Penjelasan Kemendikbud Soal Buku Ajar SD Sebut NU Organisasi Radikal

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Jumat, 8 Februari 2019 14:00
Penjelasan Kemendikbud Soal Buku Ajar SD Sebut NU Organisasi Radikal
Materi yang dipersoalkan yaitu fase sejarah perjuangan melawan penjajah Hindia Belanda.

Dream - Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Totok Suprayitno, memberikan penjelasan terkait buku pelajaran Sejarah kelas V Sekolah Dasar yang menyebut Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi radikal.

Menurut Totok, topik yang dipersoalkan dalam buku ajar tersebut berkaitan dengan fase sejarah saat masa perjuangan melawan penjajah Hindia Belanda.

" Salah satu masa yang disebutkan dalam buku tersebut adalah masa awal radikal, di mana NU adalah salah satu ormas yang berjuang melawan Hindia Belanda," ujar Totok, Jumat 8 Februari 2019.

Totok menjelaskan maksud dari kata radikal dalam buku tersebut yakni non-kooperatif atau tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda. " Jadi tidak memaknai bahwa NU merupakan organisasi radikal," ucap dia.

Terkait dengan keberatan yang disampaikan NU, Totok mengatakan kementeriannya akan merevisi isi buku tersebut. Langkah ini untuk menghindari makna yang kurang tepat.

Sebab, kata dia, saat ini makna 'radikal' diidentikkan dengan kegiatan yang ingin menghancurkan pemerintahan yang sah, melakukan teror dan juga kegiatan melawan hukum.

" BSE (Buku Sekolah Elektronik) di website sudah ditarik. Untuk versi cetak yang sudah beredar, mohon ke Pak Sekjen, beliau yang menangani bagaiamana strateginya," kata dia.(Sah)

Beri Komentar