Heboh Aliran Hakdzat di Pandeglang, Sholatnya Menghadap Empat Mata Angin

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 30 September 2021 09:00
Heboh Aliran Hakdzat di Pandeglang, Sholatnya Menghadap Empat Mata Angin
Juga tidak rukuk tapi langsung sujud, takbir sesuai kepercayaan.

Dream - Setelah kemunculan Kerajaan Angling Dharma, giliran Aliran Hakdzat kini membuat heboh. Aliran ini mengajarkan paham keagamaan.

Basis aktivitas mereka ada di Kampung Cimenteng, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Meski menyebarkan paham keagamaan, aliran ini dinilai nyeleneh.

Banyak yang menilai ajaran aliran ini menyimpang. Sebab, mengajarkan tata cara ibadah sholat yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

 

1 dari 6 halaman

Nyeleneh

Camat Sumur, Heru, mengaku mendapat laporan dari warga yang resah dengan keberadaan aliran pimpinan Misran, Karyati, dan Abah Sahim ini. Menurut dia, yang nyeleneh dari aliran ini adalah ajaran sholat sunahnya.

" Kalau sholat fardlunya sama dengan ajaran Islam. Cuma sholat sunah yang mereka laksanakan mengikuti arah empat mata angin," ujar Heru, dikutip dari Bantenraya.com.

Tidak hanya itu, kata Heru, cara sholatnya juga berbeda. Aliran ini tidak menggunakan rukuk.

" Sholatnya pun tidak ada rukuk, langsung sujud. Bacaan takbir yang digunakan sesuai dengan kepercayaan mereka," terang dia.

2 dari 6 halaman

Anggotanya Masih Hubungan Keluarga

Menurut Heru, jumlah pengikut aliran ini cukup banyak namun baru sekitar puluhan. Kebanyakan masih ada hubungan keluarga.

" Yang tercatat ada sekitar 30 sampai 40 orang, mereka itu memang mayoritas satu keluarga," kata dia.

Heru juga mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang dan sejumlah institusi sudah mengetahui adanya aliran ini. Anggotanya juga sudah mendapat pembinaan.

 

3 dari 6 halaman

Sudah Dibina

" Pada prinsipnya, aliran Hakdzar ini memang sudah disikapi oleh forum, baik Abuya KH Muhtadi, MUI, kecamatan maupun Bakor Pakem," ucap Heru.

Pembinaan terus dijalankan sejak tahun lalu. Para pengikut aliran ini juga sudah bertobat dan kembali kepada ajaran Islam.

" Sekarang sudah pulang ke rumahnya masing-masing," kata Heru.

4 dari 6 halaman

Geger Kerajaan Angling Darma di Pandeglang, Raja Suka Bagi Uang Warga Miskin

Dream - Seorang pria membuat heboh masyarakat Pandeglang, Banten. Pemicunya, pria ini mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Angling Darma di Kampung Salanghari, Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi.

Pria tersebut juga mendaku diri sebagai Raja Kerajaan Angling Darma. Dia ingin disebut dengan panggilan Baginda Sultan Iskandar Jamaluddin Firdaus.

Salah satu pengikutnya, Aki Jamil, mengklaim rajanya masih punya jalur nasab dengan Sultan Hasanuddin, penguasa Kesultanan Banten. Dia juga menyatakan rajanya adalah seorang yang adil dan bijaksana.

" Ada keturunan juga, Sultan di Banten," ujar Jamil.

5 dari 6 halaman

Diklaim Dermawan

Selain itu, Jamil juga menyebut rajanya sangat dermawan. Sudah 35 rumah warga miskin di Kecamatan Mandalawangi, Pagelaran, dan Menes yang dibangun oleh Iskandar.

" Tidak hanya untuk janda tapi yang punya suami juga tetapi rumahnya yang tidak layak Baginda bangun dengan anggaran tidak dari manapun, tidak dibantu Pemerintah, sumbangan proposal dan lainnya, itu murni (dana) punya Baginda," kata dia.

Selanjutnya, Jamil pun menegaskan dana yang digunakan Iskandar untuk membantu sesama adalah dana pribadi dan sumbangan dari para santri serta muridnya. Diketahui, Iskandar sempat mengenyam pendidikan di sebuah pesantren.

" Karena Baginda ini banyak santri dan muridnya di mana-mana, jadi ada yang peduli yang ini membeli keramik, jadi semuanya jatuh ke Baginda," kata dia.

 

6 dari 6 halaman

Sebutan 'Baginda' dan Nama Angling Darma

Jamil juga menyatakan panggilan Baginda muncul bukan atas keinginan junjungannya. Tetapi, julukan itu datang dengan sendirinya dari masyarakat.

" Kalau silsilah Baginda itu karena sudah dari sananya bukan keinginan dari Baginda atau gimana, itu sudah gelarnya Baginda, sosok raja yang adil dan bijaksana yang muncul di permukaan bumi ini," kata dia.

Sementara nama Angling Darma, kata Jamil, digunakan sebagai bentuk bakti kepada Sang Pencipta maupun sesama. Sehingga diharapkan Kerajaan Angling Darma memberikan manfaat kepada sesama seperti perintah Tuhan.

" Jadi Angling Darma itu anging mendarma dan membakti. jadi bukan hanya Baginda saja, kita harus mendarma sama Yang Maha Kuasa, membakti sama Yang Maha Kuasa dan yang diciptakan juga," kata dia, dikutip dari Banten News.

Beri Komentar