Shutterstock
Dream - Bahagia tentu menjadi tujuan setiap orang dalam hidup. Terkadang banyak orang sibuk mencari kebahagiaan dan tidak sadar bahwa kebagiaan ada di depan mata.
© Ferdike Nadya/ Dream
“ Kebahagiaan yang kerap dimaknai manusia umumnya selalu bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistik. Padahal, kebahagiaan yang sesungguhnya datang dari bagaimana manusia memaknai hidup dan nilai-nilai yang dijunjung, serta mengupayakannya dalam keseharian,” ujar Ratih Ibrahim, Psikolog Klinis & CEO Personal Growth, pada konferensi virtual Walls, Jumat 18 Maret 2022.
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Personal Growth ditemukan bahwa, aspek-aspek yang berkontribusi terhadap kebahagiaan seseorang meliputi, 90,4% memiliki rumah bagus, 83% kekayaan finansial, dan 66,2% prestasi akademik maupun profesional.
Ratih menambahkan bahwa kebahagiaan memang bisa hadir dari prestasi akademis, kemapanan finansial, atau jabatan. Faktanya, pandangan ini hanya membuat bahagia terasa sulit dicapai atau bahkan mustahil. Padahal dengan hal-hal sederhana seperti kebersamaan saja sangat mampu membuat hati bahagia.
Jangan sampai pemaknaan mengenai kebahagiaan menjadi salah kaprah dan membuat diri sendiri atau anak-anak sulit merasa puas dan bahagia. Terutama ketika menanamkan nilai-nilai kebahagian pada anak.
Mematok kebahagiaan pada hal-hal yang bersifat materialistis justru dapat menyebabkan seseorang merasa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit dicapai.
Jadi, ada baiknya membangun pemaknaan dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan sejak masa anak-anak. Bukan hanya soal materi tapi juga relasi dan kepuasan batin.
© Ferdike Nadya/ Dream
“ Semakin dini usia anak, semakin baik. Orangtua dan guru memiliki peran yang begitu penting dalam proses membangun pondasi kebahagiaan ini. Dengan demikian, seluruh aspek perkembangan anak (kognitif, fisik, sosial dan emosional) akan berkembang secara optimal, anak lebih resilien, dan bahagia hingga masa dewasanya nanti," ujar Ratih.
© Ferdike Nadya/ Dream
Menyadarkan masyarakat untuk mengubah pola pikir mengenai arti kebahagiaan sejak dini. Wall’s melalui ‘The Happiness Project’ telah menyiapkan berbagai modul untuk mengajak keluarga Indonesia menerapkan 5 kunci kebahagiaan di dalam pola asuh tumbuh kembang anak. Sehingga 100.000 anak di Indonesia dapat menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya.
Dalam The Happiness Project terdapat 5 Kunci Kebahagiaan yang menjadi acuan untuk membangun kebahagiaan yaitu Berteman, Bergerak, Bersyukur, Berbuat Baik, dan Berkreasi.
Nantinya 5 kunci kebahagiaan itu akan diimplementasikan ke dalam lima modul yaitu Menemukan Kebahagiaan, SemuaJadiHappy Challenge, Merancang Happiness Project, Duta Happiness, dan SemuaJadiHappy Festival.
Project ini juga mengajak keluarga di Indonesia untuk menerapkan 5 kunci kebahagiaan di dalam pola asuh tumbuh kembang anak.
© Ferdike Nadya/ Dream
“ Melalui The Happiness Project, Wall’s ingin mendefinisikan ulang pemahaman akan arti kebahagiaan yang memiliki manfaat positif jika diterapkan dan dibangun sejak dini. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi sangat krusial sebagai pendidik dalam proses pembelajaran dan tumbuh kembang anak,” ujar Bernardus Rendita Kusumo, Senior Brand Manager Wall’s pada kesempatan yang sama.
Doa Agar Bayi Tidak Lahir Prematur, Cocok Diamalkan Ibu Hamil Supaya Bayinya Sehat
Ganti Kerupuk dengan Camilan Kaya Protein Biar Asupan Anak Lebih Bergizi
1 Abad NU dan Tantangan ke Depan
Rusuh Peru, Belum Ada Tanda Berakhir Usai Puluhan Tewas
Rusuh Peru, Pedro Costello dari Petani Jadi Presiden Lalu Digulingkan
Contoh Kata Pengantar Makalah dan Struktur Penyusunnya, Penting Dipahami untuk Keperluan Akademik
BERANI BERUBAH: Rudi Pembuat Lampu Hias dari Tempat Tidur - Berani Berubah
Ngakak! Ekspresi Turis Asing Coba Kuliner Api yang Unik dari India, Netizen: Nunggu Keluar Asapnya!
Viral! iPhone Kecemplung Minyak Goreng Panas Tapi Masih Berfungsi, Lihat Penampakannya
Spesifikasi dan Harga OPPO Reno8 T: Desain Modern, Kamera 100MP, dan Bisa Zoom 40X