Shutterstock
Dream - Polemik dampak Monosodium Glutamat (MSG) terhadap kesehatan masih menjadi polemik sampai saat ini. Penelitian terbaru menemukan asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti MSG dilaporkan memiliki banyak manfaat yang berpengaruh dalam meningkatkan selera makan kalangan Lanjut Usia (Lansia).
Peningkatan selera makan ini membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik, yang berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup Lansia. Temuan ini diperoleh dari hasil analisa darah dan anthropometri pada sebuah study “ Elderly Project”.
Penelitian “ Elderly Project” dikepalai dosen di Departemen Gizi FK-KMK UGM dan tim peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Toto Sudargo, M.Kes bersama PT Ajinomoto Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, dan lemak, dapat meningkatkan status gizi pada Lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidupnya.
Diketahui faktor usia menyebabkan hormon-hormon pengatur selera makan pada Lansia cenderung menurun. Kondisi ini berpotensi menyebabkan Lansia mengalami malnutrisi.
Salah satu efek buruk malnutrisi yang dapat dialami pada sebagian besar lansia adalah keletihan dan gangguan pada otot.
“ Selera makan Lansia sebenarnya cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis, namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan daya terima reseptor rasa melalui pengaturan keseimbangan rasa dasar (manis, asam, pahit, asin, dan umami/gurih),” jelas Dr. Toto pada keterangan tertulis yang diterima Dream.
Penggunaan MSG pada makanan tak hanya menambah nafsu makan, juga membantu menurunkan kadar gula darah.
“ Hal ini ditunjukkan dari persentase pria Lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52.9% turun menjadi 23.5% serta peningkatan pada kelompok normal dengan persentase yaitu 14.7% naik menjadi 47.1%,” tambah dr. Toto.
Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada Lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).
Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan juga mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan.
Pada program ini, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan Lansia. Penurunan penggunaan garam yang dapat mengurangi kadar sodium.
“ Melalui study “ Elderly Project” yang kami lakukan bersama UGM ini kami ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa di usia lanjut pun masyarakat sangat bisa tetap meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup sehat, dengan cara menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan juga mengurangi asupan gula, garam, dan lemak,” ucap Grant Senjaya, Head of Public Relations Department, PT Ajinomoto Indonesia.
Kampanye Bijak Garam pun digiatkan Ajinomoto untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam. Hal ini pun mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi.
Advertisement
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Trik Wajah Glowing dengan Bahan yang Ada di Dapur