Gelar Expo, BNI Syariah Bidik Target Tabungan Haji Rp1,5 T

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 12 September 2018 18:44
Gelar Expo, BNI Syariah Bidik Target Tabungan Haji Rp1,5 T
Bank syariah ini menggelar `BNI Syariah International Islamic Expo 2018'.

Dream – Indonesia merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Kuota hajinya juga terbesar di dunia, yaitu 220 ribu orang.

Melihat tingginya minat masyarakat untuk beribadah di Tanah Suci, PT BNI Syariah menggandeng Alia Convex menggelar " BNI Syariah International Islamic Expo 2018" . Diharapkan ajang bisa membantu mendukung pengembangan bisnis haji dan umroh.

“ Kami mendukung pengembangan bisnis haji dan umroh dan memberikan kemudahan akses kepada masyarakat dalam beribadah haji dan umroh serta wisata halal,” kata Direktur Bisnis Komersial BNI Syariah, Dhias Widhiyati, di Jakarta, Rabu 12 September 2018.

BNI Syariah selama ini memang giat mengembangkan bisnis tabungan haji. Hingga Juni 2018, total dana tabungan BNI Baitullah iB Hasanah telah mencapai Rp1,4 triliun. Angkanya meningkat 34 persen dari Juni 2017 yang mencapai Rp1,05 triliun.

“ Dengan adanya program Indonesia Berhaji, kami berharap dapat meningkatkan dana tabungan Baitullah iB Hasanah sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp1,5 triliun hingga Desember 2018,” kata dia.

Sekadar informasi, acara BNI Syariah International Islamic Expo akan digelar pada 21—23 September 2018 di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.

Acara itu akan diikuti oleh 140 tenant yang mendukung usaha haji dan umroh, 58 perusahaan penyelenggara resmi perjalanan umroh dan haji khusus, 35 perusahaan dalam negeri yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman halal, konsumen, dan fesyen, serta 22 perwakilan dari maskapai penerbangan dan negara tujuan halal.

(Sumber: Erisa Riyana)

1 dari 2 halaman

BNI Syariah-Daarut Tauhid Kembangkan Ekosistem Halal

Dream – PT BNI Syariah menggandeng Yayasan Daarut Tauhid (DT) untuk mengembangkan ekoistem halal. Anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini menilai DT punya keunikan dalam membangun ekosistem halal.

“ Yayasan DT merupakan salah satu role model yang terbukti memberikan manfaat bagi umat untuk menggerakkan ekonomi syariah,” kata Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, di Bandung, Jawa Barat, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Dream, Jumat 3 Juli 2018.

Dengan kerja sama ini, Firman mengatakan BNI Syariah berusaha mengakomodasi kebutuhan nasabah melalui produk dan layanan yang tidak mementingkan bisnis, melainkan manfaat bagi umat,.

Sekadar informasi, kerja sama ini terkait dengan pemanfaat produk dan jasa perbankan syariah. Kerja sama ini juga dihadiri oleh Pembina Yayasan DT, Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Pemimpin Divisi Dana Ritel BNI Syariah, Bambang Sutrisno, dan Ketua Yayasan DT, Gatot Kunta Kumara.

DT memiliki keunikan dengan membangun halal ekosistem dari bisnis, mulai dari Koperasi Pondok Pesantren, Biro Perjalanan Umroh MQ Travel, sampai Laznas DT Peduli.

Dengan kerja sama ini, lebih dari 1.000 civitas yayasan berpotensi menjadi nasabah dengan memanfaatkan beragam layanan BNI Syariah, seperti pembiayaan, tabungan, electronic banking, hasanah lifestyle, sampai Wakaf Hasanah.

“ Sinergi dengan BNI Syariah di lingkungan Daarut Tauhiid tentunya mendukung dalam penguatan ekonomi halal khususnya di Bandung,” kata Gatot Kunta.

(Sah) 

2 dari 2 halaman

Semester I 2018, Laba BNI Syariah Meroket 23 Persen

Dream – PT BNI Syariah mengantongi laba sebesar Rp202,9 miliar pada semester I 2018. Angka ini meningkat 23 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang sebesar Rp165,1 miliar.

Peningkatan laba ini disebabkan oleh peningkatan pembiayaan, pendapatan berbasis biaya (fee based income)/FBI, dan dana murah.

“ Dari sisi bisnis, perseroan telah menyalurkan pembiayaan Rp25,1 triliun atau naik 11,4 persen,” kata Direktur Utama BNI Syariah, Abdullah Firman Wibowo, di Jakarta, dikutip dari Merdeka.com, Kamis 26 Juli 2018.

Firman mengatakan pembiayaan ini terdiri atas pembiayaan segmen komersial sebesar 22 persen, diikuti oleh Hasanah Card 14,6 persen, UKM 12,3 persen, consumer 7,8 persen, dan mikro 2,9 persen.

Dia mencatat, rasio pembiayaan bermasalah BNI Syariah sebesar 3,04 persen pada Juni 2018. Angkanya di bawah rata-rata industri yang mencapai 4,06 persen.

Dana pihak ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp32,4 triliun atau naik 21,5 persen. Angkanya lebih tinggi dari pertumbuhan industri yang sebesar 16,5 persen dengan jumlah nasabah 2,6 juta.

“ Komposisi DPK didominasi dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 52,8 persen,” kata dia.

Beri Komentar