Pentingnya Dukungan Psikologis Bagi Tenaga Medis

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Kamis, 8 Oktober 2020 15:47
Pentingnya Dukungan Psikologis Bagi Tenaga Medis
Tenaga medis juga perlu mendapat dukungan secara psikologis.

Dream - Perlindungan diri merupakan prioritas nomor satu untuk melindungi para tenaga medis yang menangani pasien Covid-19.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat 2 Semarang Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti, SpF.

Dia mengatakan, perlindungan diri bagi para tenaga medis sangat penting untuk diperhatikan. Dengan begitu, mereka yang telah berjuang merawat pasien Covid-19 dapat juga terlindungi dari risiko paparan Covid-19.

" Memang yang penting harus kita pikirkan ini dari mana jenis fasilitasnya, manajemen fasilitasnya, personal hygiene, tata cara komunikasi, dan penanganan pasien secara terkoordinasi," kata dia dalam konferensi pers bersama Satgas Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu 7 Oktober 2020.

 

1 dari 6 halaman

Selain perlunya memperhatikan kelengkapan fasilitas dan alat perlindungan diri bagi para tenaga medis, menurut dia, tenaga medis juga perlu mendapat dukungan secara psikologis.

Untuk itu, dirinya berupaya menyemangati para tenaga medis dengan memberikan motivasi, termasuk tentang mekanisme pertahanan jiwa.

" Pertahanan jiwa adalah dengan tetap happy, tidak boleh takut, semangat dan selalu berpikir bahwa pekerjaan kita untuk kemanusiaan," kata dia.

" Karena kita memang kebutuhan profesinya di tenaga kesehatan, jadi mau tidak mau harus berpikir untuk menolong teman-teman atau saudara-saudara yang terkena Covid-19," kata Hastry lagi.

2 dari 6 halaman

 

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

3 dari 6 halaman

Satgas Penanganan Covid-19: Tenaga Kesehatan Mulai Menipis dan Kelelahan

Dream - Kepala Bidang Koordinator Relawan Medis Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Jossep F William, mengatakan, banyak tenaga medis serta relawan yang kelelahan karena harus selalu siap siaga menangani pasien. Jossep mengatakan, jumlah tenaga medis terus berkurang, bahkan mulai habis.

" Banyak tenaga medis yang kelelahan. Mereka harus selalu disiagakan dalam memberikan pelayanan pasien. Jumlah tenaga medis jadi berkurang bahkan mulai habis," ujar Jossep dalam diskusi BNPB, Senin 21 September 2020.

Jossep menyebutkan, saat ini jumlah perawat dan bidan masih cukup tersedia, yakni sekitar 2.000 orang. Namun, jumlah ketersediaan dokter berkurang.

4 dari 6 halaman

Menurut Jossep, salah satu opsi mengatasi kekurangan jumlah dokter yang harus ditempuh Satgas adalah dengan menambah jumlah dokter internship. Namun, mereka juga harus tetap didampingi dokter yang sudah berpengalaman.

Oleh karena itu, Satgas Penanganan Covid-19 telah berkomunikasi dengan organisasi profesi, baik dokter maupun perawat agar bisa menambah jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dikirim untuk penanganan pasien Covid-19.

“ Kami Bekerja sama dengan organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan lainnya untuk menyiapkan tenaga yang dibutuhkan di RS darurat,” katanya.

5 dari 6 halaman

Komitmen Mengutamakan Kesehatan Relawan

Jossep berkomitmen mengutamakan kesehatan relawan. Menurutnya para relawan harus tetap bergembira dan tenang dalam mengatasi setiap situasi. Ia menyediakan ruang curhat bagi para relawan, agar mereka tetap bahagia, tidak memendam bebannya sendiri, sehingga daya tahan tubuhnya tidak turun.

" Kita mengajak tim pekerja sosial untuk mengatasi kesepian para relawan dengan membuka ruang curhat, hal ini untuk membuat mereka tetap bahagia dan sehat," ujarnya.

6 dari 6 halaman

Khawatir Terhadap Petugas Ambulans

Penambahan jumlah kasus yang semakin tinggi, kata dia, bukan hanya berdampak terhadap pekerjaan para tenaga medis saja. Melainkan pekerjaan para petugas ambulans, dan semua unsur yang melayani pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet.

“ Tenaga medis seminggu terakhir ini sangat sibuk. Ambulans hampir setiap hari juga sibuk dan penuh sekali. Ambulans yang mentransfer mereka yang positif di Wisma Atlet, kami berlakukan antrean. Sehingga tidak bisa langsung menjemput para pasien,” jelas Jossep.

Untuk itu, ia berharap masyarakat bisa bekerja sama membantu semua unsur pelayanan kesehatan, dengan cara menerapkan protokol kesehatan. Sehingga, mereka tidak harus bekerja super ekstra yang bisa berdampak pada kesehatan bahkan nyawanya.

Sumber: Merdeka.com

 

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar