Perpustakaan Tertua di Dunia Akan Direnovasi

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 21 April 2016 17:43
Perpustakaan Tertua di Dunia Akan Direnovasi
Perpustakaan berusia 12 abad ini menyimpan sejumlah manuskrip asli karya cendekiawan besar seperti Ibn Khaldun dan Ibn Rusyd.

Dream - Perpustakaan Universitas Al Qawariyyin, Maroko, yang diklaim sebagai salah satu perpustakaan tertua di dunia akan direnovasi.

Terletak di situs kota tua Fez, perpustakaan ini telah berusia 12 abad. Tidak banyak yang tahu jika perpustakaan ini ternyata banyak menyimpan manuskrip seputar Islam dan sejarah kuno.

Bahkan arsitek yang memimpin proyek renovasi tersebut, Aziza Chaouni, baru mengetahui keberadaan perpustakaan tersebut baru-baru ini. Ini karena perpustakaan tersebut tertutup untuk umum.

Proyek renovasi ini membawa harapan agar perpustakaan tersebut dapat dibuka untuk umum setelah sekian lama. Hingga saat ini, hak untuk menggunakan perpustakaan ini hanya diberikan kepada ulama dengan izin khusus, dan otoritas setempat tampaknya belum akan mengubah ketentuan ini.

Dari rancangan kaligrafi yang tertera di dinding dan pola keramik di lantai serta pahatan pada tiang kayu, dapat diketahui sentuhan dari masing-masing dinasti sejak abad ke-9.

Perpustakaan ini dirintis oleh seorang Muslimah kaya asal Tunisia Fatima Al Fihri. " Berawal dari sebuah masjid, bangunan itu kemudian menjelma menjadi universitas pada abad ke-10," ujar imam dan pengelola masjid, Abdelmajid El Marzi kepada Associated Press.

Dalam perpustakaan ini tersimpan sejumlah koleksi manuskrip yang ditulis sejumlah pemikir kenamaan di sana, termasuk salah satunya Muqaddimah karya Ibn Khaldun.

" Karya sejarah abad ke-14 itu akan dititipkan dalam waktu empat bulah selama renovasi berjalan ke Museum Louvre di Paris," ujar kurator perpustakaan Abdelfattah Bougchouf.

Koleksi lainnya seperti naskah lainnya seperti Alquran cetakan abad ke-9 yang ditulis dengan kaligrafi Kufic dan sejumlah manuskrip hukum Islam mazhab Maliki karya Ibn Rusyd, yang juga dikenal Averroes.

Seluruh manuskrip tersebut kini tersimpan dalam ruangan yang aman dilengkapi alat pengontrol suhu dan kelembapan. Sebelumnya naskah-naskah tersebut tidak pernah tersimpan seperti itu.

" Pintu ruangan manuskrip asli dilengkapi empat gembok. Masing-masing kunci akan dijaga oleh empat orang yang berbeda. Untuk membuka ruang manuskrip, keempat penjaga tersebut harus ada secara fisik di sana untuk membuka pintu," kata Bougchouf.

" Tapi sekarang semuanya telah diganti dengan kode keamanan empat digit," lanjut dia sembari tertawa.

Renovasi terakhir dijalankan pada 1940 dan perpustakaan dibuka untuk pengunjung asing serta non-Muslim dengan membuat pintu masuk yang terpisah. Sebelumnya, akses ke perpustakaan harus melalui masjid, sehingga non-Muslim tidak diizinkan masuk.

" Ini merupakan tanda toleransi," kata Bougchouf.

Sejak naik tahta pada 1999, Raja Mohammed VI memerintahkan dijalankannya restorasi pada Al Qawariyyin. Sebagai arsitek, Chaouni mengaku terkejut dia ditunjuk untuk menjalankan proyek renovasi pada 2012 lalu.

" Saya tahu masjid itu, tapi tidak perna tahu di sana ada perpustakaan," kata dia.

Dia mendapat tugas khusus untuk merestorasi bangunan tua dengan berkelanjutan. Chaouni terlatih sebagai insinyur lulusan Universitas Harvard dan Columbia.

" Ini adalah tantangan terbesar dalam hidup saya," kata Chaouni.

Sumber: saudigazette.com.sa

Beri Komentar