Turis Swiss Kepincut Pasar Banyuwangi

Reporter : Maulana Kautsar
Senin, 10 Juli 2017 19:48
Turis Swiss Kepincut Pasar Banyuwangi
Turis itu menyebut suasana Pasar Banyuwangi lebih indah dari Prancis.

Dream - Wisatawan asal Swiss, Theresa Osman Wata, mengaku sangat kagum sejak pertama kali menginjakkan kaki di Pasar Banyuwangi. Dia tertarik dengan suasana pasar yang penuh sesak dengan orang-orang yang berbelanja.

" Saya sering ke pasar, tapi tidak pernah menemukan sesuatu yang menarik seperti ini di Prancis. Indah sekali. Tak hanya transaksi jual beli saja tapi juga saling menanyakan kabar," kata Theresa.

Dalam kesempatan itu, Theresa juga mencari tahu beberapa jenis sayuran dan bumbu khas Indonesia. " Saya tahu ini jahe, kunyit, tapi ini apa saya tidak tahu?" ucap Theresa bertanya.

" Itu Kluwek biasa dipakai untuk memasak rawon," ujar pemandu wisata asal Bali, Nyoman Dana.

Theresa mengenali beberapa jenis sayuran di Pasar Tradisional Banyuwangi

Menurut Nyoman, dia sudah sering mengantarkan sejumlah turis ke pasar. Banyak dari turis-turis itu meminta untuk diantarkan ke pasar untuk sekadar berinteraksi dengan warga lokal ataupun berbelanja bumbu-bumbu masak untuk dibawa sebagai buah tangan.

" Biasanya rute turis ini dari Bali ingin mengunjungi Ijen. Tapi sebelumnya keliling-keliling kota dan mengunjungi pasar," katanya.

Dia pun melanjutkan blusukannya dan kembali bertanya mengenai sayur-sayuran serta bumbu dapur yang banyak di jual pedagang. " Saya tahu ini jahe, kunyit, tapi ini apa saya tidak tahu?" ujar Theresa dalam bahasa Inggris.

" Itu Kluwek biasa dipakai untuk memasak rawon," jawab Nyoman Dana.

Bupati Banyuwangi Azwar Anas dalam beberapa kesempatan menyebut spirit gotong royong tersebut dapat terlihat dari pasar tradisional. Para pedagang dan masyarakat tidak hanya terlibat dalam transaksi jual beli, namun juga terjadi interaksi gotong royong satu sama lain.

" Kalau di pasar, untuk pelanggan bisa utang dulu, bayarnya besok. Ini adalah salah satu contoh gotong royong. Ada solidaritas yang dibangun di pasar tradisional yang tidak kita temukan di pasar modern," ujar Anas.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More