Shutterstock
Dream - Mengkonsumsi jus buah dan sayuran merupakan cara mudah untuk melengkapi banyak nutrisi tanpa harus makan yang utuh. Banyak juga yang mengklaim bahwa membiasakan minum jus secara rutin dapat menurunkan berat badan.
Di media sosial, sering terlihat popularitas jus sebagai alat menurunkan berat badan. Namun rupanya, para ahli masih memperdebatkan efektivitasnya.

Melansir dari prevention.com, Dream merangkum sejumlah hal yang harus kamu tahu mengenai manfaat mengkonsumsi jus dan pengaruhnya untuk menurunkan berat badan?
Berbeda dengan membuat jus tradisional dengan blender, juicing merupakan proses mengekstrak air dari buah dan sayuran untuk dijadikan minuman. Alhasil, proses ini meninggalkan serat di dalam mesin juicer.
Menurut Dr. BreAnna Guan, seorang dokter naturopati berlisensi yang spesialis kesehatan hormon wanita mengungkapkan bahwa jus dapat digunakan sebagai suplemen untuk meningkatkan status gizi atau sebagai bagian dari praktik puasa juicing.
Sayangnya, dengan melakukan teknik tersebut, kandungan serat dari buah dan sayuran akan tersaring terlepas dari banyaknya manfaat yang dihasilkan seperti menurunkan kolesterol, meningkatkan kesehatan jantung, mengatur gula darah, dan membantu memberi makan mikroba usus
Terdapat dua hal yang menyulitkan orang untuk menurunkan berat badan secara efisien. Pertama, mengkonsumsi kalori tambahan, dan yang kedua adalah nutrisi yang tidak berkecukupan untuk melakukan proses metabolisme tubuh.
Dua faktor tersebut memungkinkan jus bermanfaat untuk menurunkan berat badan karena dapat menggantikan atau menambah makanan berkalori tinggi sehari-hari. Nutrisi dari sayuran dan buah-buahan juga akan menjadi sumber energi dan mengenyangkan perut.
Namun, perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi jus dengan tujuan menurunkan berat badan. Mengganti semua atau sebagian besar makanan berkualitas dengan diet jus yang ketat dapat menyebabkan defisit kalori yang sebenarnya dapat menghambat penurunan berat badan.
Dr. Kien Vuu, MD, dokter pramutamu dan asisten profesor ilmu kesehatan di UCLA, mengungkapkan ia kurang optimis bahwa jus dapat menurunkan berat badan. Ia berpendapat bahwa bentuk pembatasan kalori ini umumnya memperlambat metabolisme dan bukanlah pilihan jangka panjang yang layak karena hal tersebut justru dapat menyebabkan penambahan berat badan setelahnya.
Selain itu, membuat jus dengan menggunakan buah dan sayuran tinggi glikemik seperti bit, wortel, apel bisa meningkatkan gula darah yang menyulitkan pemecahan lemak dan berkontribusi pada hilangnya otot.

Mengkonsumsi buah dan sayuran juicing dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, asalkan tidak dijadikan sebagai pengganti makanan utama. Mengkonsumsi buah dan sayuran juicing untuk menggantikan makanan dapat menyebabkan defisit kalori yang ekstrim. Sementara itu, melengkapi makan dengan juicing, misalnya di saat sarapan bisa menjadi cara mudah untuk mendapatkan manfaat dari nutrisi berkualitas buah-buahan dan sayuran segar.
Juicing paling baik ditujukan untuk melengkapi rutinitas kesehatan yang sudah ada, bukan menggantikan pola makan. Selain itu, mengkonsumsi buah dan sayuran secara utuh lebih baik, karena memiliki manfaat yang tidak dimiliki jus.
Jus yang paling baik adalah jus yang terbuat dari buah-buahan dan sayuran yang organik. Sedangkan buah yang mengandung pengawet dapat menyebabkan lebih banyak masalah untuk kesehatan.
Selain itu, teknik pembuatan jus juga mempengaruhi. Ketika jus mengandung serat dan ampasnya, otomatis nutrisi yang terkandung juga lebih banyak
Sayuran hijau juga menjadi pilihan yang baik untuk di jus, karena dapat meningkatkan hidrasi tingkat energi yang optimal. Jus rendah glikemik seperti seledri, kubis, kangkung, dan bayam tidak akan meningkatkan gula darah dan akan lebih mendukung penurunan berat badan.

Mengkonsumsi jus bisa berbahaya bagi mereka yang memiliki gangguan makan. Orang yang resisten insulin atau diabetes juga harus menghindari jus karena menyebabkan lonjakan gula darah yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan makan buah atau sayuran kaya serat yang utuh.
Laporan: Meisya Harsa Dwipuspita
(Sumber: Prevention.com)

Mengkonsumsi buah dan sayuran juicing dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh, asalkan tidak dijadikan sebagai pengganti makanan utama. Mengkonsumsi buah dan sayuran juicing untuk menggantikan makanan dapat menyebabkan defisit kalori yang ekstrim. Sementara itu, melengkapi makan dengan juicing, misalnya di saat sarapan bisa menjadi cara mudah untuk mendapatkan manfaat dari nutrisi berkualitas buah-buahan dan sayuran segar.
Juicing paling baik ditujukan untuk melengkapi rutinitas kesehatan yang sudah ada, bukan menggantikan pola makan. Selain itu, mengkonsumsi buah dan sayuran secara utuh lebih baik, karena memiliki manfaat yang tidak dimiliki jus.
Advertisement
Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Bye Kering & Kaku, 7 Tips Agar Rambut Pria Terasa Lembut

Ferry Irwandi Galang Donasi Banjir Sumatera Tembus Rp10 Miliar: dari Rakyat untuk Rakyat

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun


PLN Percepat Pemulihan Jaringan Listrik di 3 Wilayah Bencana

Potret Persaingan Panas di The Nationals Campus League Futsal 2025

PNS Dihukum Penjara 5 Tahun Setelah Makan Gaji Buta 10 Tahun

Ada Kuota 5 Persen Jemaah Haji Lansia di Setiap Provinsi, Ini Ketentuannya

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Portal Baru untuk Para Petualang: American Tourister Hadirkan Koleksi “Stranger Things”