Presiden Turki Salat Jumat di Masjid Istiqlal

Reporter : Maulana Kautsar
Jumat, 31 Juli 2015 13:13
Presiden Turki Salat Jumat di Masjid Istiqlal
Recep Tayyip Erdogan menyempatkan diri Salat Jumat di tengah lawatannya ke Indonesia.

Dream - Presiden Turki Reccep Tayyib Erdogan mengadakan lawatan ke Indonesia. Dia memiliki sejumlah agenda dalam lawatan kenegaraan ini.

Dalam kunjungan ini, Erdogan pun mengagendakan untuk Salat Jumat di Masjid Istiqlal bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla. Tetapi, Erdogan tiba agak terlambat di Masjid Istiqlal.

Pantauan Dream.co.id, Jumat, 31 Juli 2015, iring-iringan kendaraan Erdogan memasuki pelataran Masjid Istiqlal sekitar pukul 12.20 WIB. Setiba di sana, Erdogan segera mengambil wudhu dan bergabung dengan jemaah Masjid Istiqlal.

Sebelumnya, Erdogan memberikan kuliah umum di Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas). Usai salat Jumat, Erdogan mengunjungi Presiden Jokowi di Istana Negara.

Saat ini, Istana Negara tengah bersiap menggelar upacara kenegaraan untuk menyambut kedatangan Erdogan.

Erdogan akan membahas sejumlah isu dengan Jokowi. Pembicaraan yang akan digelar pada sore ini akan banyak membahas peluang kerjasama antara kedua negara seperti ekonomi dan pencegahan terorisme.

 

1 dari 3 halaman

Presiden Turki Gemar Cium Kaki Ibunya karena Bau Surga

Presiden Turki Gemar Cium Kaki Ibunya karena Bau Surga © Dream

Presiden Turki Gemar Cium Kaki Ibunya karena Bau Surga

Dream - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dituduh telah mengobarkan diskriminasi membabi buta terhadap perempuan setelah mendeklarasikan bahwa perempuan tidak sederajat dengan laki-laki.

Dia juga menyebut para aktivis perempuan di negeri itu telah menolak konsep perempuan sebagai ibu.

Berbicara dalam sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tentang keadilan terhadap perempuan, Erdogan mengatakan secara biologis perempuan dan laki-laki sudah berbeda.

Sehingga perempuan tak bisa menjalankan fungsi yang sama dengan laki-laki dalam kehidupan.

Dia menambahkan bahwa pekerjaan kasar tidak cocok bagi perempuan yang diciptakan penuh kelembutan. " Agama kami (Islam) telah menempatkan posisi perempuan secara khusus, yaitu sebagai ibu," katanya di hadapan perempuan Turki, termasuk putri kandungnya, Sumeyye.

" Beberapa orang bisa memahami ini, sementara yang lain tidak. Anda tidak bisa menjelaskan ini kepada para aktivis perempuan karena mereka menolak konsep perempuan sebagai ibu."

Dia melanjutkan, perempuan dalam Islam ditempatkan di posisi yang mulia. Sehingga dia selalu bersedia untuk mencium kaki ibunya.

" Saya mencium kaki ibu saya, karena saya juga mencium surga di sana. Setiap kali saya melakukan itu, ibu saya menangis bahagia."

Ditambahkannya, laki-laki dan perempuan tidak bisa diperlakukan sama karena itu akan melanggar takdir mereka. Karakter, kebiasaan dan fisik mereka berbeda. Jadi tidak bisa mengganti fungsi menyusui seorang ibu dengan laki-laki.

" Anda juga tak bisa memaksa perempuan mengerjakan pekerjaan laki-laki. Anda tak bisa menyerahkan skop dan menyuruh mereka bekerja. Hal ini bertentangan dengan sifat halus mereka," imbuhnya.

Erdogan juga menyerang aktivis perempuan dengan menegaskan bahwa semua perempuan Turki harus memiliki tiga orang anak dan membatasi hak melakukan aborsi.

(Sumber: The Guardian)

2 dari 3 halaman

Bocah Penjual Tisu di Depan Resto Dipukuli, PM Turki Murka

Bocah Penjual Tisu di Depan Resto Dipukuli, PM Turki Murka © Dream

Bocah Penjual Tisu di Depan Resto Dipukuli, PM Turki Murka

Dream - Nasib tragis dialami seorang bocah di Turki. Bocah yang belakangan diketahui bernama Ahmed Hamdo Abeyd hanya bermaksud menjual tisu pada pengunjung sebuah restoran cepat saji di salah satu sudut kota Istambul.

Bukannya dagangan yang laku, Ahmed justru diusir oleh manager restoran tersebut. Lebih parah, Ahmed dipukul hingga hidungnya mengeluarkan darah.

" Saya hanya menjual tisu. Ketika saya menawarkan sebungkus tisu kepada seorang wanita di sana, mereka menarik dan memukuli saya," ujar Ahmed kepada harian lokal Hurriyet, dikutip dari dailymail.co.uk, Rabu, 29 Juli 2015.

Ahmed mengaku sempat hilang kesadaran akibat terkena pukulan. Beruntung, ada seorang warga buru-buru mendatanginya dan menyiramkan air hingga dia bisa tersadar.

" Mereka (manajer restoran) menginjak-injak saya. Seorang warga Suriah di seberang jalan berlari menghampiri saya dan menuangkan air hingga saya kembali sadar," ungkap Ahmed.

Insiden pemukulan tersebut sempat terekam sebuah kamera dan tersebar di jejaring sosial. Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu pun sempat marah dan memerintahkan pemerintah setempat mencari Ahmed agar bisa dirawat.

Ahmed merupakan satu dari anak-anak pengungsi Suriah di Turki. Mereka terpaksa berjualan lantaran harus bertahan hidup di tempat pengungsian. Tempat tinggal mereka kini tidak lagi aman karena konflik bersenjata yang belum juga berakhir.

Foto-foto terkait insiden pemukulan yang dialami Ahmed membuat para netizen marah. " Banyak air mata untuk anak pengungsi Suriah yang dipukul di Turki, berharap pelakunya merinding merasakan penjara karena sudah memukulnya," ungkap seorang pengguna Twitter.

Belakangan, harian Sabah melaporkan manajer tersebut tidak mendapat teguran. Tetapi kini sang manajer sudah dipecat dari restoran tersebut.

Turki menjadi rumah bagi 1,7 juta pengungsi asal Suriah, berdasarkan laporan Badan Pengungsi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) akibat perang saudara selama empat tahun.

 

 

3 dari 3 halaman

Presiden Turki: Penggunaan Kontrasepsi, Khianati Negara

Presiden Turki: Penggunaan Kontrasepsi, Khianati Negara © Dream

Presiden Turki: Penggunaan Kontrasepsi, Khianati Negara

Dream - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan, upaya mengontrol kelahiran merupakan pengkhianatan terhadap negara. Penggunaan alat kontrasepsi berarti mengkhianati ambisi Turki yang ingin membangun sebuah negara dengan generasi muda yang maju.

“ Satu atau dua anak tidak cukup. Untuk membuat bangsa kita lebih kuat, kita perlu populasi yang lebih dinamis dan muda. Kita perlu ini untuk membawa Turki di atas level peradaban modern,” tutur Erdogan dikutip Dream dari Al Arabiya, Selasa 23 Desember 2014.

“ Di negara ini, mereka [musuh] telah terlibat dalam pengkhianatan mengontrol kelahiran selama bertahun-tahun dan ingin menghabiskan generasi kita,” tambah dia.

Pernyataan itu dilontarkan Erdogan saat menghadiri pernikahan anak seorang saudagar di negaranya pada Senin waktu setempat. Dia menyampaikan pesan-pesan kehidupan kepada mempelai yang menikah.

“ Pernikahan adalah perjalanan panjang. Ada hari yang bahagia dan menyedihkan. Hari menggembirakan akan sering datang jika kita membaginya dan hari sedih akan berakhir bahagia jika bersabar,” Erdogan menasihati mempelai dalam acara itu.

Erdogan pun membuat perumpamaan dengan jumlah anak dalam sebuah negara. “ Satu [anak] berarti kesendirian, dua berarti pertentangan, tiga berarti keseimbangan, empat artinya melimpah. Dan Tuhan mengurus sisanya,” kata bapak empat anak ini.

Para kritikus menilai pemerintahan Erdogan sangat berakar pada ajaran Islam. Kritikus, yang mendukung paham sekularisme, itu menilai Erdogan memaksakan nilai-nilai Islam pada kehidupan warga.

Beri Komentar