Direktur Warisan Diplomasi Budaya, Dirjen Kebudayaan,Najamuddin Ramli Sedang Menyampaikan Uraian Perayaan Milad (Dream.co.id/Maulana)
Dream - Perayaan peresmian Masjid Istiqlal ke-39 disebut-sebut memiliki banyak makna. Direktur Warisan Diplomasi Budaya, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Najamuddin Ramli, mengatakan perayaan milad mengandung alasan filosofis, antropologis, dan sosiologis.
Najamuddin berharap perayaan berdirinya masjid terbesar di Indonesia itu dapat menjadi titik tolak pemersatu bangsa.
" Selama empat bulam ini negeri kita " agak ribut" . Terjadi polarisasi yang kuat di tengah masyarakat. Mudah-mudahan perayaaan milad (Masjid) Istiqlal menjadi solusi kebudayaan, menjadi kembalinya kehidupan yang harmoni," kata Najamuddin saat Konferensi Pers Perayaan Milad Masjid Istiqlal, di Komplek Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Februari 2017.
Senada dengan Najamuddin, Imam Besar Masjid Istiqlal Nazaruddin Umar mengatakan sejak rencana pendirian Masjid Istiqlal memiliki banyak makna. Masjid Istiqlal tidak hanya menjadi simbol umat Muslim tetapi juga simbol bangsa Indonesia.

" Masjid Istiqlal adalah simbol kemerdekaan, Islam modern, dan pencerahan umat," kata Nazaruddin.
Dalam perayaan milad yang akan digelar Rabu, 22 Februari 2017, Nazaruddin ingin segala perbedaan yang muncul dapat kembali terikat. Dia ingin Indonesia kembali menjadi negara yang menampilkan Islam dengan wajah damai.
" Islam di Indonesia adalah representasi Islam agama kemanusiaan. Di Indonesia, Islam berparalel dengan demokrasi, dengan hak azasi manusia, dengan kesetaraan gender, dan ekonomi modern," ucap dia.
Perayaan milad Masjid Istiqlal akan diselenggarakan mulai 22-27 Februari 2017. Pameran ini akan menampilkan dokumentasi, gambar, dan foto-foto sejarah Masjid Istiqlal yang pernah dimuat di media manapun.
Panitia secara khusus juga akan mengundang keluarga arsitek Friederich Silaban, perancang desain Masjid Istiqlal.
Selain itu, juga akan ditampilkan pementasan persinggungan kebudayaan nusantara dengan syiar Islam. Menurut Najamuddin, pementasan itu untuk menunjukkan penyebaran Islam yang penuh damai dan bersenyawa dengan kebudayaan lama Nusantara.

" Jadi kalau ada yang ribut-ribut sekarang, artinya tidak tahu sejarah Islam terdahulu," ucap Najamuddin.(Sah)
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari
