Kapal Terkubur di Kebun Karet Bukan Dongeng!

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 5 Oktober 2017 10:02
Kapal Terkubur di Kebun Karet Bukan Dongeng!
Peneliti akan mencari tahu jejak kapal terkubur tersebut.

Dream - Kapal dagang kuno diyakini terkubur di perkebunan karet di Kampung Asam Jawa, Malaysia.

Warga bernama Abdul Ghani Yaacob, 76 tahun, mengatakan wilayah tersebut dahulunya adalah Sungai Pegang yang menjadi rute perdagangan. Tetapi sebagian sungai itu mati akibat pembalakan.

" Menurut kisah orang-orang tua, kapal itu karam karena menabrak batu. Terakhir kali penduduk desa melihat batu tersebut di tahun 60-an. Tapi sekarang telah berubah jadi perkebunan karet," ucap Abdul, dikutip dari Sinar Harian Malaysia.

" Rute lainnya masih berbentuk sungai sampai hari ini, tapi semakin kecil dan dangkal. Padahal, sekitar tahun 70-an Sungai Pegang masih dalam dan luas," kata Abdul melanjutkan.

 

 

1 dari 2 halaman

Pakai Rute Perdagangan Lama

Pakai Rute Perdagangan Lama © Dream

Abdul menceritakan jarak antara Sungai Pegang dengan jalan utama Asam Jawa-Baling hampir satu kilometer.

" Nama kapal tersebut Lahar Jong tapi tidak tahu kenapa dia dipanggil Jong. Nama desa ini sebenarnya juga bukan Asam Jawa tapi Kampung Pegang. Nama Asam Jawa mulai dipakai di tahun 60-an," ucap Abdul.

Abdul menjelaskan kawasan tersebut kini telah dikembangkan oleh warga menjadi kebun buah.

Bagi Abdul kisah tentang kapal itu diceritakan secara turun temurun, dimulai dari generasi pertama di desanya.

" Ini bukan dongeng, tapi ini sejarah yang pernah terjadi sebelumnya. Saya ingin ada pihak yang melakukan penelitian. Sangat disayangkan jika sejarah lama ditinggalkan dan menghilang," ucap Abdul.

 

2 dari 2 halaman

Menurut Sejarawan

Menurut Sejarawan © Dream

Sementara itu, Ketua Persatuan Sejarah Malaysia Cabang Kedah (PSMCK) Datuk Dr Wan Shamsuddin Mohd Yusuf mengatakan kegiatan perdagangan di Baling ada pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah yang memerintah pada 1854 hingga 22 Juni 1879.

" Pada masanya, rute sungai di Kabupaten Baling dijadikan jalur perdagangan," ucap Shamsuddin.

Shamsuddin menambahkan saat itu seorang saudagar China bernama Chiong Kian diberi izin mengumpulkan hasil pertanian dan tambang dari Pattani melalui Baling.

" Di antara hasil yang dibawa adalah bijih timah," kata Shamsuddin.

Shamsuddin tidak mengesampingkan kemungkinan rute sungai di Baling menjadi area perdagangan lebih awal dari era Sultan Ahmad Tajuddin Mukarram Shah.

Dia mengatakan selama masa penjajahan di bawah Kapten Francis Light, pelabuhan dibangun di Penang dan mungkin kayu hasil pembalakan dari Baling dibawa ke sana.

" Sebelum ini kami menemukan sebuah kapal besar di Sungai Kuala Ketil pada awal tahun 2000. PSMCK bersedia melakukan penelitian di daerah yang konon ada kapal terkubur di perkebunan karet," ujar Shamsuddin.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More