Sejumlah Negara Larang Warganya Pakai Zoom, Lihat Bahayanya!

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 16 April 2020 14:40
Sejumlah Negara Larang Warganya Pakai Zoom, Lihat Bahayanya!
Di Singapura, orang tak dikenal menyusup ke kelas geografi dan mengunggah komentar tak senonoh.

Dream - Layanan video rapat virtual, Zoom, naik daun. Aplikasi ini dijadikan media untuk menggelar rapat atau konferensi pers sejumlah lembaga atau kementerian.

Tetapi, sejumlah laporan terkait isu keamanan, panggilan video di zoom tidak dienkripsi. Dilaporkan Liputan6.com, yang mengutip Techrepublic, akibat isu ini, sejumlah negara melarang penggunaan Zoom.

Beberapa negara yang melarang diantaranya, Amerika Serikat (AS), Taiwan, Jerman, dan Singapura.

Zoom merupakan aplikasi buatan perusahaan berbasis di China. Alasan inilah yang membuat AS melarang penggunaan Zoom.

Senat AS meminta anggotanya tak menggunakan Zoom dan memilih platform lain karena khawatir dengan keamanannya. NASA, Google, dan SpaceX pun melarang karyawannya menggunakan Zoom.

Sementara itu, Taiwan punya alasan lain melarang penggunaan Zoom. Pemerintah Taiwan meyakini Zoom mengalihkan datanya melalui server di China. Seperti diketahui, China dan Taiwan punya sejarah panjang perseteruan ini.

1 dari 5 halaman

Alasan Negara Lainnya

Kantor Luar Negeri Federal Jerman, punya alasan serupa melarang para pejabat melarang penggunaan Zoom sebagai media rapat virtual.

Singapura baru-baru ini menghentikan penggunaan Zoom di negaranya, menyusul insiden di mana seorang hacker berbagi gambar tidak senonoh.

Tak hanya itu, kejadian serupa juga terjadi yang melibatkan pria tak dikenal menyusup ke dalam kelas geografi, dan mengunggah komentar-komentar cabul.

Kementerian Pendidikan Singapura pun menyarankan agar para guru untuk berhenti menggunakan Zoom saat membuka kelas jarak jauh.

Sumber: Liputan6.com/Yualianson

2 dari 5 halaman

Hati-Hati! Ribuan Rekaman Aplikasi Zoom Bisa Diakses Orang Lain

Dream - Aplikasi video conference, Zoom, mendapat pamor sejak imbauan physical distancing dan work from home diberlakukan. Sejumlah perusahaan dan sekolah menggunakan aplikasi ini untuk melakukan rapat atau belajar jarak jauh.

Beberapa orang yang kangen dengan teman hangout juga banyak yang memakai aplikasi Zoom hanay untuk melihat wajah teman dan ngobrol ngalor-ngidul.

Namun di balik popularitas yang sedang naik daun, laporan terbaru dari Washington Post mengungkapkan kabar mengejutkan. Dilaporkan ribuan rekaman panggilan video pribadi dibiarkan terbuka sehingga bisa diakses oleh siapa saja pengguna internet.

Laporan tersebut mengatakan bahwa video, seperti rapat bisnis perusahaan yang melibatkan catatan keuangan pribadi dan kelas online di mana rincian pribadi siswa terungkap, bisa dilihat siapa saja yang melihat rekaman tersebut.

Yang lebih mengejutkan, tamu tak diundang ini dapat dengan mudah mengakses video itu hanya dengan “ pencarian online sederhana”

3 dari 5 halaman

Mudah Diakses Siapa Saja

Ilustrasi Bekerja

Semua rekaman video Zoom yang dinamai dengan cara yang sama akan membuat siapapun dengan mudah untuk mengunduh dan melihat ribuan panggilan pribadi antara orang-orang di seluruh dunia. Namun rekaman ini tidak berlaku untuk semuanya.

Ada juga bukti dalam laporan yang menunjukkan Zoom menggunakan perangkat lunak untuk merekam panggilan video dan menyimpannya di sistem penyimpanan online terpisah tanpa kata sandi atau keamanan. Alhasil, video itu bisa saja bocor meski tidak memengaruhi mereka yang tetap di dalam sistem aplikasi sendiri.

4 dari 5 halaman

Tidak Semua Bisa Direkam

Ilustrasi Meeting-

Namun jangan dulu panik. Tidak semua video Zoom dapat direkam. Hal itu tergantung dari pengguna yang dapat memilih untuk merekamnya dan menyimpannya di desktop mereka atau server Zoom. Pengguna lainnya akan menerima notifikasi.

Mantan peneliti Badan Keamanan Nasional AS, Patrick Johnson mengatakan Zoom bisa " melakukan pekerjaan yang lebih baik" untuk mengingatkan pengguna melindungi konten yang direkam.

 

5 dari 5 halaman

Tanggapan Perusahaan

Ilustrasi

Zoom dalam pernyataan mengatakan para pengguna diingatkan agar berhati-hati saat menyimpan video yang direkam.

" Jika pengguna memilih untuk mengunggah rekaman pertemuan mereka di tempat lain, kami mendesak mereka untuk sangat berhati - hati dan transparan dengan peserta rapat, apakah pertemuan tersebut mengandung informasi sensitif,”ungkap  perusahaan dalam sebuah pernyataan di portal berita.

CEO Zoom, Eric Yuan, mengklaim bahwa aplikasinya telah berhasil diakses " lebih dari 200 juta pengguna" pada bulan Maret, sebagaimana dilaporkan oleh Star. 

Bagi pengguna Zoom, diharapkan lebih berhati-hati jika berencana merekam percakapan. Kita tidak pernah tahu siapa yang memiliki akses untuk melihat detail informasi pribadi kita.

(Sah, Sumber World of Buzz)

Beri Komentar