Pakar Astronomi Kuatkan 1 Syawal 1436 H Berpotensi Berbeda

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 10 Juli 2015 10:44
Pakar Astronomi Kuatkan 1 Syawal 1436 H Berpotensi Berbeda
Secara asronomis, meski bulan sudah berada pada ketinggian 2 derajat, namun masih di bawah 3 derajat serta jarak bulan dengan matahari terlalu dekat sehingga sulit teramati.

Dream - Penetapan jatuhnya 1 Syawal 1436 Hijriah diprediksi akan terjadi perbedaan. Ini lantaran posisi bulan diperkirakan belum dapat terlihat pada 16 Juli 2015 mendatang.

" Ada potensi berbeda," ujar Pakar Astronomi Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Jamaluddin kepada Dream.co.id, Jumat, 10 Juli 2015.

Thomas menyebutkan posisi bulan pada 29 Ramadan atau 16 Juli sudah wujud. Tepatnya, menurut dia, bulan sudah berada pada posisi ketinggian lebih dari 2 derajat.

Dengan tinggi tersebut, seharusnya hilal sudah terlihat. Tetapi, menurut Thomas, secara astronomis hal tersebut masih meragukan.

" Tingginya terlalu rendah, kurang dari 3 derajat dan terlalu dekat matahari, kurang dari 5 derajat. Jadi, secara astronomi itu mustahil teramati," kata dia.

Selanjutnya, Thomas mengakui jika secara kalender antara Muhammadiyah dengan Nahdlatul Ulama (NU) memang terdapat kesamaan yaitu 1 Syawal 1436 H jatuh pada 17 Juli 2015. Sementara sistem kalender Persatuan Islam (Persis) mencantumkan 1 Syawal jatuh pada 18 Juli 2015.

" Tetapi, hasil rukyat juga harus diperhitungkan pada sidang isbat. Itu sebabnya ada potensi perbedaan, bisa 17 atau 18 Juli," ungkap dia.

Kementerian Agama rencananya akan menggelar sidang isbat 1 Syawal 1436 H pada 16 Juli nanti. Saat ini, Kemenag telah menugaskan sejumlah pakar hisab rukyat untuk memantau hilal di seluruh Indonesia.

Sejauh ini, baru ormas Muhammadiyah yang sudah menetapkan 1 Syawal. Dalam maklumatnya, 1 Syawal jatuh pada 17 Juli 2015.  (Ism) 

Beri Komentar