Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh (haaretz.com)
Dream - Klaim Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang menyatakan Yerusalem adalah Ibu Kota Israel membuat banyak pihak, tak terkecuali Hamas, geram. Faksi politik di Palestina itu bahkan menyatakan siap berperang total yang disebut dengan intifada.
" Kita harus menyeru dan bekerja keras melancarkan intifada di depan muka musuh Zionis," ujar Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh secara terbuka di Gaza pada Kamis waktu setempat, dikutip dari Independent.
" Ini tidak akan berhenti sampai pembebasan Yerusalem dan Tepi Barat," tegas Haniyeh.
Sekolah-sekolah dan toko di seluruh teritorial Palestina tutup sebagai bentuk protes atas langkah AS memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Haniyeh juga menyatakan telah menginstruksikan seluruh anggota dan pejuang Hamas dan seluruh organisasi sayapnya untuk bersiap menjalankan perintah bila harus menghadapi bahaya yang mengancam Yerusalem dan Palestina.
" Persatuan Jerusalem adalah Arab dan Muslim, dan ini adalah Ibu Kota Palestina, seluruh Palestina," ucap Haniyeh.
Haniyeh juga meminta Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mundur dari segala upaya damai.
Ketegangan di kawasan Palestina kini meningkat usai pernyataan Trump pada Rabu kemarin. Kemungkinan konfrontasi di kawasan Tepi Barat dapat terjadi.
Militer Israel sendiri akan mengerahkan sejumlah batalion untuk berjaga di kawasan Tepi Barat hari ini.
(Sah)
Advertisement
Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau
