Rahasia 700 Kata Dalam Alquran

Reporter : Puri Yuanita
Selasa, 31 Oktober 2017 07:02
Rahasia 700 Kata Dalam Alquran
Inilah bukti kehebatan Alquran.

Dream - Untuk bisa lancar berbicara dalam bahasa Arab, dibutuhkan minimal penguasaan 1.500 kata. Dengan modal vocabulary sebanyak itu, secara alami akan bertambah terus ketika didayagunakan dengan cara berbicara, membaca beragam bacaan dan menulis.

Tetapi, mungkin kamu akan terkejut. Alquran yang berisi 6236 ayat, 114 surat, dan 30 juz itu, hanya membutuhkan 700 kata untuk berbicara tentang tauhid, keimanan, kehidupan, akhirat, sains, sejarah, alam semesta baik mikro maupun makro kosmosnya, hukum dan seluruh aspek kehidupan.

Inilah bukti kehebatan Alquran. Dengan 700 kata yang penggunaannya berulang-ulang itu, justru mampu mengungkap rahasia kandungannya.

Secara struktur, 700 kata itu menghasilkan berbagai ilmu yang tak habis-habisnya digali. Mulai dari mantiq (logika), dialektika, uslub (diplomasi), dan ilmu komunikasi.

Secara bahasa, 700 kata itu melahirkan kaidah tata bahasa (nahwu-shorof), dan balaghoh (sastra) tingkat tinggi.

Ulasan selengkapnya baca di sini.  

1 dari 2 halaman

Angelina Sondakh Hafal 15 Juz Alquran, Umi Pipik: Masya Allah

Angelina Sondakh Hafal 15 Juz Alquran, Umi Pipik: Masya Allah © Dream

Dream - Istri almarhum ustaz Jeffry Al Bukhori, Umi Pipik takjub dan merinding mengetahui salah satu temannya, Angelina Sondakh yang sudah menghafal 15 juz Al-quran.

" Masya allah itu saya merindingnya bacanya tahu. Saya pernah ngobrol, pernah ketemu sama beliau di tahanan, karena saya waktu itu ada acara dakhwah disitu, dan sekarang beliau bisa hafal 15 juz itu masyaAllah, saya saja belum tentu," kata Umi Pipik saat ditemui di Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan, 27 Oktober 2017.

Sibuk Berdakwah, Umi Pipik Tetap Mengajar Ngaji Anak-anaknya

Ibu empat anak ini juga memuji dan mengaggumi sosok istri mendiang Adjie Massaid itu. Menurutnya, Angelina mememiliki kesabaran luar biasa.

" Terlihat sih beliau sabarnya luar biasa, keibuannya itu ada banget, dan bagaimana dia menyikapi ini tenang dan dijadikan semua itu sebuah ketawakalan beliau kepada Allah, sampai akhirnya beliau sanggup," tutur wanita umur 39 tahun itu.

Ia merasa dengan cobaan yang didapatkan Anggy ini, cara Tuhan membuat hamba-Nya lebih dekat.

" Mungkin dari keterasingannya beliau itu, beliau jadikan semakin dekat ke Allah, beliau enggak sendiri beliau ada Allah, beliau pasrahkan semua ke Allah, Allah sangat rahmatin beliau," tuturnya.

Umi Pipik mengaku ia berencana akan mengunjungi Anggy kembali jika ada kesempatan.

" Iya Insya Allah kalau ada kesempatan," tutupnya.

(Laporan: Sari Affifah)

2 dari 2 halaman

Camkan, Ini Akibat Lafalkan Ayat Quran Tak Secara Tartil

Camkan, Ini Akibat Lafalkan Ayat Quran Tak Secara Tartil © Dream

Dream - Membaca Alquran tidak bisa sembarangan. Bahkan, membacanya wajib secara tartil agar bacaannya jelas dan maknanya tepat.

Untuk itulah, setiap Muslim wajib belajar ilmu tajwid, yaitu ilmu tentang tata cara membaca Alquran dengan benar. Kewajiban membaca Alquran secara tartil terdapat dapat Surat Al Muzammil ayat 4 yang artinya, " ... dan bacalah Alquran secara tartil..."

Lantas, bagaimana dampaknya membaca Alquran tidak secara tartil?

Dikutip dari laman nu.or.id, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ulum, Kota Malang, H Kamal Fauzi Syifa memberikan penjelasan. Ulama jebolan Pesantren Sidogiri dan sejumlah pesantren di Jawa ini, mengutip penjelasan Khalifah Ali bin Abi Thalib, mengatakan tartil adalah " tajwidul huruf, wa ma'rifatul wuquf (mengindahkan bacaan huruf, dan mengetahui tentang hukum waqafnya)."

" Tartil itu penting karena berperan besar ke makna bacaan. Keliru membaca Alquran itu, bisa karena makharijul huruf-nya tidak terpenuhi, bacaan pendek dibaca panjang atau sebaliknya, juga cara berhenti memenggal bacaan ayat dan kalimat yang tidak pas," ujar pria yang akrab disapa Gus Fauzi ini.

Gus Fauzi memberikan contoh kesalahan yang lazim terjadi saat membaca Surat Al Ghasyiyah. Yaitu pada kata khuliqat.

Afalaa yandzuruuna ilal ibili kaifa khuliqat.

Artinya:

" Tidakkah engkau melihat pada unta, bagaimana ia diciptakan?"

Gus Fauzi menjelaskan apabila kata 'khuliqat' dibaca 'huliqat', maka maknanya sudah berbeda.

" Bacaan kha’ pada khuliqat menjadi ha’, karena kurang tepat cara bacanya, bisa bermakna begini: 'Tidakkah mereka melihat kepada Unta, bagaimana ia dicukur?"

Untuk mengetahui penjelasan lebih lengkap, simak pada tautan ini. 

 

Beri Komentar