Jangan Dikucilkan, Yuk Kenali Psoriasis dan Dampaknya pada Kondisi Emosional Seseorang

Reporter : Ferdike Yunuri Nadya
Selasa, 1 Agustus 2023 15:12
Jangan Dikucilkan, Yuk Kenali Psoriasis dan Dampaknya pada Kondisi Emosional Seseorang
Penyebab pasti dari gangguan kesehatan kulit ini belum sepenuhnya diketahui, tetapi diyakini bahwa faktor genetik, sistem kekebalan tubuh, dan lingkungan

Dream - Psoriasis adalah gangguan autoimun ditandai sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel kulit yang sehat. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan dan penumpukan kulit yang cepat di permukaan kulit.

Penumpukan kulit yang cepat ini menyebabkan bercak merah yang tebal pada kulit hingga tampak bersisik.

Shutterstock

Penyebab pasti dari gangguan kesehatan kulit ini belum sepenuhnya diketahui. Tetapi diyakini bahwa faktor genetik, sistem kekebalan tubuh, dan lingkungan sangat berperan dalam memicu munculnya penyakit ini.

Beberapa pemicu yang lain dapat memperburuk psoriasis atau menyebabkan gejalanya kambuh, termasuk stres, infeksi, cedera pada kulit, merokok, dan beberapa jenis obat.

1 dari 5 halaman

Berdampak Pada Mental

Psoriasis bukan hanya kondisi fisik, tetapi juga dapat berdampak pada kesejahteraan emosional seseorang.

Hidup dengan lesi kulit yang terlihat bisa menyebabkan perasaan malu, kecemasan, dan depresi. Dukungan dari teman, keluarga, dan profesional medis sangat penting untuk mengatasi tantangan emosional psoriasis.

Kondisi ini mendorong ERHA menghadirkan program pendampingan dan dukungan bagi masyarakat yang menderita penyakit psoriasis di ERHA A3: Action, Amplification, Alliance.

" Melihat teman-teman dengan psoriasis yang kerap mendapatkan diskriminasi akibat stigma yang berkembang tentang penyakit yang mereka idap, kami tergerak untuk memberikan pendampingan hingga fasilitas berobat yang baik bagi pasien sekaligus memberikan edukasi bagi masyarakat terkait psoriasis yang merupakan penyakit tidak menular ini," jelas Andreas Bayu Aji, Corporate Affairs Director Arya Noble Group pada keterangan tertulis yang diterima Dream.

 

2 dari 5 halaman

Pengalaman Pejuang Psoriasis

Ketidaknyamanan fisik dan ketidakpercayaan diri yang mungkin timbul akibat gejala psoriasis dapat mempengaruhi interaksi sosial penderita, terutama jika mereka merasa malu atau tidak nyaman dengan penampilan kulit mereka.

Kegiatan saling berbagi sesama psoriasis tentu akan membuat para pemilik psoriasis lebih semangat.

Yati Supriyati, salah satu peserta yang telah mengidap psoriasis selama 23 tahun menuturkan dia biasanya hanya sendirian diam di rumah dan merasa kesepian serta dikucilkan oleh tetangga.

" Namun hari ini saya bisa berkumpul dengan teman-teman yang punya perjuangan yang sama. Saya merasa mereka lebih memahami apa yang saya rasakan karena mereka juga punya penyakit yang sama,” harapnya.

3 dari 5 halaman

Mengelola Psoriasis

Berbagai pengobatan yang tersedia kini dapat membantu mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup bagi penderita.

Menghindari pemicu, menjaga pola makan sehat, mengelola stres, dan menjaga kelembapan kulit adalah langkah penting dalam mengelola gejala psoriasis.

Doc Erha

Mencari nasihat medis dan mengikuti rencana pengobatan yang dipersonalisasi juga langkah penting dalam mengelola psoriasis secara efektif dan meminimalkan dampaknya pada kehidupan sehari-hari. Di acara Erha A3, para pasien bisa berkonsultasi terkait penyakit Psoriasis lebih spesifik hingga rekomendasi perawatan terkini melalui layanan Erha Atopy & Skin Disease.

4 dari 5 halaman

Tidak Dapat Disembuhkan, Dermatitis Atopik Bisa Dikendalikan Dengan 3 Cara Ini

Dream - Kasus dermatitis atopik mengalami peningkatan setiap tahunnya. Penelitian Soegiarto et al di tahun 2019 menemukan 278 dari 499 anak memiliki satu manifestasi penyakit alergi dermatitis atopic sebesar 1,8 persen. Urtikaria dan rhinitis alergi merupakan penyakit atopik yang paling sering muncul.

Dermatitis atopik adalah kondisi peradangan kulit yang kronis dan kerap kambuh. Anak-anak dengan dermatitis atopik sering mengalami disfungsi pelindung kulit yang menyebabkan kulit kering, gatal, bersisik, bergelombang, merah dan bengkak.

Jika terjadi goresan yang cukup parah akibat dermatitis aropik, kulit menjadi menebal dan atau mengeras.

 

5 dari 5 halaman

Shutterstock

Peradangan kulit ini dapat dapat menyerang segala usia mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga usia lanjut. Pada bayi, peradangan kulit ini umumnya pertama kali muncul saat usia 2 sampai 3 bulan.

Penyakit yang juga dikenal sebagai eksim kering ini bisa terus kambuh hingga dewasa, meski bagi sebagian anak gejalanya dapat lebih membaik.

Namun sejatinya, dermatitis atopik ini tidak bisa disembuhkan, tapi perawatan yang tepat bisa membantu mengendalikan dan meringankan gejalanya.

Beri Komentar