Dream - Menurut laporan tahunan terbaru Committee to Protect Journalists (CPJ), Arab Saudi menduduki peringkat ketiga negara dengan sensor terketat di dunia.
Iran berada di urutan ketujuh sebagai negara dengan sensor terketat di dunia. Sementara Eritrea menduduki peringkat pertama sebagai negara paling ketat dalam urusan sensor media dan informasi yang keluar-masuk, disusul oleh Korea Utara di urutan kedua.
Seperti dikutip dari Arabian Business, Selasa, 28 April 2015, Arab telah mengubah atau mengenalkan berbagai peraturan untuk menyulitkan wartawan melakukan laporan independen di dalam negeri, kata CPJ.
" Perubahan undang-undang jurnalistik pada 2011 mengancam akan menghukum segala bentuk materi berita yang dianggap melanggar syariah, merugikan kepentingan negara, mempromosikan kepentingan asing, merugikan ketertiban umum atau keamanan nasional, atau mengakibatkan kegiatan kriminal," laporan CPJ mengatakan.
CPJ juga menyoroti undang-undang anti-terorisme baru yang diterbitkan tahun lalu. Dalam undang-undang tersebut Pengadilan Pidana Khusus diperbolehkan menggelar sidang tanpa dihadiri oleh terdakwa atau pengacara terdakwa.
Human Rights Watch mengklaim hukum di Saudi akan 'mengkriminalisasi hampir semua ekspresi atau asosiasi kritis terhadap pemerintah dan pemahamannya tentang Islam'.
Pihak berwenang Saudi juga telah meningkatkan pengawasan media sosial seperti YouTube dan Twitter, yang memiliki pengguna terbesar di Timur Tengah dan sering digunakan untuk menyuarakan protes terhadap isu-isu termasuk larangan perempuan mengemudi.
Banyak orang ditangkap tahun lalu untuk mengekspresikan pandangan independen mereka di media.
Mereka termasuk blogger aktivis Raif Badawi, yang dijatuhi hukuman cambuk 1.000 kali, dan tujuh orang Saudi lainnya dituduh mengkritik pemerintah di Twitter.
CPJ mengatakan penjara dan intimidasi sering digunakan oleh negara-negara yang masuk dalam daftar negara dengan sensor paling ketat di dunia.
Tujuh dari 10 negara yang paling ketat sensor medianya - Eritrea, Ethiopia, Azerbaijan, Vietnam, Iran, Cina, dan Myanmar - juga paling sering memenjarakan wartawan, menurut sensus penjara tahunan CPJ.
Di banyak 10 negara, akses Internet juga yang sangat dibatasi. Kurang dari 1 persen orang di Eritrea bisa online, sementara hanya 5 persen yang memiliki ponsel.
Angka serupa terjadi di Korea Utara, di mana Internet umumnya hanya dapat diakses untuk sejumlah kecil elite.
Banyak negara dalam daftar ini tidak memiliki media independen. Bahkan para wartawan yang bekerja untuk media pemerintah menghadapi intimidasi harian dan takut dipenjara.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR