Innalillahi, Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia

Reporter : Ahmad Baiquni
Minggu, 7 Juli 2019 06:48
Innalillahi, Sutopo Purwo Nugroho Meninggal Dunia
Sutopo meninggal saat dirawat dj Guangzhou, Tiongkok.

Dream - Kabar duka kembali datang dari kalangan tokoh nasional. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, meninggal dunia di Guangzhou, Tiongkok, Minggu, 7 Juli 2019 dini hari.

Kabar ini disampaikan Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) BNPB lewat Twitter.

" Telah meninggal dunia Bapak @Sutopo_PN, Minggu, 07 July 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau," demikian tulis Direktorat PRB.

Sebelumnya, Sutopo divonis mengidap kanker paru-paru pada Desember 2017. Sejak itu, dia sering keluar masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan dan kemoterapi.

Namun demikian, Sutopo tidak pernah absen dari tugas. Meski tengah dirawat, pria asal Boyolali itu terus memberikan informasi mengenai bencana dan perkembangan proses penanganannya.

Pada Sabtu, 15 Juni 2019, Sutopo terbang ke Guangzhou untuk menjalani perawatan. Saat itu, sel kanker telah menyebar ke tulang dan organ tubuh lainnnya.

1 dari 7 halaman

Sutopo BNPB Berobat ke China: Mohon Dimaafkan Kesalahan dan Dosa Saya

Dream - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, pamit ke warganet. Melalui Instagram pribadinya, Sutopo mengatakan ingin menjalani pengobatan di Guangzhou, China.

" Hari ini saya ke Guangzhou untuk berobat kanker paru yang telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh," tulis Sutopo, Sabtu 15 Juni 2019.

Sutopo mengatakan, kanker paru-paru yang telah menyebar itu terasa sangat menyakitkan. Pada unggahan itu, dia juga meminta doa restu kepada warganet.

" Jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Sekaligus saya dimaafkan atas kesalahan dan dosa," ucap dia.

Sutopo akan menjalani pengobatan di Ghuangzhou selama satu bulan. Dia juga meminta maaf seandainya tidak bisa menyampaikan info bencana dengan cepat.

Warganet pun mendoakan agar pengobatan Sutopo berlangsung lancar dan segera sembuh. " Semangat pak. Tante saya sembuh 99% pulang dari sana. Yakin dan percaya itu adalah salah satu kuncinya," tulis akun @yohannestobing.

Akun @riniwulandarijatmiko berpesan, " Hati² ya mas.... Smg perjalanan lancar selamat sampai tujuan dan sgr mendaparkan kesembuhan."

" Semoga Allah memberi kemudahan dan mengangkat penyakit Bapak Aamiin Yaa Allah, selalu semangaat ya pak," doa akun @ifa3k_hidi.

Sementara, akun @wayan_ami berharap, " Semoga lekas sembuh pak. Dan tetap bersemangat."

Semoga cepat sembuh Pak Topo.

2 dari 7 halaman

Sutopo Alami Keanehan Usai Jalani Kemoterapi

Dream - Sutopo Purwo Nugroho kini harus menjalani kemoterapi secara rutin. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat, di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu tengah berjuang melawan kanker paru-paru stadium 4.

Prosedur kemoterapi dilakukan secara intensif demi bisa membunuh sel kanker jahat yang menggerogoti paru-parunya. Biasanya, para pasien kanker yang menjalani kemoterapi akan mengalami kerontokan rambut yang parah.

Sebab, obat kemoterapi sangat keras. Bukan hanya mematikan sel kanker yang jahat tapi juga sel tubuh yang masih sehat, seperti sel rambut. Namun, yang terjadi pada Sutopo justru sebaliknya.

Selama ini pria yang akrab disapa Pak Topo ini mengalami kebotakan. Rambutnya tak tumbuh di kepala bagian depan dan tengah. Tapi setelah menjalani kemoterapi, rambut-rambut baru justru tumbuh di area itu.

3 dari 7 halaman

Lihat Perbandingan Sebelum dan Sesah Kemoterapi

Sutopo pun mengunggah foto perbandingan kondisi rambutnya sebelum dan sesudah kemoterapi.

" Pasca kemoterapi rambut saya malah tumbuh. Biasanya orang dikemo rambut rontok dan botak. Saya malah tumbuh rambutnya. Tak mengalami rontok," tulisnya.

    View this post on Instagram

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on 

Menurut Sutopo, dokter yang menanganinya pun merasa aneh dengan kondisi rambut tersebut. Sutopo berkelakar dengan menyarankan orang yang ingin menumbuhkan rambut, bisa melakukan kemoterapi.

" Silakan ikut kemoterapi jika ingin tumbuh rambut. Hubungi rumah sakit terdekat. Ada kemo yang ditanggung BPJS lho," ungkap Sutopo.

4 dari 7 halaman

Jokowi: Pak Sutopo Bukan Orang Biasa

Dream - Presiden Joko Widodo punya kesan khusus usai bertemu Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho.

" Sutopo Purwo Nugroho bukan orang biasa," tulis Jokowi, di Instagramnya @jokowi Jumat, 5 Oktober 2018.

Jokowi menyebut, sosok Sutopo bukan orang biasa. Dia beralasan, suara Sutopo selalu ditunggu ketika bencana tiba.

" Ia mengabarkan dengan cepat kejadian bencana alam gempa bumi, longsor, tsunami, atau kebakaran yang terjadi di pelosok negeri agar kita waspada dan tidak kebingungan," ujar dia.

      View this post on Instagram

Sutopo Purwo Nugroho bukan orang biasa. Suaranya pada hari-hari bencana melanda negeri ini, begitu didengar dan ditunggu-tunggu orang banyak. Sebagai Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ia mengabarkan dengan cepat kejadian bencana alam gempa bumi, longsor, tsunami, atau kebakaran yang terjadi di pelosok negeri agar kita waspada dan tidak kebingungan. Siang ini, saya senang sekali menerima kedatangannya di Istana Bogor. Kami berbincang-bincang santai di ruang kerja saya di Istana Bogor. Alhamdulillah, Pak Sutopo tetap terlihat ceria. Ia tetap bersemangat meski sudah cukup lama ia mengidap kanker paru-paru stadium empat. Saya ingin mengutip kalimat Pak Sutopo yang dalam dan bijak, bahwa, “ hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain.” Dan ia mengamalkan kalimat itu dengan baik. Terima kasih Pak Sutopo.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on 

Jokowi mengatakan, pertemuannya dengan Sutopo di Istana Bogor menyisakan kesan menyenangkan. Meski sedang menderita kanker paru-paru stadium 4, kata Jokowi, Sutopo tetap ceria.

Jokowi mengaku mengutip kalimat bijak Sutopo mengenai kehidupan yang dijalani.

" Saya ingin mengutip kalimat Pak Sutopo yang dalam dan bijak, bahwa, “ hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain.” Dan ia mengamalkan kalimat itu dengan baik," kata dia. (ism)

5 dari 7 halaman

Ibu Ani Yudhoyono Kanker Darah, Sutopo BNPB: Tanda Allah Sayang

Dream - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Kehumasan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memberi semangat dan doa kepada mantan Ibu Negara Ibu Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono. Seperti diketahui, Sutopo merupakan salah satu penyintas kanker.

Pesan dan doa Sutopo itu disampaikan saat menjalani kemoterapi ke-8 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta Pusat.

" Sengaja saya mengirimkan doa untuk kesembuhan Ibu Ani SBY dari sakit kanker darah. Saat ini beliau sedang dirawat di NUS Hospital Singapura," kata Sutopo, melalui keterangan tertulisnya, Kamis, 14 Februari 2019.

      View this post on Instagram

Doa Untuk Ibu Ani SBY dari Penyintas Kanker Paru Stadium 4B yang sedang Menjalani Kemoterapi ke-8 Di saat saya sedang menjalani kemoterapi ke-8 di RSPAD Jakarta, sengaja saya mengirimkan doa untuk kesembuhan Ibu Ani SBY dari sakit kanker darah. Saat ini beliau sedang dirawat di NUS Hospital Singapore. Bu Ani, mungkin saya bukanlah siapa-siapa bagi Ibu Ani. Tapi saya sebagai penyintas kanker, memahami bagaimana sakitnya secara lahiriah dan batiniah ketika dokter memvonis sakit kanker. Rasa shock, bingung dan sedih pasti memenuhi benak kita. Mengapa saya? Itu pertanyaan yang selalu muncul di awal. Yang penting Ibu Ani tetap semangat, ikhlas menerima ujian sakit kanker darah ini, terus berdoa dan ikhtiar, serta selalu bersyukur kepada Allah SWT karena masih banyak kenikmatan dan kesehatan tubuh lain yang Allah limpahkan kepada Ibu Ani. Saya sebagai penyintas kanker paru stadium 4B yang sudah menjalani 1 tahun ini dan saat ini sedang menjalani kemoterapi ke-8, memahami dan mengerti sakit kanker itu seperti apa menyakitkannya. Perlu kesabaran dan kekuatan menghadapi ujian yang berat ini. Yang penting Ibu Ani harus ikhlas dan semangat. Jangan putus asa dan menyerah. Tetaplah berdoa kepada Allah SWT karena sesungguhnya sehat dan sakit itu kuasa Allah. Dokter, perawat dan orang lain adalah perantara saja sesuai keahlian yang dimilikinya. Sakit kanker berarti kualitas hidup harus lebih baik. Jaga pola makan. Hindari makanan yang disukai kanker. Hindari gula kalau perlu tidak usah konsumsi lagi. Makan-makanan yang dibakar, berpengawet dan kimiawi dihindari. Perbanyak buah dan sayur. Dan yang tak kalah penting tetaplah berpikir positif. Pikiran sangat mempengaruhi hati, sikap, batiniah dan kesehatan tubuh kita. Ibu Ani sakit kanker darah tanda Allah sayang sama Ibu. Allah sedang menguji kesabaran, kekuatan dan taqwa kita agar kita senantiasa berdoa, meminta belas kasihan dan mengangkat sakit kita tanpa meninggalkan sakit yang lain. Jadi tetap semangat, ikhlas dan sabar ya bu. Semoga ibu cepat sembuh dan sehat. Rakyat Indonesia mendoakan Ibu dan membutuhkan Ibu. Buat Pak SBY dan keluarga agar tetap sabar merawat Ibu Ani.

A post shared by Sutopo Purwo Nugroho (@sutopopurwo) on

Meski bukan siapa-siapa bagi Ibu Ani, sebagai penyintas kanker, Sutopo berbagi pengalaman mengenai kondisi batiniah dan lahiriah pasien yang divonis kanker.

" Rasa shock, bingung dan sedih pasti memenuhi benak kita. Mengapa saya? Itu pertanyaan yang selalu muncul di awal," ujar dia.

Sutopo mengatakan, untuk melawan kondisi semacam ibu Ani perlu tetap semangat dan ikhlas menerima vonis sakit yang diderita.

" Terus berdoa dan ikhtiar, serta selalu bersyukur kepada Allah SWT karena masih banyak kenikmatan dan kesehatan tubuh lain yang Allah limpahkan kepada Ibu Ani," ujar dia.

 

6 dari 7 halaman

Ikhlas dan Jangan Menyerah

Sutopo mengatakan, sebagai penyintas kanker paru stadium 4B sudah menjalani 1 tahun ini, memahami dan mengerti sakit kanker itu seperti apa menyakitkannya. Dia menyebut, perlu kesabaran dan kekuatan menghadapi ujian yang berat ini.

" Yang penting Ibu Ani harus ikhlas dan semangat. Jangan putus asa dan menyerah. Tetaplah berdoa kepada Allah SWT karena sesungguhnya sehat dan sakit itu kuasa Allah," kata dia.

Sutopo menyebut, dokter, perawat, dan orang lain adalah perantara saja sesuai keahlian yang dimilikinya.

Dia menyarankan Ani perlu memperbaiki kualitas hidup, pola makan, serta menghindari makanan yang disukai kanker.

 

7 dari 7 halaman

Pantangan dan Keluarga

" Hindari gula kalau perlu tidak usah konsumsi lagi. Makan-makanan yang dibakar, berpengawet dan kimiawi dihindari. Perbanyak buah dan sayur," ujar dia.

Sutopo juga meminta Ibu Ani tetap berpikir positif. Sebab, pikiran sangat mempengaruhi hati, sikap, batiniah dan kesehatan tubuh kita.

" Ibu Ani sakit kanker darah tanda Allah sayang sama Ibu. Allah sedang menguji kesabaran, kekuatan dan taqwa kita agar kita senantiasa berdoa, meminta belas kasihan dan mengangkat sakit kita tanpa meninggalkan sakit yang lain," ucap dia.

" Semoga ibu cepat sembuh dan sehat. Rakyat Indonesia mendoakan Ibu dan membutuhkan Ibu. Buat Pak SBY dan keluarga agar tetap sabar merawat Ibu Ani. Keluarga adalah sumber penyemangat utama bagi para penyintas kanker," kata dia. (ism)

Beri Komentar