UMKM Go Digital
Dream – Situasi pandemi yang belum juga berakhir, membuat pemerintah melakukan berbagai upaya mengurangi penyebaran virus. Mulai dari kebijakan pembatasan sosial berskala kecil sampai besar dilakukan, tergantung situasi masing-masing daerah.
Kebijakan ini menimbulkan masalah baru seperti menghambat beberapa sektor di Indonesia. Salah satunya adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor ekonomi.
Menurut data Bank Indonesia sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19 dan berdampak negatif pada sisi penjualan.
Pelaku usaha diharapkan adaptif dan mampu beralih dari konvensional menjadi digital. Dengan begitu UMKM diharapkan mampu bertahan di masa pandemi.
Untuk membangkitkan UMKM di Indonesia, baik pemerintah maupun pihak swasta terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Salah satunya yang dilakukan Swiss German University (SGU).
SGU memfasilitasi para ahli di berbagai negara lewat SGU Symposium 2021 bertajuk Achieving Competitive Advantage for Business Turnaround through Innovation During and Post Pandemic Era, yang digelar daring pada 28 dan 29 Juli 2021.
" Pertemuan ini diharapkan menjadi ajang pertukaran ilmu bagi para profesor, peneliti, pelaku usaha, dan mahasiswa. Dengan demikian, berbagai pihak memiliki pemahaman lebih komprehensif untuk menghadapi pandemi," kata Acting Director of Directorate Marketing and Communications Swiss German University (SGU), Anthon Stevanus Tondo, Rabu 28 Juli 2021.
Profesor Derek Ong, perwakilan Universitas Sunway Malaysia yang hadir sebagai pembicara pada hari pertama SGU Symposium menjelaskan, pandemi memberikan peringatan kepada masyarakat di seluruh dunia mengenai apa yang kita lakukan sekarang dapat berdampak di masa depan.
“ Pikir ulang tindakan dan keputusan kita,” tegas dia.
Menurutnya, saat ini orang terlalu menganggap remeh kata sustainability. Padahal, seluruh perilaku sekecil apapun memiliki konsekuensi yang berdampak disetiap kehidupan.
Dalam persentasinya pada kesempatan yang sama, Kepala BPPT Indonesia Hammam Riza memaparkan sejumlah poin penting. Empat di antaranya yang patut jadi perhatian.
Pertama, Covid-19 telah menyadarkan kita semua bahwa kesiapan dan ketahanan nasional khususnya dalam menangani penyakit menular perlu mendapat perhatian serius.
Kedua, dibutuhkan model ekosistem inovasi yang dibangun berdasarkan ‘kebutuhan’ bersama dan rasa kebersamaan yang kuat untuk melakukan sesuatu.
Ketiga, inovasi teknologi untuk substitusi impor demi ketahanan nasional, sudah saatnya menjadi prioritas, termasuk upaya mendorong tumbuhnya industri hulu dan antarsektor kesehatan/farmasi.
" Terakhir, namun tak kalah penting, that valley of death innovation adalah nyata dan kita sedang mengalaminya," kata Hammam.
Laporan: Elyzabeth Yulivia
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya