Komplek Makam Raja-raja Mataram Longsor (Liputan6.com/Switzy Sabandar)
Dream - Hujan seharian yang mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta pada Senin, 18 Maret 2019, menyebabkan banjir dan tanah longsor. Komplek pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri, Bantul, mengalami longsor parah.
Penghageng Kawedanan Panitrapura Keraton Jogja, GKR Condrokirono, terkejut begitu mendapat informasi longsor tersebut. Putri ke dua Sultan Hamengku Buwono X itu segera meninjau lokasi.
" Saya baru mendengar kabar tadi pagi, ini membuat saya shock," ujar Condrokirono, dikutip dari Pojoksatu.id.
Longsor tersebut menyebabkan kerusakan di beberapa makam. Kerusakan terparah terjadi di komplek makam raja-raja Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, khususnya jalan akses yang menghubungkan calon makam raja baru dengan komplek Saptorenggo.
Komplek Saptorenggo dibangun pada masa Sultan HB VII. Komplek ini merupakan makam Sultan HB VII, HB VIII, dan HB IX.
Condrokirono menyatakan, secepatnya berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Alam DIY untuk menangani longsor tersebut.
Beberapa saat usai kedatangan Condrokirono, Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, GKR Wandansari Koesmoertiyah, tiba di lokasi.
Kebetulan, beberapa pejabat Keraton Surakarta tengah menggelar wilujengan (doa keselamatan) di kompleks makam Sultan Agung dan kompleks makam Susuhunan Paku Buwono (PB) X, PB XI, dan PB XII.
" Kami sebagai bagian dari Dinasti Mataram ikut prihatin," ujar wanita yang akrab disapa Gusti Moeng ini.
Titik pusat longsor terjadi di calon makam Sultan HB X dengan perkiraan lebar 50 meter dan kedalaman 100 meter. Diduga longsor terjadi akibat pondasi calon makam tersebut tidak kuat menahan air.
" Jebolnya pondasi bangunan calon makam HB X karena masih ada retakan gempa 2006 silam. Air kemudian masuk sehingga membuat ikatan di bawahnya menjadi lemah," kata salah satu abdi dalem, Joko Nugroho.
Bangunan calon makam Sultan HB X, kata Joko, mengalami kerusakan terparah dibandingkan bangunan makam lainnya. Sebab, menurut dia, bangunan tersebut baru didirikan pada 2013 sehingga tergolong muda.
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUP ESDM DIY, Muhammad Mansur, menduga kontur tanah yang ada di komplek makam baru itu gembur. Sehingga mudah longsor.
Tetapi, pihaknya berencana membentuk tim identifikasi untuk memastikan penyebab longsor. Untuk sementara, bagian sekitar longsoran akan ditutup terpal dan ditahan dengan bambu untuk mengurangi dampak longsoran.
Pihaknya mengaku harus sangat berhati-hati dalam menjalankan rekonstruksi. Sebab, bangunan di sekitar lokasi longsor merupakan cagar budaya.
" Rekayasa konstruksinya akan kami identifikasi lebih lanjut," ucap Mansur.
Sumber: Pojoksatu.id
Advertisement
Perlindungan Rambut Maksimal yang Ringan dan Praktis Lewat Ellips Hair Serum Ultra Treatment

Temukan Pengalaman Liburan Akhir Tahun yang Hangat di Archipelago Hotels

Kolaborasi Strategis KEC dan Archipelago Hadirkan Perusahaan Manajemen Hotel Baru di Madinah

Komunitas `Hutan Itu Indonesia` Ajak Anak Muda Jatuh Cinta Lagi pada Zamrud Khatulistiwa

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari


Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK


Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia

Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia

Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia

Siiru Jalin Kerja Sama Strategis dengan BPKH Limited untuk Perkuat Ekosistem Umrah Mandiri Indonesia
