Misteri Badai Debu 'Kiriman Tuhan' untuk Israel

Reporter : Maulana Kautsar
Selasa, 13 Desember 2016 07:29
Misteri Badai Debu 'Kiriman Tuhan' untuk Israel
Akhir-akhir ini Israel dilanda fenomena alam yang menurut sebagian orang adalah kiriman dari Tuhan.

Dream - Kebakaran hebat melanda beberapa kota di Israel selama berhari-hari. Belum lagi panas dari sisa-sisa kebakaran itu sirna, kini muncul kejadian alam yang tak biasa, yaitu berupa badai debu dan hujan lebat. Peristiwa alam itu terlihat di perbatasan Israel dan wilayah Suriah yang dikuasai ISIS.

Anehnya, kejadian alam itu tidak bisa masuk ke Dataran Tinggi Golan yang masuk wilayah Israel. Video fenomena cuaca unik itu diunggah di Facebook oleh Israel News Online. Diduga badai debu dan hujan lebat itu terjadi pada hari Kamis, 1 Desember sekitar jam 8 pagi waktu setempat.

Di laman Facebook, Israel News Online menulis, " Sebuah fenomena alam terjadi pada hari Kamis jam 8 pagi di perbatasan di sisi Suriah, tempat ISIS pernah menyerang Israel."

Fenomena alam berupa campuran badai debu, awan, dan hujan, itu berputar-putar sekitar perbatasan sehingga terlihat seperti pembatas antara Israel dan ISIS.

Terjadi banyak perdebatan terkait fenomena ini. Ada yang menyebut badai itu sebagai 'kiriman Tuhan' untuk melindungi Israel dari ISIS.

Namun yang lain merasa skeptis dan tidak sependapat, dengan menulis, " Sebenarnya, itu hanyalah fenomena alam biasa."

1 dari 3 halaman

Presiden Israel Kutuk Larangan Azan di Masjid

Presiden Israel Kutuk Larangan Azan di Masjid © Dream

Dream - Presiden Israel, Reuven Rivlin, pada Selasa kemarin mengutuk RUU kontroversial yang akan melarang masjid-masjid melantunkan azan menggunakan pengeras suara.

RUU, yang memicu kemarahan seluruh warga Arab dan dunia itu akan diserahkan untuk pembacaan pertama di Parlemen Israel pada Rabu, 30 November.

Aturan yang baru diubah pekan lalu itu terlihat sangat diskriminatif. Karena tidak melarang pembunyian sirene yang biasa dilakukan untuk mengawali waktu ibadah agama Yahudi yang dimulai saat matahari terbenam setiap hari Jumat.

Dari kediamannya di Yerusalem, Rivlin mengadakan pertemuan dengan para pemuka agama pada Selasa kemarin. Pertemuan itu digelar untuk mencari solusi masalah kesenjangan yang dialami para muadzin.

" Saya berpikir bahwa mungkin pertemuan semacam itu bisa berdampak pada seluruh masyarakat. Sangat memalukan jika hukum yang dilahirkan menyentuh isu kebebasan berkeyakinan kelompok tertentu di antara kita," kata Rivlin.

Rivlin menganggap undang-undang baru yang didukung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai sesuatu yang tidak perlu.

" Presiden percaya bahwa undang-undang yang ada mengenai tingkat kebisingan mampu menjawab masalah yang timbul dari persoalan ini, di samping melalui dialog antara komunitas agama di Israel," kata Naomi Toledano Kandel, juru bicara Rivlin.

Badan Pengawas Pemerintah Israel terus menentang undang-undang yang diusulkan, dan menggambarkannya sebagai ancaman terhadap kebebasan beragama dan provokasi yang tidak perlu.

Anggota parlemen Arab Israel Ahmed Tibi telah bersumpah untuk mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Kehakiman jika sirene Shabbat dikecualikan dari agenda RUU. Tibi beralasan pengecualian sirene Shabbat akan membedakan antara warga Yahudi dan Muslim.

Aturan dalam undang-undang baru itu rencananya akan berlaku untuk masjid-masjid yang berada di Israel dan Yerusalem Timur yang dikuasai negara Yahudi itu sejak 1967. Namun aturan dalam undang-undang itu mengecualikan Masjid Al-Aqsa yang merupakan tempat tersuci ketiga bagi umat Islam.

Pendorong RUU tersebut, Motti Yogev, dari partai sayap kanan Rumah Yahudi, mengatakan undang-undang ini diperlukan untuk menghindari gangguan sehari-hari bagi kehidupan ratusan ribu warga Israel non-Muslim.

Dia juga menuduh bahwa beberapa muazin menyalahgunakan tugas mereka untuk memicu kebencian terhadap Israel.

(Sumber: arabnews.com)

2 dari 3 halaman

Israel Dikepung Api, Ribuan Warga Mengungsi

Israel Dikepung Api, Ribuan Warga Mengungsi © Dream

Dream - Sekitar 80 ribu warga diperintahkan mengungsi akibat kebakaran hebat yang melanda sejumlah kawasan di Israel. Salah satu titik kebakaran terhebat terjadi di Haifa, yang merupakan kota besar ketiga Israel.

Kebakaran hebat ini merupakan dampak kekeringan yang telah berlangsung selama dua bulan. Tiupan angin timur yang kencang menyebabkan titik api semakin melebar. Kebakaran ini menghanguskan rumah-rumah dekat Yerusalem dan di Tepi Barat.

Kepala Kepolisian Israel mengatakan, kebakaran yang terjadi diduga merupakan upaya pembakaran. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bahkan langsung menyebut sebagai tindakan teror.

" Setiap api yang merupakan hasil pembakaran atau hasutan untuk pembakaran adalah teror dan kami akan memperlakukannya seperti itu," ujar Netanyahu kepada harian Hareetz.

" Setiap orang yang mencoba membakar bagian negara Israel akan dihukum berat," ucap dia.

Kepala Kepolisian Israel, Roni Alsheich, mengatakan, jika kebakaran yang terjadi memang disengaja, " Maka dapat diasumsikan ini didasari motivasi politik."

Menteri Pendidikan Israel yang merupakan pimpinan partai Sayap Kanan, Jewish Home Naftali Bennett, menuduh warga Arab atau Palestina bertanggung jawab atas kebakaran tersebut. " Hanya mereka yang tidak merasa memiliki negara ini yang sanggup melakukannya," tulis Bennett di akun Twitternya.

Pernyataan ini memunculkan reaksi kemarahan dari Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, dari fraksi Fatah. Dia menyebut pejabat Israel mengeksploitasi kebakaran untuk menuduh Palestina.

" Yang terbakar adalah pohon kami dan tanah bersejarah Palestina kami," kata Abbas dalam sebuah pernyataan.

Di media sosial, tagar dalam bahasa Arab #Israel_on_fire menjadi trending topik. Sebagian besar cuitan mengekpresikan kesenangan atas apa yang terjadi.

Menteri Keamanan Publik Gilad Erdan mengatakan kenapa Channel 10 TV terdapat delapan orang telah ditahan terkait musibah ini. Menurut dia, ada indikasi pembakaran pada setengah kasus kebakaran yang terjadi.

" Polisi telah menemukan bahan dan cairan yang mudah terbakar dituangkan di daerah tertentu," kata Erdan.

" Kami harus bersiap untuk teror jenis baru," ucap Erdan menambahkan.

Media Israel melaporkan agensi keamanan dalam negeri Shin Bet telah dilibatkan untuk penyelidikan kasus ini. Sementara ratusan personil militer dikerahkan untuk memadamkan api.

Dewan Kota Haifa menyatakan listrik akan dipadamkan di beberapa wilayah. Orang-orang membawa banyak barang menggunakan troli supermarket, sementara sekolah, taman kanak-kanak, universitas dan para lansia di rumah sakit telah dievakuasi.

Lebih dari 130 orang telah dirawat di rumah sakit dengan luka minor. Kebanyakan mengalami gangguan pernapasan.

Sumber: bbc.com

3 dari 3 halaman

Israel: Terimakasih Palestina

Israel: Terimakasih Palestina © Dream

Dream - Melalui sambungan telepon, Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu, menyampaikan terima kasih kepada pemimpin Otoritas Palestina, Muhammad Abbas, atas bantuannya mengatasi kebakaran yang meluas di Haifa dan Sha’ar Hagai di luar Yerusalem. Ucapan terima kasih itu disampaikan melalui sambungan telepon.

Beberapa kota di Israel dilanda kebakaran hebat selama tiga hari berturut-turut sejak Selasa pekan kemarin. Bencana kebakaran tersebut menghancurkan rumah dan fasilitas umum, serta memaksa ribuan warga Yahudi dan Arab di Israel mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Dalam perbincangan melalui telepon, Netanyahu mengapresiasi kiriman delapan truk dan sekitar 40 petugas pemadam kebakaran dari Otoritas Palestina. Bantuan juga datang dari beberapa negara lainnya, seperti Siprus, Kroasia, Rusia, Turki, Italia, Bulgaria, dan Amerika Serikat yang mengirimkan sebuah supertanker, pesawat Damkar terbesar di dunia.

Kepala Damkar Otoritas Palestina, Yousef Nasser, berada di Israel pada Sabtu kemarin. Selama di sana, Nasser berkunjung ke beberapa Pusat Damkar Israel di Neve Ilan, dekat Yerusalem dan Rishon Lezion.

Selain tur ke kedua Pusat Damkar Israel itu, Nasser juga meninjau langsung anak buahnya yang berjuang bahu membahu dengan petugas Damkar Israel.

Netanyahu juga menyampaikan penghargaan kepada warga Yahudi dan Arab yang bersedia menampung para pengungsi yang datang ke rumah-rumah mereka.

Ucapan terima kasih kepada Otoritas Palestina juga datang dari tokoh utama oposisi Pemerintah Israel, Isaac Herzog. Dia mengungkapkan keyakinan bahwa dari tragedi ini akan muncul secercah harapan yang membuat masalah-masalah yang selama berkobar menjadi reda.

" Kerjasama ini bukti bahwa ada orang-orang yang tertarik dalam melawan terorisme, yang memiliki keinginan yang baik untuk bekerjasama dan hidup damai di wilayah ini," kata Herzog.

Ketua Partai Zionist Union ini juga berterimakasih kepada puluhan petugas dan tim damkar, baik darat dan udara, yang dikirim dari seluruh dunia.

" Di antaranya 44 petugas damkar dari Palestina yang hari ini telah menunaikan tugasnya setelah berjuang bersama kami selama tiga hari berturut-turut. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk membantu kami. Mereka patut dipuji atas tindakan mereka, dan kami berterima kasih atas bantuan mereka," katanya.

(Sumber: timesofisrael.com)

Beri Komentar