Wacana Islam Nusantara Butuh Landasan Ilmiah

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 8 Juli 2015 11:15
Wacana Islam Nusantara Butuh Landasan Ilmiah
Sejumlah pakar menilai wacana Islam Nusantara membutuhkan kajian akademis agar wacana tersebut bisa diterapkan.

Dream - Polemik seputar Islam Nusantara berkembang selama beberapa bulan terakhir. Terjadi pro dan kontra mengenai hal itu.

Problematika itu muncul karena Islam Nusantara dianggap beberapa pihak malah mengotak-kotakan Islam. Menurut Pakar Kajian Timur Tengah Arwani Syaeroni, semangat Islam Nusantara bukan malah menjadikan Islam yang eksklusif.

" Justru inilah model dan ciri khas Islam di Indonesia," katanya.

Menurutnya, ke depan, wacana mengenai Islam Nusantara itu perlu diimbangi dengan kajian-kajian ilmiah. Sehingga, perdebatannya lebih terarah.

" Harus siap menginventaris landasan ideologis dan istilah-istilah yang akan memperkaya kajian Islam Nusantara," katanya.

Sejarawan Agus Sunyoto mengatakan Islam datang ke Nusantara dengan damai. Islam menurut penelitianya, sudah masuk melalui saudagar dan penjelajah dari Tiongkok pada abad ke-6.

" Sayang, jumlah mereka waktu itu masih sedikit," kata dia.

Dia pun menyinggung peran Wali Songo yang turut memperkaya khazanah Islam di Indonesia. Dia menuturkan, Wali Songo berupaya menjadikan Islam lebih ilmiah tanpa mengesampingkan tradisi lokal.

" Itu terlihat ketika Wali Songo membuat sistem penanggalan dan mengubah tata sosial masyarakat baru di Jawa," kata dia.

Dulu, sebelum deklarasi Islam Nusantara, Abdurahman Wahid sempat mengemukakan pendapatnya mengenai pribumisasi Islam. Yaitu, membumikan ajaran Islam pada budaya lokal. Sayang konsep itu berhenti.

Diskusi bertema 'Antara Tradisi Agama dan Agama Tradisi, Sebuah Ikhtiar Meneguhkan Islam Nusantara' yang digelar Selasa, 7 Juli 2015 itu menjadi bagian dari forum diskusi Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama yang akan dihelat di Jombang, Jawa Timur, 1-5 Agustus nanti.

Muktamar itu nantinya akan membawa tema penting, yakni 'Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia'.

Beri Komentar