Sulam Alis di Singapura, TKI Ditarik Rp 7,8 Juta

Reporter : Sandy Mahaputra
Selasa, 17 November 2015 07:06
Sulam Alis di Singapura, TKI Ditarik Rp 7,8 Juta
Yati kebingungan. Mau bayar pakai apa? Uangnya tak cukup.

Dream - Seorang pembantu rumah tangga asal Indonesia terkejut setengah mati ketika ditarik S$ 816 (Rp 7,8 juta) oleh salon kecantikan Singapura untuk layanan tato alis yang dia pikir biayanya hanya S$ 40 (Rp 386 ribu).

Jumlah tersebut lebih dari gaji bulanannya yang hanya S$ 500 (Rp 4,8 juta). Pembantu berusia 30 tahun, bernama Yati, itu akhirnya minta bantuan majikannya untuk melunasi tagihan tersebut.

Menurut Yati, peristiwa itu terjadi pada 8 November lalu, di salon kecantikan di Toa Payoh. Awalnya Yati hanya jalan-jalan di Toa Payoh sambil menikmati hari liburnya. Ketika itu dia tertarik dengan promosi salon tentang tato alis.

" Enam bulan lalu, aku tato alis di sebuah salon di Lucky Plaza dan membayar S$ 60. Aku senang dengan hasilnya sehingga ingin melakukannya lagi. Ketika ke Toa Payoh ada salon yang menawarkan tato alis S$ 40, jadi aku setuju karena lebih murah," kata Yati.

Namun, Yati mengatakan ketika masuk di salon, terapis menyarankan dia mencoba sulam alis gaya Korea yang bisa bertahan selama tiga tahun. Dan ada tambahan 50 persen diskon selama perawatan. Yati setuju untuk mencobanya.

Terapis kemudian menyarankan Yati membeli beberapa produk perawatan kulit juga, karena salon tidak akan bertanggung jawab jika Yati menderita infeksi setelah tato. Lagi-lagi Yati setuju saja.

Setelah sesi tato selesai, Yati terkejut ketika diberi kwitansi tagihan sebesar S$ 816. Biaya itu terdiri dari biaya S$ 680 untuk tato dan S$ 136 untuk produk kecantikan. Dengan hanya sekitar S$ 100 di dompet, Yati tidak punya pilihan selain untuk memanggil majikannya untuk minta bantuan. 

1 dari 1 halaman

Digetok?

Digetok? © Dream

Majikannya, seorang akuntan bernama Nyonya Zheng, 39, bergegas ke toko dengan keluarganya. Meskipun asisten toko mengklaim bahwa Yati telah setuju untuk pengobatan, Nyonya Zheng menduga asisten toko tidak mengungkapkan harga perawatan yang sebenarnya kepada Yati dan hanya menekankan bahwa itu adalah " setengah harga" .

" Gaji bulanannya hanya S$ 500, bagaimana mungkin dia setuju jika dia tahu itu biayanya jadi dua bulan gajinya?," kata Nyonya Zheng.

Dia menambahkan bahwa asisten toko seharusnya tidak memberikan layanan dan produk mahal kepada Yati mengingat bahwa dia bekerja di sini hanya sebagai pembantu rumah tangga.

Salon akhirnya setuju untuk mengurangi biaya perawatan sampai S$ 400, dan mengembalikan uang untuk produk kecantikan yang dibeli Yati.

Nyonya Zheng mengatakan dia akan memotong S$ 200 dari gaji Yati selama dua bulan ke depan untuk membayar biaya perawatan.

Ketika dihubungi oleh Lianhe Wanbao, juru bicara salon menyatakan bahwa terapis telah memberitahu Yati tentang harga perawatan.

" Kami memiliki pelanggan dari kalangan pelayan dan pembantu rumah tangga. Beberapa orang bersedia untuk menghabiskan uang. Kami memperlakukan semua pelanggan kami sama dan itu bukan tugas kami untuk menentukan apakah mereka mampu atau tidak."

(Sumber: Asia One)

Beri Komentar