produk fashion ini dibuat dengan pola monogram dari bahan perpaduan kalin katun, wol dan sutra.

Dream - Setelah sempat dituduh menjiplak desain Keffiyeh, Louis Vuitton menghapus produk syal bernilai $705 atau setara Rp10 juta tersebut dari situs resminya.

'Louis Vuitton Monogram Keffieh Stole' secara misterius menghilang dari situs resmi rumah mode Prancis tersebut minggu ini, menyusul kecaman yang dilayangkan pada fashion item yang memiliki desain seperti keffiyeh ini.

Sebelumnya, rumah mode asal Prancis itu merilis Louis Vuitton 'The Monogram Keffieh Stole' yang disebut terinpirasi dari desain keffiyeh klasik dan dibuat dengan sisipan 'House Signature'. Pihak Louis Vuitton menyebut produk fashion ini dibuat dengan pola monogram dari bahan perpaduan kalin katun, wol dan sutra.

1 dari 2 halaman

Sebuah blog bernama 'Diet Prada', mengangkat isu penjipakan desain ini pada hari Rabu. Blog ini mempertanyakan waktu pemasaran produk dilakukan setelah terjadinya konflik mematikan antara Israel dan Palestina yang kemudiah menewaskan ratusan orang di Jalur Gaza.

" Jadi sikap LVMH terhadap politik adalah 'netral', tetapi mereka masih membuat keffiyeh berlogo $705, yang merupakan hiasan kepala tradisional Arab yang menjadi simbol nasionalisme Palestina. Hmmmm..." ungkap tulisan dalam Diet Prada.

2 dari 2 halaman

Dikutip dari nbcnews.com, Nihad Awad, Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyebut " Waktunya mengerikan, keluarga telah musnah, ratusan orang tewas, ribuan terluka dalam kekerasan brutal terhadap penduduk yang berada di Gaza"

Ia lalu menambahkan bahwa Keffiyeh sangat dekat dan sangat disayangi oleh warga Palestina. Nihad menilai apropriasi yang terjadi merupakan hal yang ofensif.

" Keffiyeh sangat dekat dan kami sayangi di hati kami sebagai orang Palestina dan melihat apropriasi yang terjadi merupakan hal ofensif, apalagi dalam keadaan seperti ini dan dilakukan sebagai upaya untuk menghasilkan uang," tutur Nihad.

Beri Komentar