Tak Dipinjami Ambulans, Jenazah Terpaksa Ditandu Sarung

Reporter : Ahmad Baiquni
Sabtu, 26 Agustus 2017 16:12
Tak Dipinjami Ambulans, Jenazah Terpaksa Ditandu Sarung
Pihak puskesmas tidak meminjamkan ambulans dengan alasan patuh pada prosuder pemerintah.

Dream - Meski sudah meninggal, warga Kelurahan Laikang, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumpa, Sulawesi Selatan, bernama Mappi masih harus menderita. Jenazahnya harus ditandu dengan sarung lantaran tidak dipinjami ambulans pada Jumat, 25 Agustus 2017 dini hari.

Mappi meninggal sekitar pukul 02.00 WITA karena sakit. Sebelumnya dia sempat dirawakt di Puskesmas Kajang.

Saat hendak dibawa pulang, pihak keluarga bersama beberapa tetangga meminta izin membawa jenazah Mappi dengan ambulans. Tetapi, permohonan itu tidak dikabulkan oleh pengelola puskesmas, seperti dilaporkan kabarnews.com, Sabtu, 26 Agustus 2017.

Akhirnya, keluarga membawa pulang jenazah Mappi dengan tandu sarung. Jenazah Mappi dimasukkan ke dalam sarung, lalu digotong dengan bambu menuju rumahnya yang jaraknya sekitar 7 kilometer dari puskesmas.

Hal ini sempat membuat warga sekitar geram. Penyebabnya, di pagi keesokan harinya, warga melihat ambulans terparkir tidak jauh dari puskesmas.

Menurut informasi yang beredar, Puskesmas Kajang memiliki dua unit mobil ambulans. Tetapi, penggunaan mobil tersebut hanya untuk orang sakit dan rujukan dan tidak untuk mengantar jenazah.

" Untuk di Puskesmas Kajang, telah disiapkan dua mobil ambulans yaitu mobil rujukan dan operasional. Kami hanya taat dengan regulasi yang ada," kata Kepala Puskesmas Kajang, Sitti Hayati Andi Majid.

 

1 dari 4 halaman

Pengemis Ini Terpaksa Bawa Jenazah Istri Pakai Gerobak

Pengemis Ini Terpaksa Bawa Jenazah Istri Pakai Gerobak © Dream

Dream - Seorang pengemis terpaksa mendorong mayat istrinya menggunakan gerobak sejauh hampir 80 kilometer.

Hal itu dia lakukan karena tidak mampu menyewa transportasi untuk membawa mendiang istrinya itu pulang ke kampung halaman, untuk dimakamkan.

Ramulu (53) mengatakan, istrinya, Kavita (46) meninggal dunia pada Jumat lalu ketika berada di Hyderabad akibat sakit.

Menurutnya, pihak rumah sakit meminta biaya 5.000 rupee atau setara hampir Rp 1 juta  untuk layanan ambulans, yang akan membawa jenazah istrinya ke kampungnya di Sangareddy.

Pasangan itu pergi ke Hyderabad setelah mengetahui ada sebuah lembaga bantuan yang disebut akan memberikan beras gratis kepada pengemis.

Namun, ketika baru mendaftar di lembaga itu, Kavita yang sudah lama sakit tiba-tiba meninggal dunia.

(Ism, sumber: hmetro)

2 dari 4 halaman

Ditolak Ambulans, Pria Ini Gendong Jasad Istri Sejauh 12 Km

Ditolak Ambulans, Pria Ini Gendong Jasad Istri Sejauh 12 Km © Dream

Dream - Ada hampir jutaan cerita tentang ketidakadilan dan diskriminasi di luar sana. Dan kisah pria India bernama Dana Majhi ini menambah daftar panjang kisah-kisah pili tersebut.

Majhi harus memanggul jasad istrinya, Amangadei, di pundak. Pria dari Desa Melghar, Kalahandi, ini membungkus jasad Amangadei dengan selimut bekas dari rumah sakit.

Dia terpaksa berjalan 12 kilometer karena ditolak oleh rumah sakit saat ingin menggunakan ambulans untuk membawa istrinya yang wafat karena TBC pada Rabu lalu.

Majhi tak punya uang, sehingga tak mampu menyewa ambulans dari rumah sakit. Pihak rumah sakit menolak untuk meminjamkan sebuah ambulans.

3 dari 4 halaman

'Saya Minta Tolong, tapi Tak Ada yang Bantu'

'Saya Minta Tolong, tapi Tak Ada yang Bantu' © Dream

Majhi akhirnya pulang dengan berjalan kaki bersama anaknya yang masih remaja, sembari memanggul jenazah Amangadei.

" Saya meminta tolong pada semua orang, tapi tak ada orang. Saya tak punya pilihan selain membawa dia," kata Majhi.

Dalam perjalanannya, beberapa warga melihat dia dan ada yang memberitahukan kejadian ini kepada pihak berwenang.

Sampai akhirnya sebuah ambulans dikirim untuk membawa jasad istri Majhi.

4 dari 4 halaman

Cerita Pilu Ayah Pulang Sambil Gendong Jasad Anak

Cerita Pilu Ayah Pulang Sambil Gendong Jasad Anak © Dream

Dream - Berkat bantuan orang-orang, jenazah seorang bocah asal Filipina akhirnya mendapatkan pemakaman yang layak.

Seorang penyiar radio lokal di desa San Carlos, Valencia, melihat seorang bapak menggendong putranya di sepanjang jalan.

Menurut bapak itu, putranya meninggal karena penyakit yang belum diketahui namanya. Rupanya, bapak tersebut berjalan kaki pulang dari rumah sakit sambil menggendong jenazah anaknya.

Penyiar bernama Julius BroceBarellano itu kemudian berbagi video tentang bapak tersebut di Facebook.

Tak lama kemudian, video itu tersebar luas di media sosial dan berhasil mengumpulkan ribuan Likes dan komentar.

Tak hanya itu, bantuan dan sumbangan pun mulai mengalir dari netizen dan warga setempat setelah video itu diposting oleh Barellano.

Netizen membantu bapak tersebut membiayai pemakaman putranya, sementara yang lain menyumbang untuk keperluan yang lain.

Akhirnya bapak tersebut mampu memberikan penguburan yang layak bagi putranya. Semua itu berkat bantuan dari netizen dan warga setempat yang membantu bapak miskin yang bekerja sebagai penarik becak di desanya itu.

Beri Komentar