Dulu Penjaja Kue, Gracia Billy Mambrasar Kini Stafsus Presiden

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 22 November 2019 15:01
Dulu Penjaja Kue, Gracia Billy Mambrasar Kini Stafsus Presiden
Rumah belum dialiri listrik dan terinspirasi Soekarno.

Dream - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenalkan Gracia Billy Mambrasar sebagai sosok putra Papua. Jokowi menunjukan kekagumannya karena Billy punya rekam akademis yang istimewa.

Gracia merupakan lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB). Usai lulus dia sempat menempuh pendidikan master (S2) di Australian National University (ANU) dan Universitas Oxford, Inggris.

Dilaporkan Liputan6.com, Billy menyelesaikan pendidikan di ANU dengan beasiswa dari pemerintah Australia dan menjadi mahasiswa terbaik 2015.

Dalam waktu dekat, Billy akan melanjutkan pendidikan doktoral dengan beasiswa afirmasi dari LPDP di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

 

1 dari 2 halaman

Berjualan Kue

Billy mengatakan, kuliah di universitas ternama dunia tidak pernah melintas di benaknya. Sebab, sehari-harinya dia berasal dari keluarga kurang mampu di Seruai, Kepulauan Yapen, Papua.

Dilaporkan Antara, ibunda Billy berjualan kue dan makanan pasar untuk menghidupi keluarganya. Sementara ayahnya seorang guru. Billy kerap membantu ibundanya berjualan kue.

" Subuh ibu bikin kue, paginya ibu pergi ke pasar jualan, kami ke sekolah sambil bawa kue untuk dijual," ujar Billy.

Sebagai penjual kue, Billy punya semangat pantang menyerah saat menjajakan dagangannya. Jika tak laku, dia dan saudaranya akan memakan kue tersebut.

 

2 dari 2 halaman

Dirikan Kitong Bisa

Rumah Billy rupanya tak dialiri listrik. Mengandalkan penerangan yang terbatas dia unjuk diri.

Sejak bangku SMA, dia mendapat beasiswa dari Pemprov Papua. Dia pun keluar dari wilayahnya dan merantau ke Jayapura.

Saat menjalani pendidikan, impiannya tertuju pada sosok proklamator Ir Soekarno. Dari situlah dia memilih ITB sebagai tujuan petualangan akademik.

Usai lulus dari ITB, dia menggagas yayasan pendidikan untuk anak-anak Papua, Kitong Bisa, pada 2009.

Sumber dana untuk pengoperasian pusat belajar berasal dari dua perusahaan di bawah naungan Kitong Bisa, yakni Kitong Bisa Consulting dan Kitong Bisa Enterprise.

Sekitar 30 persen dari keuntungan kerajinan tangan yang dijual melalui Kitong Bisa Enterprise disumbangkan ke yayasan. Kemudian 10 persen dari pendapatan Kitong Bisa Consulting juga disumbangkan untuk yayasan.

" Dari kiprah di Kitong Bisa, saya akhirnya berhasil meraih beasiswa di Oxford. Mereka tertarik karena saya memutuskan berhenti dari zona nyaman menjadi penggerak sosial dan pendidik untuk melakukan perubahan. Saya kemudian mendapatkan beasiswa dari Oxford," kata Billy.

Beri Komentar