(Instagram.com)
Dream - Perdebatan tentang bentuk Bumi memang tak ada habisnya. Mungkin mayoritas manusia yakin Bumi berbentuk bulat. Tapi tak sedikit yang percaya bentuknya datar.
Pada pertengahan 1800an, muncul seorang penemu asal Inggris, Samuel Rowbotham, dengan teori Bumi datar. Satu setengah abad kemudian, terbentuk Masyarakat Bumi Datar (Flat Earth Society, FES) di Internet.
Pengikut teori Bumi datar bukan tanpa argumen. Mereka mempunyai berbagai hal, yang mereka klaim sebagai bukti, untuk meyakinkan semua orang bahwa Bumi berbentuk datar.
Sementara, orang-orang yang yakin bahwa Bumi itu bulat tegas-tegas menolak argumen itu. Mereka menyodorkan berbagai fenomena alam yang membuktikan bahwa Bumi itu berbentuk bulat.
Tak hanya fenomena alam, para ilmuwan yang mendukung teori Bumi bulat juga membuktikannya dengan beragam alat canggih.
Lembaga antariksa Rusia, Rocosmos, misalnya. Baru-baru ini mereka menyodorkan pemandangan Bumi yang mengagumkan, yang diklaim mejnadi bukti nyata bahwa planet yang dihuni manusia ini berbentuk bulat.
Mereka kerap membagikan foto keindahan Bumi disaksikan dari luar angkasa lewat akun Instagram @roscosmosofficial.
Nah penasaran seperti apa? Berikut beberapa fotonya:
Pemandangan di dalam pesawat angkasa. Ini salah seorang kosmonot Rusia
Pemandangan danau terdalam di bumi, Baikal, dari luar angkasa
Pemandangan malam di lepas pantai Taiwan
Sunga Nil, Terusan Suez, Palestina, Yordania dan plau Siprus terlihat dalam satu gambar
Italia di malam hari
Aurora yang mengelilingi bumi
Begitu luar biasa kuasa dan ciptaanNya
(Instagram.com)
Dream - Tak bisa dipungkiri, hingga kini masih terjadi perdebatan mengenai bentuk Bumi. Banyak yang yakin Bumi berbentuk bulat pepat. Tapi tak sedikit yang percaya bahwa bentuk Bumi itu datar.
Bagi golongan yang percaya Bumi berbentuk datar, juga punya argumen dengan segala hal yang mereka klaim sebagai bukti tak terbantahkan. Sama dengan kelompok yang percaya bahwa Bumi berbentuk bulat pepat.
Dan, argumen yang tengah ramai dibicarakan itu adalah fenomena gerhana Matahari total pada 21 Agustus, dan hanya bisa diamati secara langsung dari wilayah Amerika Utara.
Soal klaim ini, kontributor Forbes yang juga pemerhati geologi, Trevor Nace, memaparkannya dengan apik dalam sebuah artikel yang diunggah Selasa 22 Agustus 2017.
Dalam artikel itu, Nace menulis kaum Bumi datar ingin menjadikan gerhana Matahari total itu sebagai bukti bahwa Bumi berbentuk datar, bukan bulat pepat. Maka itulah mereka rela repot-repot membuat penjelasan soal fenomena langka itu.
Kaum Bumi datar sangat percaya bahwa planet kita ini mirip kepingan bola hockey yang pipih dengan kubah di atasnya. Kubah itulah yang mereka sebut dengan cakrawala, yang terdapat benda-benda angkasa, seperti atmosfer, matahari, bulan, bintang, dan sebagainya.
Mereka bahkan menyebut bahwa Bumi itu adalah pusat tata surya dan tidak berputar pada porosnya. Sebagian kaum Bumi datar bahkan percaya bahwa tepian dunia kita ini dikelilingi oleh dinding es seperti dalam serial drama televisi fantasi 'Game of Thrones'.
Namun benarkah gerhana Matahari total di Amerika Utara itu menjadi bukti bahwa Bumi itu datar?
Ada dua isu yang ingin dikemukakan oleh kaum Bumi datar ketika menjelaskan gerhana Matahari total yang dianggap sebagai bukti Bumi itu seperti kepingan bola hockey.
Pertama mengenai jalur gerhana yang bergerak dari barat ke timur. Kemudian mereka juga menyinggung masalah ukuran bayangan Bulan pada Bumi.
Argumen pertama, jika Bumi bulat dan berputar dari barat ke timur, bayangan Bulan harusnya melewati permukaan Bumi dari timur ke barat, seperti Matahari bergerak melintasi langit. Video di bawah ini digunakan kaum Bumi datar untuk menjelaskan argumen mereka.
Namun, tulis Nace, penting untuk diingat bahwa ada perbedaan kecepatan antara Bumi dan bulan. Menurut NASA –badan antariksa Amerikan Serikat, Bulan berputar ke timur dengan mengorbit Bumi pada kecepatan sekitar 3.400 km perjam.
Bandingkan dengan Bumi yang berputar ke arah timur pada kecepatan 1.670 km perjam di khatulistiwa. Ini berarti bayangan Bulan akan bergerak dari barat ke timur pada kecepatan 1.730 km perjam di khatulistiwa.
Nace menggunakan analogi mobil B yang mendahului mobil A di jalan raya. Mobil A akan melewati objek-objek di depannya dari arah kap depan hingga ke bumper belakang. Sementara ketika mendahului mobil A, terlebih dahulu mobil B akan melewati bumper mobil A dan menuju ke kap depan.
Argumen ke dua adalah bayangan Bulan pada Bumi harusnya lebih besar dari ukuran aslinya. Sebagian kalangan pendukung teori Bumi datar melakukan uji coba dengan menyorot benda dengan lampu senter ke tembok. Mereka mendapati bila mereka mendekatkan atau menjauhkan benda itu dari tembok, ukurannya selalu lebih besar dari benda tersebut.
Nace menggambarkan percobaan itu dengan gambar di bawah ini. Sebuah lilin yang menyala menyinari sebuah bulatan. Bayangan bulatan itu memang lebih besar ukurannya dibanding benda aslinya.
Namun, tulis Nace, ada sedikit masalah pada argumen yang dikemukakan oleh kaum Bumi datar ini. Menurut dia, Matahari memproyeksikan sinarnya ke semua arah. Selain itu ukuran Matahari jauh lebih besar daripada Bulan.
Oleh karena itu, eksperimen kaum Bumi datar bisa dibilang benar jika sumber cahayanya bisa menyebar dengan luas dan jaraknya jauh dari dinding. Bukan mengandalkan sumber cahaya seperti lilin atau senter.
Kaum Bumi datar sepertinya akan terus berusaha menyangkal argumen penganut Bumi bulat. Meski banyak orang menyebut mereka gagal meyakinkan dunia tentang Bumi datar dengan menjelaskan tentang gerhana Matahari total di Amerika Utara awal pekan ini.
Mungkin gerhana Matahari berikutnya pada tanggal 8 April 2024 akan menjadi senjata baru mereka untuk membuktikan bahwa Bumi bulat itu omong kosong belaka.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati