Kepala Pusat Data, Informasi, Dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho (Dream.co.id/Maulana Kautsar)
Dream - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho menilai banjir bandang yang menyapu beberapa daerah di Garut dipicu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cimanuk yang kritis.
Kawasan Sungai Cimanuk ditetapkan sebagai DAS kritis sejak 1980-an. " Sungai Cimanuk sudah cukup lama semenjak sebagai DAS kritis," ucap Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 21 September 2016.
Sutopo mengatakan kerusakan tersebut diakibatkan beberapa faktor. Di antaranya banyaknya lahan pertanian yang dibangun tanpa memperhatikan aspek konservasi tanah dan air, pemukiman penduduk yang meningkat serta sedimentasi sungai.
" Sedimentasi lapang (sediment yield), di DAS Sungai Cimanuk per tahunnya mencapai 6.350 ton per kilometer persegi," kata dia.
Dengan kondisi seperti itu, dalam setahun sebanyak 12,7 juta meter kubik sedimen terdeposisi ke Laut Jawa. Kondisi itu jauh lebih parah daripada sedimentasi Sungai Gangga, India.
" 60 kali lebih buruk ketimbang Sungai Gangga," ucap dia.
Berdasarkan data yang diperoleh Sutopo, luas lahan pertanian di sekitar aliran Sungai Cimanuk mencapai 18 persen dan lahan untuk tambak 4 persen. Adapun lahan untuk perkebunan mencapai angka 31 persen.
Sedangkan lahan untuk pemukiman warga tercatat mencapai 5 persen. Meski begitu, kepadatan penduduk itu terus meningkat dalam beberapa tahun.
" Pada 1995, penduduk di DAS Sungai Cimanuk tercatat 3,8 juta jiwa. Pada tahun ini, diperkirakan 5 juta jiwa," ujar dia.
Bukti kerusakan DAS Sungai Cimanuk juga tercatat dalam disertasi mengenai sungai-sungai di Pulau Jawa yang dia buat. Dengan parameter hidrologi Koefisien Rezim Sungai (KRS), Sungai Cimanuk menempati posisi terburuk
KRS dihitung dengan memperbandingkan debit maksimum dengan debit minimum air sungai. Untuk kategorisasinya, KRS diukur menggunakan tiga skala.
" Suatu DAS dikatakan baik jika KRS-nya kurang dari 40, kategori sedang 40-80, dan buruk lebih dari 80," ujar dia menjelaskan.
Berdasarkan perhitungan KRS, Sungai Cimanuk mendapt nilai 713. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding Sungai Bengawan Solo (nilai 541), Sungai Brantas (nilai 205), Sungai Ciujung (nilai 189,5), Sungai Serayu (nilai 165), Sungai Cisadane (nilai 143), Sungai Citandui (nilai 111) dan Sungai Citarum (nilai 92).(Sah)
Korban meninggal bencana banjir bandang di tujuh kecamatan di Kabupaten Garut mencapai 20 orang. Berdasarkan data resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 14 orang lainnya masih hilang dan dalam proses pencarian.
Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dari 20 orang yang meninggal dunia, sembilan di antaranya anak-anak.
" Sedangkan empat anak dinyatakan masih hilang," kata Sutopo, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 21 September 2016.
Dari tujuh kecamatan di Kabupaten Sumedang, tercatat 1000 orang diungsikan ke Markas Komando Resimen 06, Apotek Wira Prima, RS Guntur dan Posko Sekretaris Daerah.
Bupati Garut Rudy Gunawan mengeluarkan tanggap darurat selama tujuh hari. Masa tanggap darurat itu akan diperpanjang selama penanganan belum selesai.
Adapun kerugian material akibat bencana ini masih dihitung oleh Badan Penanggulan Bencana Daerah (BNPD).
" Selama tujuh hari, tim fokus mencari dan menyelamatkan korban. Jadi data korban selalu naik turun saat masa darurat sehingga kami keluarkan data dengan hati-hati," ucap dia.
Sementara itu, dua warga meninggal dunia diidentifikasi berasal dari Sumedang, Jawa Barat. Petugas di lapangan masih melakukan identifikasi nama-nama jasad korban. Saat ini masih terdapat enam jasad korban yang belum teridentifikasi namanya.
" Sebanyak 300 kepala keluarga dari enam wilayah RT terdampak dan diungsikan ke GOR Tajimalela, Sumedang," kata dia.
Berikut ini daftar nama korban meninggal dan hilang berdasarkan jenis kelamin.
Korban Meninggal Laki-laki
1. Nawawi (55) – Asrama Lap. Paris
2. Irsyad Dwi Maulana (8) – Asrama Lap. Paris
3. Rejal (8 bulan)
4. Oom (70)
5. Solihin (4) – Kp. Bojong Sidika, Ds. Haur Panggung, Kec. Tarkid
6. Jana (35) – Bojong Larang
7. Aceng Daryana (35) – Kel. Jayaraga, Kec. Tarkid
8. Deni (23) – Kec. Bayongbong
9. x (5)
Korban Meninggal Perempuan
1. IIs (35) – Asrama Lap. Paris
2. Siti (25) – Cimacan Tarkid
3. Nunung (70) – Cibunar
4. X (70)
5. Santi (38) – Lap. Paris
6. Revina (7) – Asrama Lap. Paris
7. Nuryati (58) – Lap. Paris
8. X (6)
9. X – anak - Sumedang
10. X – anak - Sumedang
11. X (11)
Korban Hilang Laki-Laki
1. Ano (60) – Mekar Sari Haur Panggung, Kec. Tarkid
2. Feri (40) – Cimacan Tarkid
3. X (3) – Cimacan Tarkid
4. Supri (40) – Cimacan Tarkid
5. X (3) – Cimacan Tarkid
6. Ahmad (4) – Cimacan Tarkid
7. Etoy (12) – Cimacan Tarkid
8. Endan (45) – Kel. Sukamukti, Kota Garut
Korban Hilang Perempuan
1. Dede Sumiayah (52) – Asrama Tarumanegara
2. Oon (52) – Cimacan Tarkid
3. Lena Agustina (18) – Asrama TN
4. Eneng (12) – Cimacan Tarkid
5. Kokom (35) – Cimacan Tarkid
6. Ane (35) – Kel. Sukamukti, Kota Garut
Advertisement
Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota
Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000