Seorang Anak Memakai Masker Menghindari Kabut Asap (Antarafoto.com)
Dream - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membenarkan munculnya hembusan asap hasil pembakaran lahan di Kalimantan telah sampai ke Jakarta. Bahkan asap ini masih berpotensi muncul sampai Rabu 28 Oktober 2015.
" Dalam 2-3 hari ke depan, BMKG memprakirakan wilayah Jakarta masih berpotensi udara kabur (haze)," BMKG dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip Dream, Selasa, 28 Oktober 2015.
Dari pantauan analisis Citra Satelit Himawari -8 menangkap, wilayah Jakarta dalam 2-3 hari terakhir di selimuti asap tipis. Berbeda dengan daerah di Sumatera yang sudah mencapai permukaan, asap kabur ini hanya tertanggap pada ketinggian 3 - 5 km di ibukota.
BMKG memperkirakan asap itu berasal dari wilayah Kalimantan yang bergerak ke Jakarta, karena udara yang bergerak dari utara menuju sebagian wilayah Jawa.
" Kondisi itu tidak mempengaruhi cuaca permukaan di wilayah Jakarta," tegas BMKG.
Udara kabur (Haze) yang berasal dari partikel kering dan udara panas yang menyebabkan jarak pandang pendek dan kelembapan rendah dikarenakan, udara dan partikel itu tidak dapat naik atau tertahan pada atmosfer lapisan bawah akibat lapisan udara di atas lebih panas daripada lapisan dibawahnya (Inversi).
Kabut asap terjadi hampir di sebagian besar wilayah Indonesia mulai dari Sumatera, Kalimantan, sebagian Sulawesi, Maluku dan Papua.
Kondisi ini dipengaruhi juga oleh El Nino dimana musim kemarau lebih panjang dari normalnya, sehingga berdampak pada bencana kebakaran hutan di wilayah Indonesia hingga saat ini.
Sebaran asap akibat kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan meluas hingga ke Jawa pada ketinggian tertentu, bukan di permukaan. (Ism)
Dream - Indonesia tengah dilanda musibah berupa kabut asap yang memenuhi beberapa wilayah di Pulau Kalimantan dan Sumatera.
Pemerintah dan seluruh masyarakat bahkan dibuat ketar-ketir lantaran hingga kini bencana kabut asap tersebut tak kunjung teratasi.
Terkait dengan bencana asap, ternyata Al-Quran menyebutkan dalam surat Ad-Dukhan. Ad-Dukhan sendiri berarti 'kabut' atau 'asap'.
Dalam surat Ad-Dukhan ayat 10 sampai 16, diriwayatkan mengenai bencana kabut/asap yang menyebabkan kelaparan yang menimpa kaum Quraisy pada masa Rasulullah SAW.
Kala itu kaum Quraisy menentang Rasul, tidak mau beriman, sombong dan mengingkari kebenaran sehingga Nabi Muhammad berdoa kepada Allah agar menimpakan kepada mereka kemarau seperti yang menimpa bangsa Mesir pada zaman Nabi Yusuf AS.
Kemudian Allah pun menurunkan kepada mereka bencana kelaparan yang dahsyat sehingga mereka memakan bangkai dan tulang, serta diturunkan pula kabut asap di antara langit dan bumi.
Seperti tertuang dalam Ad-Dukhan ayat 10 dan 11 yang berbunyi, " Maka tunggulah hari ketika langit membawa kabut yang nyata (10). Yang meliputi manusia. Inilah azab yang pedih (11).
Kaum yang ingkar itu akan tetap berada dalam kondisi seperti ini sampai mereka bertobat dan meminta kepada Rasul agar Beliau berdoa kepada Allah untuk menghilangkan azab itu dari mereka.
Lalu Rasul pun berdoa agar Allah menghilangkan azab itu. Kemudian muncul lah firman Allah," Sungguh (kalau) kami melenyapkan azab itu sedikit saja, tentu kamu akan kembali (ingkar)." (QS. Ad-Dukhan: 15)
Melalui ayat tersebut diberitahukan, jika Allah akan menghilangkan bencana tersebut mereka akan kembali ingkar.
Dan Allah akan menghukum mereka dengan azab yang lebih besar, sebagaimana yang tertuang pada ayat selanjutnya, yakni Ad-Dukhan: 16.
(Berbagai sumber)
Dream - Netizen kembali dibuat heboh dengan beredarnya foto api yang sedang membakar hutan di puncak Anreapi kabupaten Polewali Mandar yang berpenampakan lafadz Allah.
Foto yang diunggah akun Yusri Mampie di facebook langsung menjadi perbincagan netizen dan menjadi viral di jejaringan media sosial. Tak heran diakun penggunggahnya, foto tersebut dilike dan disebarkan ribuan netizen.
Banyak netizen berkomentar takjub melihat fenomena yang tergambar dalam foto tersebut. “ Subhanallaah, inilah tanda kekuasaan Allah” tulis salah satu netizen dalam kolom komentar.
Kebakaran lahan dan hutan di Kabupaten Polewali Mandar masih terus terjadi dan meresahkan warga. Dinas Kehutanan mencatat luas areal kebakaran sekitar 444,78 hektare, dengan hutan lindung 172,97 hektare, dan 271,81 haktare untuk lahan. Tak heran jika kepulan asap terus bermunculan dan semakin tebal
Lewat foto tersebut, banyak netizen yang menyelipkan komentar doa dan harapan agar kebakaran hutan bisa segara berakhir.
”Menunggu kebesaranMu ya Allah.. mudah mudahan hujan segera diturunkan, Amiin” tulis seorang netizen.
Dream - Kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan yang mengakibatkan kabut asap di Indonesia hingga menjalar ke Malaysia dan Singapura tak bisa lagi dianggap remeh.
Jika ramalan cuaca adanya musim kering panjang benar-benar terjadi, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) memperkirakan peristiwa kebakaran hutan dan asap tahun 2015 akan menjadi rekor terparah sepanjang sejarah.
Berkaca dari kejadian tahun 1997 ketika kebakaran hutan terjadi luas, para ilmuwan NASA memperkirakan total kerugian lingkungan akibat bencana ini bisa mencapai angka US$ 9 miliar atau Rp 129 miliar.
" Kondisi di Singapura dan selatan timur Sumatera terlacak lebih berat dibandingkan tahun 1997," kata ilmuwan dari Columbia University, Robert Field saat menyampaikan pertemuan NASA Goddard Institute for Space Studies.
" Jika ramalan lamanya musim kering terus bertahan, tahun 2015 bakal tercatat sebagai peristiwa paling serius dalam sejarah," ujar Field mengutip laman myexpress.com.au, Selasa, 6 Oktober 2015.
Asap yang berasal dari pembakaran hutan tahun ini telah menyebabkan sejumlah penerbangan dibatalkan, sekolah diliburkan, dan sekitar 10 ribu orang dikhawatirkan mengalami masalah pernapasan.
Indonesia sendiri sudah menerima sejumlah kritikan dari negara tetangga terkait upayanya mengatasi pembakaran lahan.
Pemerintah sendiri sudah menerjunkan 20 ribu orang untuk memadamkan api baik lewan bom air maupun hujan buatan.
Data Emisi Kebakaran Global dari NASA memperkirakan 600 juta gas rumah kaca telah mengepul di langit bumi sepanjang tahun ini. Jumlah itu sama dengan produk Jerman sepanjang tahun.
Dream - Media sosial diramaikan dengan tayangan serial asal Malaysia, Upin Ipin yang dianggap menyindir Indonesia. Episode 'Bahaya Jerebu' atau bahaya asap dikatakan menyinggung soal bencana kabut asap yang melanda sejumlah provinsi di Pulau Sumatera.
Episode tersebut menceritakan sang kakek yang mengingatkan Upin, Ipin dan teman-temannya untuk tidak bermain di luar rumah karena bahaya asap.
" Nanti sakit, jerebu membuat kita sesak nafas, mata pedih, bahaya untuk kesehatan," ujar si kakek dalam tayangan tersebut, Jumat, 10 Oktober 2015.
Kakak dari bocah kembar tersebut, Kak Rose juga mengeluhkan soal bahaya asap, " Kalau jerebu ini terus menerus, udara makin keruh, mesti sekolah cuti," katanya.
Upin, Ipin dan teman-temannya pun terpaksa keluar rumah menggunakan masker. Diujung cerita, sang kakek mengingatkan Upin dan Ipin untuk menjaga lingkungan agar udara bersih dan tidak membakar hutan.
Film ini terbagi dalam dua sesi dengan durasi waktu 18 menit 18 detik. Tayangan ini pun sudah ditonton 1,5 juta orang.
" Mungkin ini bisa jadi tamparan buat pemerintah indonesia wkwk," ujar netizen.
" Menurut saya tayangan upin ipin tentang bahaya asap tidak menyindir indonesia karena tayangan ini sudah ditayangkan sebelum terjadi kabut asap...tapi tinggal orang menilai bagaimana karena setiap orang juga berhak menilai dan berpendapat," ungkap netizen lainnya.
Advertisement
Begini Cara Cuci 3.742 Tempat Makan untuk MBG Untuk Pastikan Tak Ada Bakteri Beracun
Rahasia Diet ala Lisa Blackpink, Tubuh Ramping Tetap Energik
7 Artis Indonesia yang Dilamar di Luar Negeri, Terbaru Syifa Hadju di Swiss
4 Koleksi Jam Tangan Erick Thohir, Ada yang Harganya di Bawah Rp10 Juta
Cerita di Balik Lagu “Dengar”, Ekspresi Tulus Tiara Andini Menyambut Album “Edelweiss”
Pria Berpenghasilan Rp6,9 Miliar per Bulan Bangkrut, Kini Jualan Sosis