Credit Via Shutterstock
Panel surya belakangan ini mulai banyak diterapkan di berbagai bangunan. Alat satu ini memang dapat mengumpulkan energi matahari, dan mengubahnya sebagai energi listrik. Dari proses itulah, kebutuhan listrik baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri bisa diperoleh.
Sayangnya, penggunaan panel surya ini juga memiliki beberapa kelemahan. Topik menarik inilah yang didapatkan oleh anak-anak kelas 5 saat mengikuti Program Belajar dari Rumah Episode 50 bersama Kemendikbud di TVRI.
Kelemahan pertama yang bisa dijumpai dari penggunaan panel surya adalah sumber energi matahari yang ada, ternyata dapat berkurang ketersediaannya saat cuaca sedang mendung atau hujan. Selain itu, panel surya ternyata tak semudah yang dibayangkan pembuatannya.
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan energi matahari ini ternyata cukup rumit dan mahal. Tak hanya itu, pembuatan panel-panel surya juga membutuhkan banyak tempat yang sangat luas, sehingga bisa menganggu kehidupan makhluk hidup lain.
Bukan saja panel surya, anak-anak kelas 5 yang dipandu Kak Lisa dalam episode ini juga diajak memahami kelebihan dan kekurangan pengguaan panas bumi. Selain bisa ditemukan secara melimpah, karena Indonesia berada di wilayah yang dilalui jalur gunung berapi dan pertemuan lempeng-lempeng bumi atau yang biasa disebut cincin api (ring of fire).
Sayangnya, pemakaian energi panas bumi bisa menyebabkan terlepasnya gas yang berbau seperti telur busuk. Bukan itu saja, pemanfaatan energi panas bumi juga dapat menimbulkan limbah beracun yang mungkin dapat membahayakan lingkungan. Kelemahan lainnya, panas bumi bersifat tidak stabil, sehingga beberapa wilayah penghasil energi panas bumi diperkirakan lama-kelamaan akan mengalami kehabisan.
Di episode kali ini, anak-anak juga belajar tentang cara kerja genset sebagai sumber energ cadangan saat listrik padam atau mengalami gangguan. Anak-anak kelas 5 diberikan penjelasan juga bentuk genset yang balok, agar mempermudah penempatan.
Bukan itu saja, anak-anak juga belajar tentang jaring-jaring balok lewat beragam percobaan sederhana. Anak-anak kelas 5 juga belajar tentang kata hubung yang menunjukkan persamaan antara dua hal, contohnya 'seperti' dan 'demikian juga'. Selain itu, mereka juga dikenalkan dengan kata hubung yang menunjukkan perbedaan, berupa 'tetapi', 'namun' dan 'sedangkan'.
Semua keseruan pembahasan tersebut dapat ditemukan dalam Program Belajar dari Rumah bersama Kemendikbud setiap hari Senin-Jumat dari jam 10.30-11.00 WIB untuk anak kelas 5 hanya di TVRI.
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media