Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Virus corona baru penyebab Covid-19 tidak hanya merusak paru-paru dan sistem pernapasan, tetapi juga otak dan jantung. Fakta ini terungkap dalam sebuah kasus di China.
Dr Teerawat Hemachuta, kepala Pusat Informasi untuk Penyakit Menular di Universitas Chulalongkorn, Thailand, memposting di akun Facebooknya bahwa ada kasus pasien Covid-19 yang mengalami demam, sakit kepala, dan kantuk.
Penelitian lebih lanjut menemukan Covid-19 terdapat dalam cairan serebrospinal di otak. Selain itu, virus tersebut juga merusak medula oblongata pasien sehingga sulit bernapas.
Pada 31 Maret, ada laporan seorang pasien seperti terkena influenza, tapi mengalami kelainan pada otak pusat dan ensefalopati nekrotik hemoragik akut yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang gagal melawan virus.
Sehingga ada dugaan bahwa Covid-19 mungkin tidak hanya menyebabkan masalah pada paru-paru tapi juga otak dan jantung, ujar Dr Teerawat.
Kasus yang lebih mendalam diungkap dalam sebuah artikel di New York Times edisi 1 April 2020.
Di artikel disebutkan pada awal Maret 2020, seorang pria berusia 74 tahun datang ke ruang gawat darurat di Boca Raton, Florida.
Pria itu mengalami batuk dan demam, tetapi pemeriksaan sinar-X mengesampingkan pneumonia dan ia dipersilakan pulang.
Keesokan harinya, ketika demamnya melonjak, anggota keluarga membawanya kembali ke rumah sakit.
Pria itu sesak napas dan tidak bisa memberi tahu namanya atau menjelaskan apa keluhannya. Dia kehilangan kemampuan untuk berbicara.
Pasien, yang menderita penyakit paru-paru kronis dan Parkinson, menggapai-gapaikan lengan dan kakinya dengan gerakan tersentak-sentak, dan terlihat seperti mengalami kejang.
Dokter mencurigai pria itu menderita Covid-19. Belakangan diagnosis dokter terbukti benar setelah dia menjalani tes.
Kasus lainnya melibatkan seorang wanita di usia akhir 50-an yang bekerja di sebuah maskapai penerbangan.
Pada hari Selasa, 31 Maret 2020, para dokter di Detroit melaporkan wanita itu positif Covid-19. Wanita itu terlihat bingung, dan mengeluh sakit kepala.
Dia bisa menyebutkan namanya kepada dokter tetapi tidak banyak, dan menjadi kurang responsif seiring berjalannya waktu.
Pemindaian otak menunjukkan adanya pembengkakan dan peradangan yang tidak normal di beberapa daerah, dengan area yang lebih kecil di mana beberapa sel telah mati.
Dokter mendiagnosis kondisi berbahaya yang disebut ensefalopati nekrotik akut, sebuah komplikasi langka antara influenza dan infeksi virus lainnya.
Sumber: Nation Thailand, New York Times
Kandungan Surah An Naziat, Beserta Asbabun Nuzul dan Keutamaannya
Honeymoon Mikha Tambayong dan Deva di Bali Bikin Kaum Jomblo Melongo
Kumpulan Doa Khatam Quran dan Keistimewaan Jika Mengamalkannya
Dulu Bucin dan Sering Main ke Rumah, 5 Momen Kebersamaan Nissa Asyifa dan Alshad Ahmad
Sebut Pria Sekeluarga Jahat, Nissa Asyifa: Disiksa Fisik, Batin dan Mental