Konferensi Pers Desainer Indonesia Fashion Forward Yang Melenggang Ke Paris Untuk Lomba IWP. (foto: Dream.co.id? Ratih Wulan Pinandu)
Dream - Desainer binaan Indonesia Fashion Forward (IFF), Toton Januar dan Haryo Balitar berhasil menorehkan prestasi gemilang di panggung fesyen internasional.
Dengan mengusung label 'Toton' keduanya memenangkan perlombaan perancang mode International Woolmark Prize (IWP), kategori budaya wanita untuk ronde Asia.
IWP merupakan sebuah ajang yang diselenggarakan The Woolmark Company, perusahaan asal Negeri Kangguru yang dimiliki oleh Asosiasi petani wol.
Dengan prestasi ini, Toton akan mewakili Asia Pasifik untuk ronde final IWP yang diselenggarakan pada awal 2017 di Paris. Selain Indonesia, beberapa negara yang tergabung di ronde Asia yaitu ada Jepang, Korea Selatan, Hong Kong dan China.
" Keahlian dan keuletan dalam menyiapkan koleksi dan bussiness plan menjadi keunggulan mereka. Keduanya sudah di mancanegara jadi gayanya sudah world class," ungkap Svida Alisjahbana Ketua Jakarta Fashion Week di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 19 Juli 2016.
Selain Toton, terdapat dua label busana yang tergabung di IWP yaitu busana wanita, Major Minor dan busana pria, Vinora.
Dalam kompetisi itu, Toton dan Major Minor memanfaatkan benang wol merino (nama jenis domba dengan bulu terbaik), yang dikelola menjadi kain tenun. Pada proses penenunan melibatkan artisan dari Garut, Jawa Barat.
" Aku mencoba membuat sesuatu yang belum pernah aku lakukan sebelumnya, kerjasama dengan pengrajin tenun tradisional. Sejarah kebudayaan Indonesia yang sangat panjang semoga bisa dikawinkan dan dapat menarik perhatian juri," terang Toton lebih jauh.
Kualitas rancangan yang halus, dengan visi desain yang tegas dan jelas membuat hasil rancangan desainer Indonesia berkualitas tinggi, serta menjadi poin unggulan ketiga label tersebut.
Seperti yang diungkapkan salah satu juri, Cristopher Raeburn yang mengungkapkan, teknik dan tekstur yang diperlihatkan Toton dapat mengubah prespektif orang-orang dalam melihat wol.
" Sangat kontemporer dan relevan. Mereka punya paket yang lengkap. Toton berhasil menjembatani konteks atau identitas lokal dengan selera internasional yang kontemporer," tutut Raeburn.
Gambar goa layang-layang manusia purba di Makassar dan busana raja-raja dari Bali menjadi inspirasi Toton dalam mengolaborasikannya dengan kain wol. Kemudian dibentuk menjadi rancangan yang luar biasa, dengan sedikit sentuhan men wear yang mengusung kampanye empowering women.
" Nanti final di Paris akan mempresentasikan 6 looks yang 80 persennya harus dibuat dari wol," tutup Tonton. (Ism)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR