Peranan Obat Tradisional sebagai Imunomodulator di Masa Pandemi

Reporter : Annisa Mutiara Asharini
Kamis, 17 Desember 2020 17:12
Peranan Obat Tradisional sebagai Imunomodulator di Masa Pandemi
Tak sekadar ramuan tradisional, jamu memiliki peran penting bagi imunitas tubuh.

Dream - Imunitas menjadi ujung tombak pertahanan tubuh dalam melawan penyakit, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.

Jamu atau obat tradisional Indonesia merupakan warisan budaya yang sudah turun-temurun digunakan secara luas untuk memelihara kesehatan dan vitalitas tubuh. Berbeda dengan obat, jamu merupakan upaya preventif untuk mencegah tubuh terserang penyakit.

Berbagai tanaman obat di Indoensia terbukti secara efektif bekerja sebagai imodulator. Mereka di antaranya jahe, meniran, pegagan, bawang putih, temulawak, kunyit, meniran, dan temu mangga.

" Imunomodulator adalah zat atau substansi yang dapat memodifikasi respon imun yang mampu mengaktifkan mekanisme pertahanan alamiah maupun adaptif," ujar Inggrid Tania, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia.

1 dari 5 halaman

Manfaat Imunomodulator Herbal

Salah satu sifat imunomodulator adalah imunostimulan, yang dapat meningkatkan kinerja komponen imun. Senyawa tersebut bekerja ketika terdapat patogen atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Imunomodulator herbal dapat menstimulasi kemampuan tubuh untuk mengatur sistem imun kuat sehingga tercipta kinerja optimal. Jika bekerja secara optimal, daya tahan tubuh akan meningkat dan tidak mudah terserang penyakit.

" Pada anak-anak, imunomodulator herbal juga terbukti mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak," kata Inggrid.

2 dari 5 halaman

Racikan Herbal

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan imunitas tubuh. Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi hingga menjaga stamina dengan olahraga. Selain itu juga bisa dengan mengonsumsi produk herbal agar daya tahan tubuh tetap optimal.

PT Martina Berto, Tbk meluncurkan Berto ImunKu dan ImunKu Junior, produk herbal sebagai imunomodulator untuk meningkatkan daya tahan tubuh secara alami.

Hadir dalam kemasan praktis, Berto ImunKu mengandung enam herbal pilihan antara lain meniran (Phyllanthus niruri), jahe (Zingiberis officinale), kunyit (Curcumae domestica), kencur (Kaempferiae galangae), temulawak (Curcumae xanthorrhizae) dan madu (Mel Depuratum).

" Berto ImunKu merupakan cairan herbal dari konsetrat bahan jahe, kencur, temulawak, meniran, kunyi dan madu sebagai immunomodulator yang mampu meningkatkan imun tubuh secara alami," ujar Kilala Tilaar, CEO Martha Tilaar Group.

3 dari 5 halaman

LIPI Uji Imunomodulator Herbal untuk Pasien Covid-19 di Wisma Atlet

Dream - Tak hanya vaksin, berbagai pihak mencoba untuk menemukan pencegahan serta penanganan terbaik untuk menghadapi virus corona. 

Seperti yang dilakukan oleh tim peneliti LIPI bersama PDPOTJI, PDPI, Balitbangkes Kemenkes, BNPB, TNI serta tim tenaga kesehatan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.

Mereka melakukan uji klinis kandidat imunomodulator herbal untuk pasien Covid-19 di Wisma Atlet. Penelitian tersebut dimulai pada 8 Juni 2020 hingga pengujian terakhir di tanggal 15 Agustus 2020.

4 dari 5 halaman

Menyertakan 90 subyek

" Penelitian ini menyertakan 90 subyek yang terbagi jadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 30 orang," ungkap Masteria Yunovilsa, Staf Pusat Penelitian Bioteknologi dalam webinar Perkembangan Terkini Uji Klinis Kandidat imunomodulator Herbal untuk Pasien Covid-19 di Wisma Atlet, Senin 17 Agustus 2020.

Kelompok pertama mendapatkan paparan terapi standar Covid-19 dan IP1. Kelompok kedua mendapat terapi standar dan IP2.

Sedangkan, kelompok 3 mendapat paparan terapi standar Covid-19 dan plasebo. Sebelum menentukan 90 subyek tersebut, mereka melakukan skrining pada 153 pasien.

" Sebanyak 90 pasien enrolled, 61 pasien gagal skrining dan 2 pasien dienrolled namun tidak memenuhi inklusi," lanjutnya.

5 dari 5 halaman

Menguji imunomodulator terbuat dari jahe merah, muniran, sambiloto dan daun sembung

Semua subyek akan mengonsumsi imunomodulator herbal yang berasal dari Indonesia, yaitu kombinasi jahe merah, muniran, sambiloto dan daun sembung.

Hingga saat ini, penelitian tersebut sedang memasuki tahap data cleaning atau verifikasi data untuk memastikan akurasi.

" Setelah data cleaning, datanya akan dilock dan dianalisa statistik. Lalu, memasuki proses unblinding untuk mengevaluasi antar kelompok" .

Ia juga memaparkan bahwa hasil penelitian akan diproses secepat mungkin. " Dalam 2 minggu kemarin sudah dibantu BPOM. Maksimal 3 minggu bisa selesai. Tinggal menunggu keputusan BPOM selaku regulator yang akan mengumumkan supaya tidak salah klaim," jelas Masteria.

Beri Komentar