Eki Febri Ekawati Mengaku Belum Mendapat Biaya Akomodasi Dari Pemerintah Selama Tujuh Bulan (Foto:Twitter )
Dream - Peraih emas di cabang atletik nomor tolak peluru putri Sea Games 2017, Eki Febri Ekawati mengalami nasib yang mengejutkan.
Eki mengaku belum mendapat biaya akomodasi selama Sea Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia, berlangsung. Informasi tersebut dicurahkan Eki ke akun Instagram @ina_seagames2017.
Dia menulis, " Belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal Sea Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju?"
Menurut unggahan Eki, ada kendala dalam sistem administrasi dan birokrasi di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
" Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet! Pemerintah juga harus introspeksi terkait penyebab kenapa Indonesia tidak maksimal di Sea Games sekarang," tulis dia.
Tak beberapa lama unggahan Eki itu disebar akun Instagram @badminton_talk. Akun tersebut tak menautkan kegelisahan Eki ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
Imam menjawab melalui Instagram miliknya. Menteri yang juga politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini meminta maaf atas keterlambatan pemberian biaya akomodasi itu.
Imam berjanji segera menindak secara tegas asisten departemen dan meminta bagian keuangan untuk menangani persoalan ini.
" Saya mohon maaf dan bilamana ada atlet lain yang mengalami hal serupa segera beritau saya langsung. Terima kasih," tulis Imam. (ism)
Dream - Dua hari lalu, banyak warganet menyebar video gadis yang menangisi kekalahan Timnas Indonesia atas Malaysia di SEA Games 2017. Sosok gadis yang banyak menjadi pembicaraan warganet itu adalah Zhafira Zahradia Erawan.
Fira, sapaannya, membenarkan sosok dalam video tersebut adalah dirinya. " Iya," tulisnya dalam pesan pendek kepada Dream.co.id, Selasa 29 Agustus 2017.
Fira mengaku menangis sesenggukan karena kekalahan yang diderita Timnas sepak bolaIndonesia atas Malaysia. " Karena kekalahan Indonesia yang adanya di akhir pertandingan. Terus kasihan ngelihat permainnya langsung tiduran di rumput terus menangis," ucap dia.
" Sedih saja. Kita sudah nyaris menang, memang sudah dukung timnas dari lama banget, jadinya seperti itu," kata dia.
Meski begitu, rasa sedih Fira tampaknya dapat terobati. Sebab, pada Selasa 29 Agustus 2017, Indonesia berhasil meraih medali perunggu setelah mengalahkan Myanmar di dengan skor 3-1.
" Alhamdulillah, iya," ucap dia.
Dream - Kiper Timnas Indonesia U-22 yang berlaga di ajang Sea Games 2017 di Malaysia gagal melaju ke final. Timnas ditaklukkan Malaysia dengan skor 1-0.
Rasa sedih tentu menimpa seluruh punggawa Garuda Muda. Keluarga dan para pendukung pun merasakan kesedihan serupa.
Kiper Timnas Indonesia, Satria Tama bahkan mencurahkan rasa kecewanya kepada sang kakak, Rama Fitri Hardiyanti. Percakapan antara adik dan kakak itu diunggah Fitri melalui Instagram pribadinya.
" Sorry mbak belum bisa bawa Indonesia ke final," tulis Satria, sembari menambahkan emoticon, menangis.
" No. Big no. Itu bukan salahmu. Ayo pahlawan tegakkan kepalamu. Perjuanganmu luar biasa. SATU TIM LUAR BIASA," tulis Fitri.
" Nggak ada bully dll. Kita bangga banget sama kamu, terutama Timnas," ucap Fitri.
" Saya tidak takut untuk di-bully atau apa. Saya hanya kecewa tidak bisa meraih yang terbaik," kata Satria.
" Ini yang terbaik Satria. Ini sudah perjuangan terbaik. Hanya faktor keberuntungan saja yang menentukan segalanya," Fitri meneruskan pesannya " jangan menyakiti psikismu dengan penyesalan karena di luar sana tidak ada yang menyesal. Kmu jadi kipernya malam ini, love you."
Fitri mengatakan dukungan yang dia berikan kepada adiknya sudah menjadi kebiasaan. Dia selalu berusaha memposisikan diri terlibat dalam pertandingan itu.
" Saya bangga dengan Timnas tapi tidak menutup kemungkinan ada perasaan khawatir akan keadaan adik, dan sepertinya Indonesia harus tahu kalau setiap pemain selalu berusaha keras dalam perjuangannya, love you dek," ucap Fitri.
Dream - Jika kamu jeli, apa kebiasaan yang dilakukan para atlet saat berpose usai menggondol medali di even olahraga besar? Yup, mengigit medali itu sambil melihat ke depan awak media.
Apa sebenarnya yang memicu para atlet itu mau berpose sambil mengigit medali? Kapan pula kebiasaan itu mulai muncul?
Dikutip dari laman Washingtonpost.com, Selasa, 29 Agustus 2017, ada banyak alasan mengapa kebiasaan mengigit medali dilakukan para atlet. Tapi yang paling terlihat memang karena mereka tengah berpose di depan fotografer. Pose terbaik tentunya ingin dipertontonkan.
" Ini menjadi seperti sebuah obsesi kepada para fotografer," kata Presiden International Society of Olympic Historian sekaligus penulis Buku The Complete Book of the Olympycs, David Wallenchinsky.
Menurut David, pose itu seolah telah menjadi ikon mengabadikan momen keberhasilan para peraih medali. Bahkan dia tak yakin, para atlet mau melakukan hal itu jika tak diminta fotografer.
Jika melihat dari sejarahnya, mengigit emas adalah kebiasaan yang biasa terjadi saat era perburuan emas (Gold Rush). Cara ini dilakukan untuk menguji emas temuan mereka. Apakah logam asli, pirit, atau malah emas bohongan.
Pirit adalah mineral berwarna kekuningan dengan kilap logam yang cerah.
Menurut Mohs Hardnes Scale, Gigi manusia lebih keras dari emas namun lembut dibandingkan pirit.
Teknik mengigit juga dilakukan untuk menilai apakah koin terbuat dari emas murni atau hanya logam murahan berlapis emas.
Dengan alasan itu pula, cara para atlet menggigit medali emas lebih dikarena aksi spontan. Fotografer menilai pose itu menjadi lucu seolah menggambarkan keingintahuan para atlet menilai medali itu berasal dari emas murni atau campuran.
Untuk diketahui, medali emas Olimpiade setebtulnya hanya mengandung 1,34 persen emas. Sisanya mengandung perak. DeMarco memperkirakan harga sebuah medali emas Olimpiade mungkin hanya sekitar US$ 564 atau Rp 7,3 juta.