Beredar! Video Polisi Banting dan Seret Murid SMA di Kelas

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 28 Oktober 2015 15:05
Beredar! Video Polisi Banting dan Seret Murid SMA di Kelas
Video penangkapan brutal seorang petugas terhadap siswi SMA menuai kecaman publik.

Dream - Video kekerasan seorang petugas terhadap murid SMA beredar. Deputi Ben Fields tertangkap kamera karena melakukan penangkapan brutal kepada seorang murid wanita SMA Spring Valley, Columbia, Selatan Carolina, Amerika Serikat.

Seperti dilansir nydailynews.com, video yang diunggah ke situs video Youtube pada 26 Oktober 2015 itu langsung beredar secara viral di dunia maya.

Dari tayangan video itu terlihat, Deputi Ben Fields masuk ke dalam kelas dan menghampiri seorang murid kulit hitam yang sedang duduk di kursi sambil berkata, " Lebih baik kamu ikut saya sekarang atau saya lakukan dengan cara saya," ujar Ben Fields.

Seketika, Deputi Ben Fields memegang erat si murid wanita dan membanting murid itu ke lantai bersama kursi-kursinya. Tidak sampai di situ, si murid juga diseret hingga ke depan kelas.

Aksi brutal dilakukan di hadapan murid lainnya di dalam kelas. Suasana dalam video yang hanya berdurasi 15 detik itu begitu tegang. " Aku akan membawamu ke penjara," kata si Deputi kepada murid.

Video itu menyebar cepat den sempat menjadi trending topics dua hari lalu. Diketahui, si murid memang diduga melakukan pelanggaran di sekolah. Tetapi cara si petugas yang brutal itu menuai kecaman publik.

Deputi Ben Fields sendiri dalam 10 tahun terakhir ini terlibat dua kasus kekerasan. Kasus pertama, dia mendapat keringanan karena aksinya didukung majelis hakim. Berikut videonya:

(Ism)

1 dari 3 halaman

Dituduh Kriminal, Gadis Palestina Tewas Ditembak Polisi Israel

Dituduh Kriminal, Gadis Palestina Tewas Ditembak Polisi Israel © Dream

Dream - Konflik yang terjadi di Palestina memanas. Banyak warga Palestina meninggal akibat tindakan provokatif yang dilakukan sejumlah warga Israel.

Seorang gadis Palestina, Marah Al Bakri, 16 tahun, menjadi korban tindakan provokatif tersebut. Dia tewas dengan 10 luka tembak.

Awalnya, gadis ini hanya ingin pulang sekolah. Dia tengah menunggu bus di sebuah terminal di Yerusalem. Kali ini, dia cukup berani lantaran berada di tempat terbuka sendiria. Padahal tidak ada satupun gadis berani seperti itu.

Tiba-tiba, seorang warga Israel melintas di depan Marah. Warga itu kemudian berteriak dan menuduh Marah membawa pisau dan berusaha menusuknya.

Hal itu membuat sejumlah polisi Israel berdatangan. Marah panik, mulai menangis dan berteriak.

Tetapi, polisi Israel berpandangan lain. Mereka malah menganggap teriakan itu bukan bentuk mengiba, melainkan upaya perlawanan.

Dalam hitungan detik, terdengar bunyi tembakan di lokasi tempat Marah menunggu bus sebanyak 10 kali. Marah kemudian ditemukan tergeletak dengan darah mengalir keluar dari tubuhnya. Gadis berhijab itu harus meregang nyawa.

Kekerasan di wilayah Palestina semakin hari semakin memanas. Sedikitnya ada 30 warga Palestina, sebagian besar remaja dan anak-anak tewas oleh ulah provokatif Israel.

(Ism, Sumber: english.wafa.ps | shehab news agency)

2 dari 3 halaman

Tolak Bayar Suap, Wanita Ini Dibakar Polisi

Tolak Bayar Suap, Wanita Ini Dibakar Polisi © Dream

Dream - Nasib tragis dialami oleh Neetu Dwivedi. Perempuan 40 tahun asal Uttar Pradesh, India, itu tewas dengan luka bakar pada Selasa pekan lalu. Sebelum meninggal, dia mengaku dibakar oleh dua polisi setelah menolak membayar uang suap di kantor polisi.

Dikutip Dream dari The Express Tribune, Senin 13 Juli 2015, sebelum meninggal, Dwivedi menyampaikan kisah itu kepada hakim dan wartawan. Kejadian bermula saat Dwivedi ke kantor polisi untuk bertemu suaminya yang ditahan atas sebuah kejahatan.

Di kantor polisi, dia diminta menyerahkan uang 100.000 rupee atau setara Rp 15 juta lebih jika ingin suaminya bebas. Dia menolak permintaan dua polisi itu. Setelah itu, dia mengaku dianiaya oleh kedua polisi yang meminta uang tersebut, hingga berujung pada pembakaran.

Dua polisi yang disebut oleh Dwivedi membantah. Mereka menuduh Dwovedi membakar diri sebelum dilarikan ke rumah sakit di Lucknow setelah mengalami luka bakar mencapai 80 persen. Pejabat senior polisi, Abdul Hameed, mengatakan insiden itu terjadi pada hari Senin di Kota Barabanki.

Berita kasus ini dengan cepat menyebar, sehingga Kepala Menteri Uttar Pradesh, Akhilesh Yadav, harus turun tangan. Kedua polisi yang disebut dalam cerita Dwivedi langsung diskors kepolisian India untuk melancarkan penyelidikan. Selain itu, Yadav memerintahkan agar penyelidikan terhadap kasus ini dilakukan secara tuntas.

Anak Dwivedi, yang juga seorang jurnalis di sebuah koran Hindi, menginginkan keadilan atas kematian ibunya. Dia mengatakan, " Ibu akan bisa beristirahat dalam damai ketika yang bersalah dihukum."

3 dari 3 halaman

Polisi Jerman Paksa Muslim Makan Daging Babi Busuk

Polisi Jerman Paksa Muslim Makan Daging Babi Busuk © Dream

Dream - Kelompok HAM Pro Asyl mengutuk polisi Hanover usai menyaksikan sebuah video WhatsApp yang memperlihatkan polisi Jerman memperlakukan Muslim secara tidak manusiawi. Dalam video itu, seorang polisi Hanover memaksa Muslim makan daging babi busuk yang terjatuh di lantai.

Pro Asyl mengatakan, tindakan itu adalah perlakuan rasis dan biadab tingkat tinggi. Mereka menuntut penyelidikan atas kasus tersebut

Insiden mengejutkan terungkap setelah stasiun radio Norddeutscher Rundfunk (NDR) di Hamburg melaporkan, tentang dua insiden pelecehan imigran Muslim di kantor polisi Hanover.

" Kami menerima laporan pekan lalu bahwa ada tindakan pelecehan di sebuah kantor polisi federal," kata Jaksa Agung Thomas Klinge.

Polisi telah mengirim tim mencari oknum polisi yang melakukan perbuatan biadab tersebut di rumah dan kantornya.

Oknum yang kini sudah dibebastugaskan itu membagikan video WhatsApp, di mana ia terlihat menyeret pencari suaka asal Afghanistan dan memaksa imigran Maroko makan daging babi busuk.

Korban pelecehan pertama adalah seorang pemuda Afghanistan, yang tertangkap di stasiun Hanover pada Maret 2014 karena tidak memiliki paspor.

Investigasi NDR menemukan percakapan dua polisi melalui pesan WhatsApp yang berbunyi, " Aku sudah menangkapnya, seorang Afghanistan.

Aku masukkan jari ke hidungnya dan dia tersedak. Menyenangkan. Setelah itu aku menyeretnya dengan kaki terikat di sepanjang stasiun. Dia menjerit seperti babi."

Kasus kedua adalah penangkapan seorang Muslim Maroko berusia 19 tahun di sebuah stasiun kereta api karena tidak bisa menunjukkan tiket kereta api regional. Dia kemudian diserang oleh polisi.

Setelah merekam aksinya, seorang polisi menulis di WhatsApp, " Bajingan itu menelan sisa-sisa daging babi busuk di kulkas dari lantai."

Jerman menjadi rumah bagi hampir 4 juta Muslim, termasuk 220.000 jiwa berada di Berlin. Sekitar dua pertiga dari minoritas Muslim di Jerman berasal dari Turki. 

(Ism, Sumber: Onislam.net)

Beri Komentar