Vivi Zubedi (Idho Rahaldi/Dream)
Dream - Vivi Zubedi menjadi satu-satunya perancang modest fashion Indonesia yang akan unjuk gigi di gelaran New York Fashion Week (NYFW) 2018. Bersama Hijup, Vivi membawa kain Sasirangan dan Pagatan khas Kalimantan Selatan pada ajang yang digelar pada 11 Februari 2018 itu.
Bertajuk 'Urang Banua', desainer kelahiran Medan ini akan memamerkan 32 Koleksi yang berbahan kain diaplikasikan dalam bentuk dress, top, bottom, dan outer dengan cutting khasnya.
Tak hanya kain, terdapat material lain seperti lace dan velvet. Akesoris berupa payet juga seluruhnya dari Kalimantan Selatan.

" Koleksi ini saya gabungkan antara kain daerah dan fashion untuk mensejajarkan agar kain daerah ini bisa dimanfaatkan," ujar Vivi saat ditemui di Plaza Indonesia, Rabu 31 Januari 2018.
Koleksi Vivi kali ini terinspirasi dari wanita perajin kain tradisional di Kalimantan Selatan yang mewakili simbol kesatuan dan keunikan budaya Indonesia. Selain itu, 'Urang Banua' merupakan misi Vivi untuk mengenalkan hasil kerajinan dan kebudayaan Tanah Air ke kancah internasional.
" Saya ingin memamerkan keunikan warna dan keindahan kain yang terbentuk dari kerja keras, gairah, dan cinta para perajin," tuturnya.

New York Fashion Week 2018 juga menjadi ajang bagi Vivi untuk mengenalkan koleksi modest wear terbarunya. Yang membanggakan, Vivi akan disejajarkan dengan desainer ternama dunia, seperti Victoria Beckham.
Sementara bagi pecinta busana dari Vivi, koleksi ini akan hadir di Hijup. Harganya beragam mulai dari Rp600 ribu sampai Rp2 juta.
(Sah)
© Dream
Dream - Desainer busana muslim Vivi Zubedi sedang asyik berkeliling Indonesia. Berbeda dengan 4 rekannya sesama desainer modest wear yang bertolak ke Dubai, Vivi malah berunjung ke Kalimantan Selatan.
Desainer yang khas dengan rancangan abaya ini sepertinya memiliki tujuan khusus datang ke Borneo. Hal itu terlihat dari kunjungannya ke Pagatan, untuk menemui para pengrajin kain etnik khas Kalimantan Selatan.

Dalam sebuah foto yang diunggahnya di Instagram, terlihat seorang nenek sedang bekerja dengan mesin tenun tradisionalnya. Begitu pula saat di Banjarmasin, ia juga mengunjungi para pengrajin sasirangan, kain tradisional khas Kalimantan.
Menariknya, ternyata proses pembentukan motif dan warna dilakukan dengan cara yang masih manual. Beberapa kain berwarna kecoklatan nampak diplintir-plintir dan ditali melingkar menggunakan rafia.

Dewasa ini, pasti banyak anak muda yang tak tahu cara pembuatan kain etnik dari seluruh Indonesia. Kegiatan Vivi, menjadi sesuatu hal yang menarik untuk terus disimak, sebagai salah satu upaya mengenal warisan budaya bangsa.
Lebih seru lagi ketika desainer berdarah Timur Tengah ini menyempatkan diri untuk mengunjungi Pasar Apung Lok Bintan Banjarmasin. Para pedagang nampak asyik bertransaksi dengan para pembeli dengan menaiki perahu-perahu kecil.

Menjadi pemancangan langka, yang tentunya dapat menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan, banyak warganet berkomentar jika pemandangan itu mengingatkan mereka pada iklan sebuah stasiun televisi di tahun 90-an.
Simak terus keseruan Vivi menjelajah pulau Borneo yuk!
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari