Lena Lupari (metro.co.uk)
Dream - Penggemar minuman berenergi harus berhati-hati. Sebab, kemungkinan minuman yang Anda konsumsi itu berdampak buruk terhadap kesehatan. Dan bahkan bisa merusak organ tubuh yang berujung pada kematian.
Di Indonesia, sudah banyak kisah semacam itu. Seseorang mengalami kerusakan organ karena terlalu sering mengonsumsi minuman berenergi. Sementara, di luar negeri kasus seperti ini sudah tak berbilang lagi. Sangat banyak.
Seperti yang dialami Lena Lupari, wanita asal County Antrim, Irlandia Utara, ini. Dia terancam buta karena sering mengnsumsi minuman berenergi. Perempuan berusia 26 tahun itu tak menyadari dampak yang ditimbulkan akibat mengonsumsi minuman berenergi.
Dikutip Dream dari laman Metro.co.uk, Selasa 4 Agustus 2015, Lena memang terlalu banyak mengonsumsi minuman berenergi. Tak tanggung-tanggung, dalam sehari dia menghabiskan 28 kaleng minuman berenergi merek terkemuka. Lena menghabiskan 450 pounsterling atau hampir 10 juta untuk membeli minuman tersebut.
Dari kebiasaan itu, Lena mendapat asupan 3.000 kalori dari minuman berenergi. Akibatnya dia mengalami pembengkakan otak. Ibu tiga anak ini baru sadar akibat dari minuman berenergi ini setelah jatuh sakit pada Juni lalu.
" Saya mengalami migrain dan sakit kepala selama lima tahun namun saya mengabaikannya dan menggunakan pereda sakit," kata Lena.
Dokter mengatakan, Lena yang berbobot 165 ini mengalami Idiopatik Intrakranial Hipertensi karena berat badannya itu. Minuman berenergi yang banyak mengandung gula membuat badannya semakin gemuk.
Intrakranial Hipertensi merupakan kondisi akibat tekanan tinggi di dalam ruang yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Ruang ini diisi cairan cerebrospinal yang berfungsi sebagai pelindung otak dari cedera mekanik, menyediakan makanan, dan dapat mengeluarkan kotoran yang ada di otak.
Kelebihan berat badan menjadi faktor risiko penyakit ini. Selain mengalami gangguan berupa sakit kepala, gejala dari Idiopatik Intrakranial Hpertensi juga bisa dilihat dengan adanya gangguan pada mata. Dan itu pula yang dirasakan oleh Lena.
" Kemudian pandanganku hilang dan saya tidak bisa bangkit dari tempat tidur dan akhirnya dirawat di rumah sakit selama enam hari," tambah Lena. Sejak dirawat, dia tak lagi mengonsumsi minuman berenergi berlogo banteng merah itu.
Karena tak lagi mengonsumsi minuman itu, berat badannya segera turun 13 kilogram. Namun dokter memberi saran agar dia mengurangi berat badan sebesar 32 kilo agar gejala penyakit Intrakranial Hpertensi bisa dikontrol. Baca Juga: Turunkan Kadar Gula Darah dengan Cara Hanya Berdiri Ini Manfaat Teh Hijau Penangkal Penuaan Dini Alami Kulit Kering? Ini Solusinya Ini Cara Melatih Kecerdasan Emosional Gaya Hidup Cerdas dengan Konsumsi Makanan Organik Minum Alkohol dan Merokok Ternyata Bisa Bikin Cepat Pikun Kebiasaan Sehat Ini Bikin Gigi Makin Putih Mengabaikan Hal Sepele, Hati-Hati Terkena Kanker Kulit Indah Riyanti: Hijab Tak Cuma Modis Tapi Menyehatkan
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR