Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Serta Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin (Dream.co.id/Maulana Kautsar)
Dream - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menggelar silaturahim dengan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Kehadiran Tito disambut baik oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir.
Haedar mengaku bangga dengan Tito. Dia menilai Tito mampu membawa perubahan besar bagi Polri.
" Pak Tito sebagai Kapolri muda merintis karier dari bawah. Sekarang di pundak dia, harapan tinggi masyarakat agar polisi menjadi semakin profesional dan mampu mereformasi tubuh Polri serta mampu menjadi pilar penting melindungi bangsa," kata Haedar dalam sambutannya di Gedung Dakwah PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Senin, 18 Juli 2016.
Selain Haedar tampak sejumlah pimpinan dan tokoh Muhammadiyah turut menyambut kehadiran Tito. Mereka diantaranya Sekretaris Jenderal PP Muhammadiyah Abdul Mukti dan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzhar Simanjutak serta cendekiawan dan Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin.
Suasana santai tampak selama silaturahmi. Haedar bahkan kerap kali menyampaikan pesan-pesan bernada komedi.
Menurut dia, kedatangan Tito ke organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia merupakan momen spesial. Sebab, ini menjadi kunjungan resmi pertama Tito usai lima hari menjabat sebagai Kapolri.
" Silaturahim ini menjadi kegiatan pertama keluar beliau. Insya Allah, Bapak hadir ke PP Muhammadiyah, tidak salah alamat," ucap Haedar.
Tito yang untuk pertama kalinya datang ke PP Muhammadiyah merasa tersanjung. Dia mengaku cukup akrab dengan kawasan Menteng selama lima tahun menjadi Wakapolsek Senen, tetapi belum pernah berkunjung ke PP Muhammadiyah.
" Ini wilayah yang saya kenal, cuma ini baru kenal. Hehe. Saya minta maaf," kata Tito.
Menurut Tito, kehadiran Muhammadiyah sangat penting bagi Indonesia. Muhammadiyah tidak hanya organisasi umat Muslim tetapi juga pilar berdirinya bangsa Indonesia.
Dia berharap Muhammadiyah mampu membawa masyarakat lebih sejahtera dan damai.
" Mungkin kalau keadaan sudah seperti itu (sejahtera dan damai), polisi nggak perlu ada lagi. Kalau polisi ndak ada lagi, saya mau masuk Muhammadiyah," kata Tito diikuti tawa hadirin.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu