Sebesar Apa Risiko Penularan Covid-19 di Kolam Renang?

Reporter : Mutia Nugraheni
Rabu, 20 Januari 2021 10:12
Sebesar Apa Risiko Penularan Covid-19 di Kolam Renang?
Mari cari tahu level risikonya.

Dream - Berolahraga memang bisa menjaga daya tahan tubuh dan menjaga vitalitas. Terutama dalam situasi pandemi seperti sekarang. Bagi Sahabat Dream yang suka olahraga renang mungkin ragu untuk melakukannya.

Terutama jika dilakukan di kolam renang umum yang juga didatangi orang banyak. Sebenarnya virus Covid-19 tak menular melalui air. Hal ini dijelaskan oleh dr. Adam Pabrata, PhD Candidate Medical Science di Kobe University, melalui akun Instagramnya.

" Hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwan Covid-19 dapat menular melalui air," ungkap dr. Adam.

Klorin pada kolam renang juga bisa membuat virus Covid-19 mati. Meski demikian risiko penularan tetap ada jika tak menjaga jarak baik saat dalam air maupun tidak.

Instagram dr. Pabrata© Instagram dr. Pabrata

" Semakin ramai kolam renangnya maka risiko sulit menjaga jarak dan penularan Covid-19 akan semakin meningkat," tulis dr. Adam.

Ia juga mengingatkan risiko penularan di kolam renang juga dapat terjadi di ruang ganti, toilet, dan kamar mandi. Minimalisir penggunaan ruangan tersebut, terutama jika situasi kolam renang sedang ramai. Cari kolam renang yang sepi atau sewa kolam untuk digunakan secara privat.

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

1 dari 6 halaman

Penyintas Covid-19 Tak Masuk Daftar Penerima Vaksin, Kenapa?

Dream - Vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan telah berlangsung sejak minggu lalu. Salah satu syaratnya yakni, penerima vaksin tidak pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menjelaskan alasan survivor atau penyintas atau orang yang sembuh dari Covid-19, belum masuk dalam daftar penerima vaksin.

" Yang (pernah) positif biasanya sudah mempunyai antibodi. Antibodi itu kekebalan atau imunitas terhadap COVID-19. Jadi tidak perlu lagi," kata Dante usai mendapatkan vaksin corona di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo beberapa waktu lalu.

" Walaupun antibodi tersebut bisa turun, tetapi kita prioritaskan yang belum terkena sehingga mempunyai imunitas," lanjut Wamenkes yang juga ahli diabetes molekuler tersebut.

 

 

2 dari 6 halaman

Sudah Miliki Imun Alami

Dante menerangka, vaksinasi merupakan proses pembentukan imunitas yang bisa dikembangkan melalui dua cara.

" Yaitu imunitas alamiah yaitu yang terbentuk setelah kita mengalami infeksi Covid, dan ini (vaksinasi) adalah imunitas buatan yang distimulasi menggunakan antigen tertentu," kata Dante.

Kondisi ini menyebabkan mereka yang belum terinfeksi Covid-19 perlu mendapat vaksin terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan agar mereka memiliki imunitas yang terbentuk secara buatan.

Sumber: merdeka.com

3 dari 6 halaman

Alasan Tetap Diharuskan Menerapkan Protokol Kesehatan Usai Vaksinasi

Dream - Vaksinasi Covid-19 bukan satu-satunya jalan untuk mencegah penularan Covid-19. Masyarakat tetap diharuskan menerapkan protokol kesehatan 3M meski nantinya sudah mendapatkan suntikan vaksin.

Juru Bicara Vaksin Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia, Iris Rengganis, menjelaskan vaksin adalah zat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk memberikan kekebalan. Dia menegaskan zat kekebalan yang dihasilkan oleh vaksin tidak dapat langsung terbentuk.

" Tetapi membutuhkan waktu dua minggu setelah divaksinasi, baru terbentuk antibodi atau zat kekebalan," ujar Iris dalam diskusi yang disiarkan channel YouTube BNPB.

Dalam waktu tersebut, kemungkinan tertular virus corona bisa terjadi. Karena itu, kata Iris, protokol kesehatan tetap harus diterapkan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

" Jadi setelah vaksinasi, tetap kita harus menjalankan protokol kesehatan atau prokes, sekarang terkenalnya prokes ya," kata Iris.

4 dari 6 halaman

Masa pembentukan zat kekebalan terjadi dua pekan setelah vaksinasi kedua. Selama itu pula, prokes tidak boleh diabaikan.

Iris juga mengingatkan pandemi saat ini masih berlangsung. Sementara dengan vaksinasi diharapkan terbentuknya kekebalan kelompok atau herd immunity setelah minimal 70 persen penduduk tervaksinasi.

" Ini yang kita harapkan kalau betul-betul 70 persen, baru bisa mencegah penularan yang 30 persen yang tidak disuntik," ucap Iris.

Untuk mencapai herd immunity, kata dia, Indonesia perlu waktu. Ini karena jumlah vaksin yang terbatas, ditambah wilayah yang terdiri dari kepulauan sehingga tidak mudah untuk menjalankan vaksinasi dalam waktu singkat.

" Kalau diperkirakan mungkin dua tahun juga masih kurang ya," ucap dia.

Karena itulah protokol kesehatan tetap harus dijalankan di masa pandemi. " Walaupun kita sudah lengkap di vaksinasi," kata Iris.

 

5 dari 6 halaman

Begini Cara Kerja Vaksin Membentuk Imunitas Tubuh

Dream - Indonesia telah memulai program vaksinasi Covid-19 nasional. Vaksinasi dinilai menjadi salah satu jalan keluar untuk menghentikan pandemi Covid-19.

Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Universitas Andalas, dokter Andani Eka, memberikan penjelasan mengenai cara kerja vaksin Covid-19. Ini lantaran muncul kabar di masyarakat mengenai vaksin Covid-19 yang tidak sepenuhnya benar.

Andani menjelaskan vaksin tidak membentuk antibodi pada tubuh. Jika membentuk antibodi, maka vaksin hanya bekerja selama enam bulan.

" Kalau hanya antibodi, artinya vaksin kan hanya tahan sampai enam bulan. Ini salah, karena konsep vaksin adalah membentuk sel memori," ujar Andani.

Andani mengatakan ketika virus baru masuk usai divaksin, sel memori dalam akan mengingat mekanisme dalam sistem pertahanan tubuh. Di fase awal, antibodi akan terbentuk dan bertahan selama empat sampai enam bulan.

" Namun sel memori seagai pengingat akan tetap ada," kata dia.

6 dari 6 halaman

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) pada lamannya menyatakan vaksin akan membantu tubuh membentuk kekebalan terhadap virus corona yang menyebabkan Covid-19. Tetapi, tubuh tidak akan mengalami kesakitan.

Vaksin dengan tipe berbeda punya cara kerja yang berbeda pula dalam membentuk perlindungan pada tubuh. Meski demikian, vaksin-vaksin tersebut membuat tubuh memiliki pasokan sel memori berupa limfosit T dan limfosit B.

Dua jenis sel ini akan mengingat cara melawan virus. Tetapi, tubuh membutuhkan waktu beberapa pekah untuk menghasilkan dua sel tersebut.

Sehingga, terdapat kemungkinan orang terinfeksi beberapa saat sebelum atau sesudah vaksinasi hingga mengalami sakit. Ini karena vaksin tidak punya cukup waktu untuk membentuk kekebalan.

 

Beri Komentar