Jemaah Haji Di Tanah Suci (Foto: MCH)
Dream - Direktur Pengelolaan Dana Haji Kementerian Agama, Ramadhan Harisman, menegaskan kain ihram yang diberikan kepada jemaah haji Indonesia adalah produksi dalam negeri.
" Kain ihram untuk jemaah haji reguler dibuat sendiri oleh pengrajin dengan bahan berupa benang nomor 12S dari pabrik benang di dalam negeri," ujar Ramadhan, dikutip dari kemenag.go.id, Rabu 12 September 2018.
Pernyataan ini disampaikan Ramadhan untuk membantah tudingan mantan Deputi Senior Bank Indonesia, Anwar Nasution.
Dalam satu kesempatan, Anwar menuding Kemenag memberikan kain ihram buatan China kepada jemaah haji sehingga turut menguras devisa.
Ramadhan menjelaskan benang 12S merupakan bahan yang untuk membuat handuk. Sedangkan kain ihram tersebut tidak diberikan oleh Kemenag, melainkan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH). Cirinya, ada tulisan 'Indonesia' dengan warna hijau.
" BPS melakukan kontrak pembuatan ihram dengan pengrajin dari Majalaya dan Pekalongan. Pabrik tempat pembuatan kain ihram tersebut menggunakan benang nomor 12S," kata dia.
Ramadhan mengakui memang ada kain ihram buatan China beredar di pasaran. Tetapi, Ramadhan menegaskan kain ihram yang diterima jemaah haji dari BPS adalah buatan dalam negeri.
" Tuduhan bahwa Kementerian Agama memberikan kain ihram buatan China kepada jemaah tidak sesuai fakta," ucap dia.
Lebih lanjut, Ramadhan mengatakan tidak hanya kain ihram, BPS juga memberikan mukena kepada jemaah haji putri serta kain batik. Semuanya berasal dari pengrajin dalam negeri.
Dream - Direktur Pengelolaan Dana Haji dan Siskohat Kementerian Agama, Ramadhan Harisman, membantah tudingan yang menilai pemberangkatan haji jadi faktor pemicu pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Dia menyatakan pandangan tersebut terlalu berlebihan.
" Terlalu berlebihan jika pemberangkatan jemaah haji dianggap melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (US$). Banyak faktor lain yang mempengaruhi lemahnya nilai tukar rupiah,” kata Ramadhan, dalam keterangan tertulisnya.
Klaim soal faktor pelemahan ini disampaikan oleh mantan Deputi Senior Bank Indonesia Anwar Nasution dalam sebuah kesempatan. Dana yang dibutuhkan untuk pemberangkatan haji dinilai berdampak besar terhadap kas negara.
Menurut Ramadhan, kebutuhan valuta asing (valas) untuk operasional haji jauh lebih kecil ketimbang impor Migas.
Apalagi jika dibandingkan dengan kebutuhan untuk pembayaran utang korporasi yang jatuh tempo periode tertentu.
Ramadhan memaparkan total biaya operasional penyelenggaraan ibadah haji reguler tahun ini sebesar Rp14,1 triliun dalam nominal rupiah dan riyal. Dari total angka tersebut, pembiayaan dalam riyal sebesar Rp2,1 miliar, setara US$ 560 juta.
Dana tersebut juga tidak digelontorkan langsung, melainkan bertahap dalam jangka waktu 4 hingga 5 bulan pada masa operasional haji. Sisanya dibayar dalam bentuk rupiah, termasuk ongkos penerbangan haji.
Selain itu, pembayaran setoran awal dan setoran pelunasan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) jemaah haji juga masih menggunakan rupiah. " Dengan demikian, pada saat pembayarannya tidak berpengaruh terhadap kebutuhan SAR maupun US$ dalam negeri,” ujar Ramadhan.
Selanjutnya, Ramadhan mengakui memang terjadi perpindahan devisa selama penyelenggaraan haji dan umroh. Tetapi, hal ini tidak hanya terjadi pada Indonesia, seluruh negara yang warganya menjalankan dua ibadah tersebut mengalaminya.
Pemerintah juga telah berupaya mengimbangi dengan distribusi ekonomi kepada warga Indonesia yang bermukim di Saudi. Dari mereka, kata Ramadhan, sebagian kebutuhan jemaah haji terpenuhi.
" Pendapatan mereka kembali ke kampung halaman sebagai devisa,” kata dia.
Tidak hanya itu, distribusi ekonomi juga tersalurkan kepada WNI di Saudi yang membuka usaha kuliner seperti rumah makan padang atau warung tegal. Meski jumlah mereka minim, Ramadhan menegaskan itu tidak berpengaruh terhadap pelemahan rupiah.
Dia mengambil contok restoran Turki di Mekah dan Madinah. Meskipun jumlahnya banyak, keberadaan restoran Turki nyatanya juga bisa membantu menguatkan Lira.
" Bahkan lira mengalami depresiasi yang lebih besar daripada rupiah," ucap Ramadhan.
Lebih lanjut, Ramadhan menegaskan kebijakan haji yang ditempuh pemerintah sangat berpihak pada kepentingan nasional. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kebijakan penyelenggaraan haji diselaraskan dengan penguatan ekonomi syariah.
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi